Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 6 Oktober 2021: "Datanglah Tuhan!"

Kalau dicermati, sesungguhnya rumusan kata itu mengungkapkan permohonan kita kepada Tuhan. Permohonan apa? 

Editor: Eflin Rote
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

DATANGLAH TUHAN!
Lukas 11:1-4
Rabu, 06 Oktober 2021

Kemarin ada seorang curhat kepada saya “Mo, kenapa doa saya koq tidak pernah dikabulkan Tuhan?” Lebih lanjut dia bilang, “Kenapa saya minta yang positif dan baik, tetapi selalu diberi yang negatif melulu ... sebel deh!“

Saat saya coba tanggapi bahwa mungkin Tuhan punya pikiran dan penilaian lain, dia malah nyeletuk, “Masa sih, mo?“

Saya cuma bisa terdiam. Dia kemudian bertanya, "Bagaimana saya harus berdoa ya? Saya harus ngomong apa biar dikabulkan?“ 

Giliran saya nyeletuk menjawab sekenanya, “Tanyalah aja sendiri kepada Tuhan!“

Saya tidak tau apakah temanku ini mau bertanya kepada Tuhan. Seandainya dia bertanya, saya yakin jawaban Tuhan lebih kurang seperti ini, “Apabila kamu berdoa, katakanlah … “ (Luk 11:2).

Lalu menyusullah sederetan rumusan yang benang emasnya dapat ditelusuri dalam sejumlah kata yakni: “dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya, ampunilah kami akan dosa kami, dan jangan membawa kami ke dalam pencobaan“ (Luk 11:3-4).

Dalam Injil Matius, dilengkapi dengan kata “lepaskanlah”.

Kalau dicermati, sesungguhnya rumusan kata itu mengungkapkan permohonan kita kepada Tuhan. Permohonan apa? 

Permohonan agar istri hamil dan mendapatkan anak? Permohonan agar suami dapat promosi naik pangkat? Permohonan agar usaha catering yang baru dirintis maju?

Dalam kitab Wahyu (22:20 ), tercantum doa Kristen kuno , “Datanglah Tuhan Yesus !”

Pada masa Adven, kita sering bernyanyi, ”datanglah ya Tuhan, datanglah … !

Dengan berdoa atau menyanyikannya, kita benar-benar merindukan saat datangnya Tuhan; kita bermohon kedatangan-Nya.

Maka, rumusan doa yang diajarkan Tuhan yang kita kenal sebagai doa “Bapa Kami“ itu, mesti dipahami dari sudut kata ‘datanglah’

"Datanglah Tuhan" untuk memberi makanan! Datanglah Tuhan untuk mengampuni! Datanglah Tuhan untuk melepaskan saya dari si jahat!

Ketiga permohonan ini jelas-jelas menyangkut kebutuhan kita tiap hari.

Namun sama halnya dengan dua permohonan awal, yakni: Datanglah Tuhan supaya dunia mengakui kekudusan-Mu! Datanglah Tuhan supaya kerajaan-Mu tegak di bumi!

Nah ... kalau kita mendoakan “Bapa Kami“ dengan pemahaman ini, maka doa ini akan menjadi doa rindu kita yang tak berkesudahan. Hidup kita akan menjadi masa rindu untuk terus-menerus menyambut kedatangan Tuhan. Hanya kedatangan Tuhan yang kita damba, yang kita harapkan.

Coba kita bermenung sejenak! Kita hanya mendapatkan promosi, pekerjaan, kesehatan; atau, Tuhan datang kepada kita, ke dalam hidup kita, ke tengah keluarga kita?

Pengalaman membuktikan bahwa di saat kita mengalami tak lagi punya harapan, justru kita merindukan Tuhan. Tatkala para dokter angkat tangan, bukankah yang kita harapkan kehadiran dan jamahan tangan Tuhan yang menenangkan kita?

Hanya kedatangan Tuhan-lah yang mestinya saya doakan tiap hari, tiap kali, tiap saat. Kedatangan Tuhan-lah menjadi isi doa kita. Ini isi doa yang jauh lebih penting dan berharga dari semua permohonan lain.

Tuhan datang dan ada bersama kita, maka Ia akan memberi rezeki, mengampuni kita, dan membebaskan kita dari segala pencobaan.

Secara pribadi, saya berusaha memahani pesan mendasar ini dengan mengingat kembali pengalaman sederhana.

Saat hari ulang tahun mamaku dulu, kutelp dan kuucapkan "selamat". Terkadang kukirimkan kado kecil buatnya. Tapi kata-katanya seakan menyentu hatiku dan menyadarkanku, "Kapan datang lihat mama?"

Kus Aliandu, Pr

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved