Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 17 Oktober 2021, Minggu Biasa XIX: Pelayan Kecil
Menemukan seseorang yang ramah bersahabat, melayani dengan sungguh dan berjiwa penolong bukanlah satu hal yang mudah.
Renungan Harian Katolik Minggu 17 Oktober 2021, Minggu Biasa XIX: Pelayan Kecil (Luk 10: 35-45)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Pada sebuah malam saat hujan badai, ada seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia untuk mendapatkan tempat bermalam dan menghindari hujan badai yang lebat.
Di Philadelphia saat itu sedang ramai dengan 3 acara besar sehingga semua kamar hotel penuh.
Akan tetapi, si resepsionis hotel yang ramah menawarkan kamarnya yang sederhana kepada pasangan tua itu untuk bermalam.
Mereka dapat beristirahat dan menghindari hujan badai. Pasangan tua ini sangat terkesan dengan pelayanan sang resepsionis.
Pasangan tua itu sepakat bahwa pelayan yang sangat membantu ini sungguh sesuatu yang langka.
Menemukan seseorang yang ramah bersahabat, melayani dengan sungguh dan berjiwa penolong bukanlah satu hal yang mudah.
Dua tahun kemudian, pasangan tua ini mengundang si resepsionis itu ke New York.
Pasangan tua ini bertemu dan membawa dia ke sudut Fifth Avenue and 34th Street.
Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah di sana, sebuah istana dengan warna kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit dan mengatakan bahwa itu adalah hotel yang dibangun olehnya untuk dikelola si resepsionis.
Tempat megah tersebut adalah Waldorf-Astoria Hotel. Suatu hotel yang sangat mewah di Manhattan, New York, Amerika Serikat.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 17 Oktober 2021: Virtus Praemium est Optimum
George Karl Boldt yang lahir di Jerman pada 25 April 1851 adalah si resepsionis hotel kecil yang selalu melayani dengan sepenuh hati.
Kini ia menjadi manajer pertama Waldorf-Astoria Hotel dan menjadikannya sebagai salah satu hotel yang sangat terkenal di seluruh dunia.
“Siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” (Mrk 10: 43).
Tuhan memberikan teladan melayani dengan membasuh kaki murid-murid-Nya.
Dia selalu mengingatkan kita agar memiliki hati dan sikap melayani.
Teladan Yesus mengingatkan kita agar memiliki hati yang siap melayani dengan tulus dan sunguh-sungguh sehingga orang yang kita layani dapat merasakan kebaikan Tuhan.
Pelayanan yang tampak kecil dan sederhana di mata manusia tetapi ketika dilakukan dengan hati yang tulus, akan menjadi hal yang sangat membahagiakan Tuhan dan sesama.
Tuhan bilang sederhana saja: yang terbesar adalah hati yang selalu melayani dengan sungguh-sungguh dengan kerendahan hati seorang hamba.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 16 Oktober 2021: Setia Bersaksi
Seorang pelayan Tuhan adalah hamba.
Dalam bahasa Yunani, kata Doulos yang berarti budak adalah orang yang mengabdikan diri dan menyerahkan hak hidup pada Allah karena Dia telah membelinya (1Ptr 1:18-19).
Pada zaman Perjanjian Baru, seorang budak yang telah dibeli tuannya tidak lagi memiliki hak atas dirinya.
Kehidupan si budak menjadi milik sepenuhnya sang tuan.
Tujuan hidupnya hanya satu: melakukan kehendak tuannya, kecuali ia mampu menebus dirinya sendiri untuk menjadi orang merdeka.
Selama menjadi budak, satu-satunya kebahagiaan adalah melayani tuan dengan tulus. Budak tidak berbangga atas pelayanannya karena memang itulah kewajibannya.
Tuhan member pesan sederhana: setiap murid-Nya dipanggial untuk rela melayani dan menghamba, bukan mencari pengakuan dan penghargaan manusia.
Melayani bukan berarti memenuhi jadwal pribadi dengan beragam pelayanan tapi kerelaan merendahkan hati dan menempatkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan Allah dan kebutuhan sesama.
Selalu akan hadir godaan dalam diri untuk memegahkan diri saat melakukan pelayanan.
Tuhan ingatkan bahwa kita diundang untuk melayani-Nya dan sesama dengan hati seorang hamba, bukan mencari popularitas pribadi dan membesarkan nama kita sendiri.
Pelayan adalah orang yang rela. Melayani adalah masalah hati. Energi dan semangat yang sangat dahsyat berasal dari kerelaan hati untuk melayani.
Salah satu contoh orang yang memiliki kerelaan hati yang sangat luar biasa adalah Bunda Teresa dari Calcutta, India.
Ia melayani, mendekap, dan memeluk dengan kasih orang-orang miskin, telantar dan sakit kusta semasa hidupnya.
Bunda Teresa telah menjadikan pelayanan sebagai panggilan Tuhan dan gaya hidup.
Dalam buku yang berjudul: Mother Teresa in My Own Words (2005) penulis kutip ucapan Mother Teresa yang berbunyi: Without a spirit of sacrifice, without a life of prayer, without an intimate attitude of penance, we would not be capable of carrying out our work.
Kalimat tersebut begitu indah dan memberi kesan mendalam.
Hati yang rela adalah hati yang didorong ketimbang dipaksa, melaksanakan bukan mencari dalih, dan mencari kesamaan sudut pandang, bukan perbedaan.
Hati yang selalu siap berbagi, kapan saja, entah baik atau tidak baik waktunya.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 17 Oktober 2021:

Bacaan 1: Yesaya 53:10-11
Jika ia menyerahkan dirinya sebagai kurban silih, ia akan melihat keturunannya, dan umurnya akan lanjut
Tuhan berkehendak meremukkan hamba-Nya dengan pengalaman.
Tetapi apabila ia menyerahkan dirinya sebagai kurban penebus silih, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana karena dia.
Setelah itu jiwanya, saya akan melihat terang dan menjadi puas.
Sebab Tuhan berfirman: Hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka di pikul.
Demikian Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan: 33:4-5.18-19.20.22
Refr.: Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan
1. Sebab Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu yang dikerjakan-Nya dengan kesetiaan, Ia senang terhadap keadilan dan hukum; bumi penuh kasih setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa dari mereka dari dan memelihara hidup mereka pada masa yang akan datang.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan. Dialah Penolong kita dan perisai kita! Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
Bacaan 2: Ibrani 4:14-16
Marilah kita hadapi takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian
Saudara-saudara, kita sekarang memiliki seorang Imam Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
Sebab Imam Agung yang kita punya, imam agung yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita.
Sebaliknya Ia sama dengan kita!
Saya telah mencobai, hanya tidak berbuat dosa.
Karena itu marilah kita menghadapi takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian sehingga kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya.
Demikian Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil: Markus 10:45
Anak manusia datang untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang
Bacaan Injil: Markus 10:35-45
Anak manusia datang untuk melayani dan untuk memberanikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang
Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!"
Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?"
Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu."
Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta.
Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?"
Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima.
Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya.
Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan."
Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes.
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
Dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Demikianlah Sabda Tuhan
Terpujilah Kristus