Tips Sehat

Gejala dan Penyebab Sindrom Ekstrapiramidal, Penyakit yang Ganggu Saraf Otak

Gejala dan Penyebab Sindrom Ekstrapiramidal, Penyakit yang Ganggu Saraf Otak

Editor: Eflin Rote
monsitj
Apa Itu Sindrom Ekstrapiramidal? Kenali Gejala dan Penyebab Penyakit yang Ganggu Saraf Otak Ini 

Obat-obatan antipsikotik generasi pertama meliputi:

  • Klorpromazin
  • Haloperidol
  • Levomepromazin
  • Tioridazin
  • Trifluoperazin
  • Perfenazin
  • Flupentixol
  • Flufenazin

Obat antipsikotik generasi kedua meliputi:

  • Klozapin
  • Risperidon
  • Olanzapin
  • Quetiapine
  • Paliperidon
  • Aripiprazole
  • Ziprasidon

Adapun faktor lain yang dapat memperbesar risiko terkena sindrom ekstrapiramidal, seperti:

- Berusia 40 tahun ke atas

- Konsumsi obat yang tidak teratur

- Konsumsi obat bersamaan dengan obat antidepresan atau antikejang

- Memiliki gangguan parkinson

Gejala

Gejala umum sindrom ekstrapiramidal menurut Verywell Mind di antaranya:

  • Akathisia, kondisi ini membuat penderita merasa gelisah sehingga sulit untuk duduk atau diam.

Gejalanya termasuk mengetuk jari, menyilangkan kaki, dan aktivitas lain yang tidak dikehendaki.

  • Dystonia, yaitu ketika otot-otot tanpa sadar berkontraksi dan berkerut. Ini dapat menyebabkan posisi atau gerakan yang menyakitkan.
  • Parkinsonisme, kondisi ini membuat pengidap merasakan gejala mirip parkinson, tetapi gejala disebabkan oleh obat-obatan, bukan penyakit.

Gejala yang umum terjadi di antaranya tremor, proses berpikir lebih lambat, gerakan lebih lambat, otot kaku, kesulitan berbicara, dan wajah kaku.

  • Diskinesia tardif, yaitu ketika pengidap tidak bisa mengendalikan mimik wajah, seperti mengunyah, menjilat bibir, menjulurkan lidah, atau mengedipkan mata berulang kali.

Lekas hubungi dokter atau layanan kesehatan terdekat jika mengalami gejala di atas, terlebih penderita sedang dalam konsumsi obat antipsikotik.

Diagnosis

Dokter akan bertanya terkait gejala yang dirasakan. Selain itu dokter juga akan melihat sendiri seperti apa gejala yang timbul.

Diagnosis umumnya menggunakan skala evaluasi, seperti skala gejala ekstrapiramidal yang diinduksi obat (DIEPSS) atau skala peringkat gejala ekstrapiramidal (ESRS).

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved