Laut China Selatan
Laut China Selatan: Putin Beritahu Taiwan Kebenaran yang Tidak Nyaman tentang Kemampuan China
Ketika ancaman perang membayangi selat Taiwan, dikatakan bahwa China "tidak perlu menggunakan kekuatan" untuk mengambil alih Taiwan.
Ketegangan Laut China Selatan: Putin Beritahu Taiwan Kebenaran yang Tidak Nyaman tentang Kemampuan China
POS-KUPANG.COM - Ketika ancaman perang membayangi selat Taiwan, dikatakan bahwa China "tidak perlu menggunakan kekuatan" untuk mengambil alih Taiwan.
Komentar Putin datang bahkan ketika China meningkatkan tampilan kekuasaan atas Taiwan dengan mengirim pesawat tempur ke zona penyangga Taiwan.
Presiden Rusia, yang dilaporkan memiliki hubungan yang kuat dengan China, mengatakan: "Saya pikir China tidak perlu menggunakan kekuatan. China adalah ekonomi yang sangat kuat, dan dalam hal paritas pembelian, China adalah ekonomi nomor satu di dunia ke depan. Amerika Serikat sekarang."
"Dengan meningkatkan potensi ekonomi ini, China mampu mengimplementasikan tujuan nasionalnya. Saya tidak melihat adanya ancaman," tambahnya.
Dia berbicara kepada Hadley Gamble dari CNBC pada konferensi Pekan Energi Rusia di Moskow pada hari Rabu 13 Oktober 2021.
Pekan lalu, Presiden China Xi Jinping berjanji untuk menyatukan kembali negara kepulauan yang dikelola secara demokratis dengan China melalui cara damai.
Taiwan, pada bagiannya, bersumpah untuk membela negara itu dan memperingatkan bahwa rakyat Taiwan tidak akan tunduk pada tekanan.
Baca juga: China Ingin Kuasi Taiwan dengan Kekuatan Militer Tapi Takut Serang Duluan,Tentara China Ketahuan ini
Putin juga menyinggung situasi tegang di Laut China Selatan, dengan mengatakan sikap Rusia adalah bahwa tidak boleh ada campur tangan dari kekuatan non-regional.
“Mengenai Laut China Selatan, ya, ada beberapa kepentingan yang saling bertentangan, tetapi posisi Rusia didasarkan pada kenyataan bahwa kita perlu memberikan kesempatan kepada semua negara di kawasan itu, tanpa campur tangan dari kekuatan non-regional, untuk melakukan percakapan yang tepat berdasarkan norma-norma dasar hukum internasional," katanya.
Rusia telah mempertahankan sikap netral terhadap klaim China di perairan yang disengketakan.
Beijing mengklaim sebagian besar Laut China Selatan yang kaya sumber daya di bawah aturan "sembilan garis putus-putus".
Namun, negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Filipina belum menyetujui klaim tersebut.
Putin menambahkan bahwa negosiasi dapat menyelesaikan argumen.
“Itu harus menjadi proses negosiasi, begitulah cara kita menyelesaikan argumen apa pun, dan saya yakin ada potensi untuk itu, tetapi sejauh ini belum sepenuhnya digunakan,” tambahnya.