Berita Ende

Dilema Efek BBM Naik Sopir Angkot Tuntut Naikkan Tarif Tapi Kasihan Penumpang

Ratusan sopir angkot di Ende menggelar aksi mogok dengan parkir angkot di sepanjang Jl. El Tari Kota Ende

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI
Aksi mogok Sopir Angkot di Kota Ende, Selasa 26 Oktober 2021. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti

POS-KUPANG.COM, ENDE - Ratusan sopir angkot di Ende menggelar aksi mogok dengan parkir angkot di sepanjang Jl. El Tari Kota Ende hingga di halaman Kantor DPRD Ende, Selasa 26 Oktober 2021.

Aksi mogok ini sejak pagi sekitar pukul 08. 00 Wita hingga pukul 16.00 Wita, sebagai bentuk protes terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite yang tidak diimbangi dengan kenaikan tarif Angkot.

Mereka menuntut, jika harga BBM tidak diturunkan maka tarif Angkot mesti dinaikkan, sehingga mereka tidak merugi.

Para sopir Angkot kesal lantaran saat tiba di Kantor DPRD tidak ada anggota dewan yang menerima kedatangan mereka, sehingga mereka harus bertahan beberapa jam di halaman Kantor DPRD dan di jalan.

Baca juga: Sopir Angkot di Flotim Protes Perubahan Rute

Mereka sempat membuat keributan kecil dengan membuka musik di mobil dengan volume tinggi dan berjoget di halaman Kantor DPRD. Beruntung aksi para sopir ini berhasil diredam oleh anggota Satpol PP Ende yang berjaga kedatangan para sopir Angkot.

Dodi, perwakilan sopir Angkot, menerangkan, meraka berkomitmen tidak akan membuat keributan dalam aksi mereka hari ini. "Kami hanya ingin tolong pikir dengan pendapatan, nasib kami," tegasnya.

Dia menguraikan, sebelumnya, Angkot di Kota Ende, sebagian besar bahkan hampir semua menggunakan premium yang harganya berkisar Rp. 6. 000 - Rp. 6.400 per liter.

"Tapi premium kan sudah tidak ada lagi, jadi kita pindah ke pertalite, harganya, mahal Rp. 7.250 per liter. Kalau tarif angkot tidak naik, jelas kami kan rugi," keluhnya.

Dia merincikan tarif angkot saat ini berlaku di Kota Ende, untuk pelajar dan mahasiswa Rp. 2.000, masyarakat umum, Rp. 3.500. Namun, lanjutnya, meraka kadang memaklumi kondisi ekonomi masyarakat, sehingga mereka tidak menerapkan secara tegas tarif Angkot.

Baca juga: Aksi Mogok di Jalan El Tari - Kantor DPRD Ende, Ini Permintaan Dodi

"Biasanya, masyarakat umum bayar juga hanya Rp. 2.000, atau hanya Rp. 3.000, kadang juga, dua orang, Rp. 5.000," ungkapnya. Menurutnya, kondisi hari ini harga Pertalite naik, membuatnya dilema, di satu sisi mereka rugi, di sisi lain, masyarakat juga pasti kena dampak kalau tarif Angkot naik.

Ceaser Nonga Sambut Para Sopir

Sekitar pukul 14.00 Wita, mereka diajak oleh Julius Cesar Nonga, Ketua Komisi II ke ruang Komisi. "Mohon maaf tadi kami kebetulan didatangi para pedagang dari Pasar Wolowona, bicara kesemerawutan pasar Wolowona, jadi bukannya kami mengabaikan," kata Nonga.

Beberapa saat kemudian hadir dari unsur pemerintah yakni Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Ende, Mustaqim Mberu didampingi oleh Kepala Bidang Perhubungan Darat, Zainudin Ismail dan Kepala Bagian Ekonomi Setda Ende, Kabag Ekonomi, Abdullah Gani Gere Wara.

Kletus, salah satu sopir Angkot yang dipercayakan berbicara dalam kesempatan itu, menegaskan para sopir Angkot merugi lantaran harga Pertalite naik sementara tarif Angkot tetap.

