Tips Sehat
Gejala dan Penyebab Sindrom Ekstrapiramidal, Penyakit yang Ganggu Saraf Otak
Gejala dan Penyebab Sindrom Ekstrapiramidal, Penyakit yang Ganggu Saraf Otak
Obat-obatan antipsikotik generasi pertama meliputi:
- Klorpromazin
- Haloperidol
- Levomepromazin
- Tioridazin
- Trifluoperazin
- Perfenazin
- Flupentixol
- Flufenazin
Obat antipsikotik generasi kedua meliputi:
- Klozapin
- Risperidon
- Olanzapin
- Quetiapine
- Paliperidon
- Aripiprazole
- Ziprasidon
Adapun faktor lain yang dapat memperbesar risiko terkena sindrom ekstrapiramidal, seperti:
- Berusia 40 tahun ke atas
- Konsumsi obat yang tidak teratur
- Konsumsi obat bersamaan dengan obat antidepresan atau antikejang
- Memiliki gangguan parkinson
Gejala
Gejala umum sindrom ekstrapiramidal menurut Verywell Mind di antaranya:
- Akathisia, kondisi ini membuat penderita merasa gelisah sehingga sulit untuk duduk atau diam.
Gejalanya termasuk mengetuk jari, menyilangkan kaki, dan aktivitas lain yang tidak dikehendaki.
- Dystonia, yaitu ketika otot-otot tanpa sadar berkontraksi dan berkerut. Ini dapat menyebabkan posisi atau gerakan yang menyakitkan.
- Parkinsonisme, kondisi ini membuat pengidap merasakan gejala mirip parkinson, tetapi gejala disebabkan oleh obat-obatan, bukan penyakit.
Gejala yang umum terjadi di antaranya tremor, proses berpikir lebih lambat, gerakan lebih lambat, otot kaku, kesulitan berbicara, dan wajah kaku.
- Diskinesia tardif, yaitu ketika pengidap tidak bisa mengendalikan mimik wajah, seperti mengunyah, menjilat bibir, menjulurkan lidah, atau mengedipkan mata berulang kali.
Lekas hubungi dokter atau layanan kesehatan terdekat jika mengalami gejala di atas, terlebih penderita sedang dalam konsumsi obat antipsikotik.
Diagnosis
Dokter akan bertanya terkait gejala yang dirasakan. Selain itu dokter juga akan melihat sendiri seperti apa gejala yang timbul.
Diagnosis umumnya menggunakan skala evaluasi, seperti skala gejala ekstrapiramidal yang diinduksi obat (DIEPSS) atau skala peringkat gejala ekstrapiramidal (ESRS).