Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 16 Oktober 2021: Setia Bersaksi
Banyak orang lebih suka hidup dalam kemunafikan. Mereka tidak jarang menyembunyikan hal-hla yang buruk dalam sandiwara hidupnya.
Renungan Harian Katolik Sabtu 16 Oktober 2021: Setia Bersaksi (Luk 12: 8-12)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Omong tentang sesuatu yang baik dan benar tidaklah selalu menyenangkan.
Banyak orang lebih suka hidup dalam kemunafikan. Mereka tidak jarang menyembunyikan hal-hla yang buruk dalam sandiwara hidupnya.
Ketika yang “tersembunyi” itu dibuka, ada gelombang keterkejutan yang biasanya diikuti marah, dendam dan kekerasan.
Bisa berupa pengucilan dalam relasi sosial (biasanya dalam komunitas permisif), penganiayaan dan bahkan pembunuhan.
Kemartiran dalam sejarah gereja perdana dan kasus-kasus kemanusiaan telah menjadi fakta sejarah.
Tuhan Yesus jauh-jauh hari sudah mengingatkan kita akan hal ini.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 15 Oktober 2021: Ragi
Setiap pengikut-Nya yang hidup benar akan mengalami risiko dihadapkan kepada penguasa, majelis dan pemerintahan (Luk 12: 11).
Kita tentu merasa takut, atau sekurang-kurangnya gentar mendengarkan ramalan Tuhan ini. Apalagi kita membayangkan Tuhan saja begitu tragis mengalami penderitaan pada Jumat Agung.
Tubuh Tuhan yang suci saja dilukai dengan kekerasan yang sadis. Jumlah mereka sangat banyak dan berjejaring. Mereka punya kuasa dan uang.
Kekerasan bukan hal tabu bagi mereka, termasuk dengan jalan membunuh.
Darah musuh halal ditumpahkan dalam pandangan mereka. Betapa kejam kemanusiaan. Tapi apakah kita mesti menyerah kalah pada kejahatan?
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 15 Oktober 2021: Floating Mass
Apakah kita begitu mudah ditaklukkan oleh teror kejahatan dan kekerasan dengan risiko menumbalkan kebaikan dan kebenaran yang kita timba dari kekayaan Sabda Tuhan?
Justru inilah memon krusial bagi kita untuk bersaksi. Bahwa kita sungguh membawa Kabar Baik. Bahwa kasih dan pengampunan pasti akan mengalahkan kebencian dan permusuhan.
Bahwa bagaimanapun kejahatan tidak akan pernah mampu mengalahkan kebaikan dan kebenaran.
Bahkan iman kepada Tuhan jauh lebih bernilai daripada sebuah teror ketakutan yang fana dari mulut orang-orang yang hanya menjadi badut iblis dan budak kejahatan.
Bahwa kita memiliki “seseorang” yang telah menunjukkan kesetiaan menderita di bawah tindihan salib untuk memenangkan kebenaran dan kebaikan.
Bahwa kesetiaan bertahan dalam salib adalah investasi keabadian.
Tuhan bersabda,”Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah” (Luk 12: 8).
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 13 Oktober 2021: Sabda Celaka
Kata-kata Tuhan ini menjadi energi spiritual yang menggerakkan kita untuk mengalahkan ketakutan manusiawi.
Tuhan memberi kekuatan spesial agar kita tidak khawatir menghadapi tantangan iman seberat apa pun: “Roh Kuduslah yang akan mengajar kamu” (Luk 12: 12).
Kesaksian model apa yang bisa kita hadirkan di zaman yang semakin menantang iman ini?
Iman mesti membuka mata kita untuk lebih peka membaca tanda-tanda zaman yang semakin brutal ini.
Iman tidak boleh membuat kita menjadi manusia fundamentalis yang mengagungkan Tuhan bahkan sesumbar membela Tuhan.
Gus Dur bilang, Tuhan tidak perlu dibela. Yang mesti kita bela adalah sesama kita yang lemah dan tertindas di hadapan segelintir budak iblis yang memanipulasi agama sebagai jalan untuk memusuhi sesama yang berbeda ideologi dan keyakinan agama.
Sikap yang paling tepat adalah bekerja sama dalam keterlibatan nyata bersama semua orang yang berkehendak baik untuk membangun persaudaraan insani.
Semakin kita dimusuhi karena berbuat baik, kita harus semakin menaburkan kasih tulus.
Sikap ini telah diteladankan oleh Paus Fransiskus yang bertemu pemimpin agama Islam di Uni Emirat Arab beberapa waktu lalu.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 15 Oktober 2021: Peringatan St. Teresia dari Avilla: Takut Akan Tuhan
Intinya, kita tidak melihat perbedaan agama sebagai sesuatu yang memisahkan, tetapi kita justru saling meneguhkan lewat gerakan-gerakan kemanusiaan yang menjadi titik temu dari semua ajaran agama.
Ketika kemanusiaan menjadi titik temu, kebenaran dan kebaikan akan menjadi sumber kebahagiaan semesta.
Kita hanya dituntut menjadi saksi yang setia sampai akhir. *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 16 Oktober 2021:

Bacaan 1: Roma 4:13.16-18
Tidak ada dasar untuk berharap, Abraham berharap dan percaya
Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat, Abraham dan keturunannya diberi janji bahwa mereka akan memiliki dunia, melainkan karena kebenaran atas dasar iman.
Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka.
Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi semua keturunannya, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, melainkan juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham.
Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua seperti ada tertulis, “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapak banyak bangsa.”
Kepada Allah Itulah Abraham percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang dengan sabda-Nya menciptakan yang tidak ada menjadi ada.
Sebab tidak ada dasar untuk berharap, Abraham berharap dan tidak percaya, ia akan mengatakan bahwa ia akan mengatakan banyak bangsa, karena Allah telah membacakan banyak bangsa,
Demikian Sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan: 105:6-9.42-43
Refr.: Selamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.
1. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya!! Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
2. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; berjanji yang berjanji-Nya dengan Abraham, dan sumpah-Nya kepada Ishak.
3. Karena Tuhan ingat firman-Nya yang kudus, yang disampaikan-Nya kepada Abraham, hamba-Nya. Ia menuntun umat-Nya keluar dengan kegirangan, dan orang-orang pilihan-Nya dengan sorak-sorai.
Bacaan Injil : Lukas 12:8-12
Roh Kudus akan menentukan apa yang harus kamu katakan
Sekali peristiwa Yesus diakui oleh murid-murid-Nya, “Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, akan dipersembahkan oleh Anak Manusia di depan para malaikat Allah.
Tetapi siapa yang menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal pula di depan para malaikat Allah.
Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni.
Tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, tidak akan diampuni.
Jika kalian memberikan kepada majelis atau pemerintah, atau penguasa, janganlah kalian khawatir bagaimana dan apa yang harus kalian katakan untuk membela dirimu.
Karena pada saat itu juga Roh Kudus akan menetapkan apa yang harus kalian katakan.”
Demikianlah Sabda Tuhan
Terpujilah Kristus