"Dulu kami pakai premium harganya, Rp. 6.400. Karena premium ditiadakan, maka kami terpaksa pakai Pertalite. Dulu harganya Rp. 6.850, lalu sudah satu bulan terakhir ini, naik Rp. 400, jadi harganya, Rp. 7.250," kata Kletus.

Pertamina Tidak Merespon 

Pihak Pertamina tidak merespon aksi mogok para sopir. Dishub dan DPRD sudah menghubungi, namun tidak dijawab. "Mungkin mereka masih sibuk," kata Kadis Perhubungan, Mustaqim Mberu.

POS-KUPANG.COM, juga beberapa sejak pagi dalam jam yang berbeda menghubungi pihak Pertamina, namun hingga berita ini diturunkan, pihak Pertamina belum merespon.
 

Kepala Dinas Perhubungan Ende, Mustaqim Mberu, dalam kesempatan itu, menerangkan sampai saat ini belum ada pemberitahuan resmi dari pihak Pertamina terkiat kenaikan harga Pertalite.

Menurutnya, jika sudah ada pemberitahuan resmi dari pihak Pertamina, maka pihaknya bisa selanjutnya membicarakan soal penyesuaian kenaikan tarif. "Tapi sampai saat ini belum ada pemberitahuan resmi dari pihak Pertamina," tegas Mustaqim.

Wara, Kepala Bagian Ekonomi Setda Ende, menerangkan bahwa pihak Pertamina sudah menemui Pemkab Ende menyampaikan bahwa premium secara bertahap tidak digunakan lagi. Penghapusan Premium dikemas dalam program langit biru.

Sementara soal harga Pertalite, Wara membenarkan, ada kenaikan, kendati belum ada pemberitahuan resmi dari pihak Pertamina. Menurutnya, kenaikan ini juga dilakukan bertahap hingga mencapai harga Rp. 7.650 per liter tanpa subdisi.

Menurutnya, Pemerintah Daerah dalam soal BBM hanya punya ruang soal pengendalian dan pengawasan distribusi BBM, hal lain, merupakan kewenangan mutlak Pertamina.

Ketua Komisi II DPRD Ende, Yulius Cesar Nonga menegaskan, pihaknya akan memperjuangkan aspirasi para sopir Angkot sehubungan dengan penyesuaian tarif Angkot. "Hal penting surat resmi yang menjadi acuan sudah kita dapatkan,” ungkapnya.
 

Menariknya, di tengah aksi mogok para tukang ojek kebanjiran penumpang. Pantauan POS-KUPANG.COM, beberapa pangkalan Ojek di Kota Ende tampak sepi karena sibuk mencari dan mengantar penumpang.

"Kami tau hari ini ada mogok, makanya keliling dapat banyak penumpang. Hari ini saja baru setengah hari, saya dapat 200 ribu. Tadi ada muat penumpang dan juga barang," ungkap Ardy (31), salah satu tukang ojek.

Di Pasar Mbongawani, yang biasanya ramai dengan lalu lintas Angkot, hari ini, sepi. Warga/penumpang yang membawa banyak barang terpaksa harus menyewa dua tukang ojek sekaligus.

"Tadi pagi ke sini masih pakai Angkot tapi tadi pas mau pulang, sekitar jam 10 tidak ada Angkot, yah mau bagaimana, pakai ojek. Saya pakai dua, satu bawa beras, sayur, satunya muat saya," kata Yunita usai belanja di Pasar Mbongawani.

Di Halte Jl. Gatot Subroto, banyak warga menunggu Angkot. Ketika tau bahwa ada aksi mogok, mereka pun memilih untuk memakai jasa tukang ojek.

Sementara itu, sejumlah warga yang diwawancarai POS-KUPANG.COM di Pasar Wolowona, mengaku cemas jika tarif angkot dinaikkan terlalu tinggi. Mereka berharap kenaikan tidak terlalu signifikan.

"Sebenarnya, dengan situasi kita ekonomi begini, normal saja sudah kewalahan. Tapi Kasihan juga para sopir. Yang terbaiklah keputusannya. Kalau naik jangan terlalu mahal juga," ujar Irma, salah satu warga.  (*)

Baca Berita Ende Lainnya

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved