Berita Kota Kupang
Bantuan Mulai Mengalir Bagi Bayi Penderita Hidrosefalus di Kupang
Semoga cucu saya suatu saat bisa sembuh. Dia mengerti apa yang kita omong tapi Dia tidak bisa balas
Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
Diberitakan sebelumnya, Yuanita Banamtuan terbaring tak berdaya dalam sebuah kontrakan reot berukuran 3x3 meter, di jalan Suratim, RT 05 RW 13, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Balita malang berusia empat tahun itu menderita Hidrosefalus atau penumpukan cairan dalam rongga fertikel otak.
Yuanita diasuh sendiri oleh sang nenek Yane Selan (65), setelah ditinggal merantau oleh ayah dan ibunya yang kini tak lagi berkabar sejak Yuanita berusia satu tahun.
Tiga bulan terakhir ibu kandung Yuanita sudah tidak memberi kabar, serta menafkahi dia dan neneknya.
Kehidupan nenek Yane Selan dan bocah Yuanita Banamtuan sungguh memperihatinkan.
Mereka berdua bergantung pada belas kasih kerabat, serta tetangga.
Baca juga: 107 Pasien Covid-19 di Kota Kupang Sedang Dalam Perawatan
Dengan berurai air mata, nenek Yane menceritakan kisah pilu Balita Yuanita.
"Waktu lahir Dia (Yuanita) normal tapi kepala lembek seperti tidak ada tulang," kata Yane, Sabtu (9/10/2021).
Saat Yuanita berumur dua bulan, ukuran kepalanya mengalami perubahan.
"Dia menangis terus dan kepalanya mulai tambah besar," ungkap nenek Yane.
Karena tidak memiliki biaya, sakit yang diderita bayi Yuanita tidak segera ditangani.
"Setiap saat kepalanya tambah besar. Dia tidak bisa duduk, hanya tidur saja dan digendong saja," ujar Yane.
Berbekal surat keterangan tidak mampu, bayi Yuanita pernah dioperasi pada tahun 2020.
Baca juga: Warga Kota Kupang Jangan Eforia Kasus Covid-19 Belum Berakhir
Namun setelah itu tidak dilakukan perawatan lanjutan, lagi-lagi ketiadaan biaya.
"Untuk makan saja kami susah pak, apalagi untuk berobat," ujar nenek Yane sambil menitikan air mata.