Berita Nasional
Kronologi G 30S, Soeharto Tidak Diculik dan Dibunuh PKI, hingga Kesaksian Kolonel Latief
Kronologi G 30S, Soeharto Tidak Diculik dan Dibunuh PKI, hingga Kesaksian Kolonel Latief
POS-KUPANG.COM – Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) masih sangat diingat oleh sejumlah pihak.
Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) masih menyimpan banyak misteri yang belum terungkap.
Salah satunya latar belakang dan dalang sebenarnya di balik peristiwa tersebut.
Ada yang meyakini bahwa Presiden ke-2 RI, Soeharto, punya peran dalam insiden 56 tahun lalu itu.
Baca juga: Megawati Soekarnoputri Menangis Bela Jokowi, Hasto Kristiyanto Beri Tanggapan Tak Terduga
Bahkan dia diyakini sebagai orang yang berada di balik peristiwa G30S dan pembantaian ratusan ribu orang yang menyusulnya.
Sebab, meskipun Soeharto salah satu jenderal TNI saat itu, namun dia tidak diculik dan dibunuh oleh PKI seperti jenderal-jenderal lainnya.
Lalu, mengapa Soeharto tidak diculik dan dibunuh PKI?
Kesaksian Kolonel Latief
Soeharto disebut-sebut mengetahui akan rencana penculikan sejumlah jenderal yang diyakini sebagai Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta pada Presiden Sukarno.
Hal itu berdasarkan kesaksian salah satu pelaku yaitu Kolonel Abdul Latief dalam persidangan.
Dikutip dari buku John Roosa berjudul Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto, Latief bersaksi bahwa ia memberi tahu Soeharto soal rencana penculikan sejumlah jenderal.
"Sehari sebelum kejadian itu saya melapor langsung kepada Bapak Mayjen Suharto, sewaktu beliau berada di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) sedang menunggui putranya yang ketumpahan sup panas. Dengan laporan saya ini, berarti saya mendapat bantuan moril, karena tidak ada reaksi dari beliau," kata Latief.
Tak hanya sekali, Latief bahkan sebelumnya pernah membahas soal isu adanya "Dewan Jenderal" di rumah Soeharto.
Latief bercerita lebih lanjut, la menyatakan bahwa ia juga sudah membicarakan masalah Dewan Jenderal dengan Suharto satu hari sebelumnya di kediaman Suharto di Jalan Haji Agus Salim.
Baca juga: Meski Dilabel Diktator, Ramor Ungkap Jasa Presiden Soeharto pada Timor Leste
Saat itu Soeharto masih menjabat sebagai Panglima Kostrad.