KKB Papua

Ribuan Orang Papua Barat Lari ke Daerah Terpencil Papua Nugini untuk Mencari Keamanan

setidaknya dua ribu orang tercatat oleh kelompok-kelompok lokal telah melarikan diri dari konflik ke Papua Nugini

Editor: Agustinus Sape
Kompas.com/istimewa
Asap membubung dari sejumlah fasilitas umum yang dibakar anggota KKB Papua di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin 13 September 2021. 

Ribuan Orang Papua Barat Lari ke Daerah Terpencil Papua Nugini untuk Mencari Keamanan

POS-KUPANG.COM - Konflik bersenjata di Papua Barat antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB Papua) dan TNI dan Polri telah menyebabkan eksodus pengungsi ke salah satu bagian paling terpencil di negara tetangga Papua Nugini.

Titik nyala terbaru dalam konflik adalah di Kabupaten Pegunungan Bintang, di mana pasukan negara mengejar pejuang Tentara Pembebasan Papua Barat yang mereka tuduh atas serangan baru-baru ini terhadap petugas kesehatan di distrik Kiwirok.

Sejak kekerasan melonjak di Kiwirok bulan lalu, pasukan keamanan Indonesia telah menargetkan benteng desa yang diduga sayap militer Gerakan Papua Merdeka OPM.

Diberitakan media Selandia Baru, setidaknya dua ribu orang tercatat oleh kelompok-kelompok lokal telah melarikan diri dari konflik baik ke bagian lain Pegunungan Bintang atau menyeberang secara ilegal ke wilayah yang berdekatan melalui perbatasan internasional.

Ratusan orang telah melarikan diri ke Tumolbil, di sub-distrik Yapsie di provinsi PNG Sepik Barat, yang terletak tepat di perbatasan.

Baca juga: Teror KKB Papua Kian Gencar, Bupati Puncak Jaya Ungkap Strategi Jitu Hadapi KKB, Apa Itu?

Juru bicara OPM, Jeffrey Bomanak, mengatakan bahwa mereka yang melarikan diri dari operasi militer Indonesia, termasuk serangan helikopter, yang dia klaim telah menyebabkan kerusakan signifikan di sekitar 14 desa.

"Orang-orang kami, mereka tidak bisa bertahan dengan situasi itu, jadi mereka menyeberang ke sisi Papua Nugini.

"Saya sudah menghubungi jaringan saya, tentara kita dari OPM, TPN (Tentara Pembebasan). Mereka sudah mengkonfirmasi 47 keluarga di Tumolbil," kata Jeffrey Bomanak.

Seorang guru di Yapsie, Paul Alp, mengatakan dia melihat bukti gelombang masuk di Tumolbil minggu lalu.

“Sangat mudah untuk masuk ke Papua Nugini dari Indonesia. Ada gunung-gunung tetapi mereka tahu bagaimana berkeliling untuk mendaki gunung-gunung itu ke Papua Nugini.

"Ada jalur pejalan kaki," jelasnya, seraya menambahkan bahwa orang Papua Nugini terkadang menyeberang ke sisi Indonesia, biasanya untuk mengakses tingkat layanan dasar yang lebih baik.

Alp mengatakan orang Papua Barat yang datang ke Tumolbil tidak harus tinggal lebih dari seminggu atau lebih sebelum kembali ke sisi lain.

Dia dan orang lain di distrik terpencil mengkonfirmasi bahwa penyeberangan perbatasan ilegal telah terjadi selama bertahun-tahun, tetapi telah meningkat tajam sejak bulan lalu.

Selama beberapa dekade, kebijakan pemerintah PNG tentang pengungsi dari Papua Barat adalah menempatkan mereka di kamp-kamp perbatasan, yang utama adalah di Awin Timur di Provinsi Barat, dengan dukungan dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved