Salam Pos Kupang

Dua Profesor Baru

Universitas Nusa Cendana Kupang kembali mengukuhkan dua Professor atau Guru Besar baru dibidang peternakan dan pertanian

Editor: Kanis Jehola
Dok Pos-Kupang.Com
Logo Pos Kupang 

POS-KUPANG.COM- Universitas Nusa Cendana Kupang kembali mengukuhkan dua Professor atau Guru Besar baru dibidang peternakan dan pertanian. Dan yang menarik keduanya, adalah sosok perempuan.

Kedua Guru Besar tersebut adalah Prof. Dr. Ir. Wilmientje Marlene Nalley, MS sebagai Guru Besar Bioteknologi Peternakan dan Ilmu Reproduksi Ternak pada Fakultas Peternakan (Fapet) dan Prof. Ir. Lince Mukkun, MS., Ph.D sebagai Guru Besar Teknologi Pascapanen pada Fakultas Pertanian (Faperta).

Kedua Profesor perempuan ini secara khusus menekuni keahlian di bidang masing-masing baik untuk peningkatan jumlah ternak maupun ketersediaan bahan pangan lokal untuk menigkatkan ketahanan pangan masyarakat NTT.

Prof. Wilmientje Marlene Nalley pada saat pengukuhan membawakan orasi ilmiah berjudul "Pemanfaatan Hipofisis Limbah Rumah Potong Hewan sebagai Sumber Hormon Alamiah untuk Meningkatkan Kinerja Reproduksi Ternak".

Sementara Prof. Lince Mukkun, yang merupakan Guru Besar perempuan pertama di Faperta, sekaligus Guru Besar ke-6 di Faperta, dalam orasi ilmiah yang disampaikan pada acara pengukuhan ini adalah "Peranan Teknologi Pascapanen dalam Menekan Kehilangan Pangan dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Pangan Masyarakat".

Pengukuhan kedua Guru Besar Baru ini tentu menjadi gambaran kemajuan bagi sebuah lembaga akademis seperti Universitas Nusa Cendana dimana jumlah dan kualifikasi tenaga dosen yang terus meningkat.

Kita patut berbangga pada Undana yang terus melahirkan Guru Besar untuk ilmu-ilmu dibidang yang berkaitan langsung dengan kehidupan mayoritas masyarakat NTT yakni pertanian dan peternakan.

Upaya meningkatkan jumlah ternak maupun pengelolaan pasca panen tentu membutuhkan inovasi-inovasi baru yang harus terus dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya.

Inovasi dibidang reproduksi peternakan untuk meningkatkan jumlah ternak tentu sangat penting untuk membantu para peternak memperoleh bibit ternak yang lebih banyak dan berkualitas.

Hal yang sama juga, untuk teknologi pengelolaan pasca panen terutama bagi ketersediaan bahan pangan lokal yang lebih tahan lama dan berkualitas. Kondisi iklim panas atau kemarau yang jauh lebih panjang dari musim hujan tentu membutuhkan inovasi pengelolaan pasca panen yang membuat bahan pangan lebih bertahana lama hingga masa panen berikutnya.

Pada sisi lain, kita tentu berharap agar ilmu para Profesor ini tidak hanya melahirkan ahli-ahli baru di kampus tempat mereka mengajar tetapi juga bagaimana keahlian mereka dapat dioptimalkan untuk mendorong kemajuan NTT terutama di sektor perternakan dan pertanian yang menjadi harapan NTT saat ini.

Tantangan kita adalah bagaiamana dunia akademis dapat bersinergi atau bekerjasama dengan pemerintah maupun elemen lainnya untuk mengatasi masalah pembangunan di NTT terutama disektor-sektor yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat seperti pertanian dan peternakan. (*)

Baca Salam Pos Kupang Lainnya

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved