Tips sehat
Kenali Gejala Penyakit Rabun Jauh (Miopi),Berawal Pandangan Kabut,Calon Anggota Polri/TNI Wajib Tahu
Kenali Gejala Penyakit Rabun Jauh (Miopi),berawal pandangan kabut,Calon Anggota Polri/TNI Wajib Tahu
Kenali Gejala Penyakit Rabun Jauh (Miopi),Berawal Pandangan Kabut,Calon Anggota Polri/TNI Wajib Tahu
POS-KUPANG.COM- Penyakit Rabun baik rabun jauh (Miopi) atau Rabun dekat sering menjadi momok bagi calon Anggota Polri/TNI.
Karena itu, kenali gejala penyakit Rabun Jauh (miopi) agar lebih awal penanganannya.
Rabun Jauh berawal dari pandangan kabut saat melihat objek jauh, kondisi ini akan diikuti dengan sakit kepala dan mata berkedip berlebihan.
Calon Anggota Polri /TNI wajib tahu!
Baca juga: Kaki Sering Rasa Dingin, Masuk Tanda 5 Penyakit Serius, Gejala Penyakit Apa Saja?
Apa Penyebab Rabun Jauh?
Dikutip dari halodoc, Rabun jauh disebabkan karena kelainan refraksi pada mata.
Hal tersebut menyebabkan cahaya masuk ke mata dan fokus cahaya jatuh didepan retina. Rabun jauh dapat dipicu oleh dua faktor, yaitu:
Faktor keturunan, seperti anak dari orang tua yang mengidap penyakit rabun jauh.
Faktor pengaruh lingkungan, seperti seringnya membaca terlalu dekat, radiasi layar monitor komputer atau gadget,
terlalu sering beraktivitas dalam ruangan, dan juga begadang. Hal-hal tersebut bisa menyebabkan rabun jauh, karena
mata akan menjadi lelah.
Baca juga: Jangan Diet, Jika tak Ingin Terserang Penyakit Ini, Dua Gejala Penyakitnya Bikin Cemas
Gejala Penyakit Rabun Jauh
Rabun jauh mulai timbul sejak usia dini atau anak-anak
Secara umum gejala penyakit Rabun Jauh yang bisa dikenali:
Mata berkedip berlebihan
Pandangan kabut saat meilihat objek jauh; dan
Terserang sakit kepala karena mata bekerja berlebihan.
Rabun jauh ditentukan berdasarkan dioptri – unit pengukuran yang digunakan dokter ahli dalam mengukuran tingkat
rabun jauh, oleh masing-masing pengidap dengan mempunyai 3 tingkat keparahan, yaitu:
Rabun jauh ringan. Tingkat ringan, umumnya membutuhkan kacamata ketika melakukan aktivitas tertentu.
Rabun jauh menengah. Bagi tingkat menengah, dianjurkan untuk selalu memakai kacamata atau lensa kontak.
Rabun jauh berat. Untuk rabun jauh yang sudah berat, pengidap sangat memerlukan kacamata atau lensa kontak. Karena
jika tidak memakai alat bantu penglihatan tersebut, pengidap hanya bisa melihat suatu objek jika objek tersebut sangat dekat dengan si pengidap.
Pengobatan Rabun Jauh
Pengobatan pada rabun jauh dapat dipilih sesuai dengan usia, tingkat keparahan, serta kondisi pengidap. Jenis penanganan yang dilakukan bagi rabun jauh dapat berupa:
Operasi dengan sinar laser. Operasi dengan sinar laser seperti operasi LASIK dilakukan pada pengidap rabun jauh untuk membuat mata pengidap kembali normal.
Operasi LASIK bertujuan untuk memperbaiki bentuk kornea mata pengidap rabun jauh, agar kembali normal lagi.
Sayangnya, operasi LASIK tidak bisa dilakukan jika ukuran minus seseorang masih fluktuatif karena bisa membuat kornea kembali ke bentuk awalnya pasca operasi.
Implantasi lensa buatan. Implantasi lensa buatan adalah pencangkokan lensa pada mata dengan jenis lensa yang beragam tergantung dari kebutuhan pasien.
Selain memperbaiki penglihatan pengidap rabun jauh, implantasi lensa buatan juga bisa digunakan untuk pasien pengidap katarak.
Penggunaan kacamata atau lensa kontak. Penggunaan kacamata atau lensa kontak merupakan pengobatan yang bersifat sementara bagi pengidap rabun jauh.
Karena baik kacamata atau lensa kontak harus selalu dipakai agar bisa mengoreksi penglihatan pengidap rabun jauh.
Meskipun keduanya adalah alat bantu penglihatan yang umum, tetapi pemakaian lensa kontak tidak terlalu dianjurkan
karena sebagian orang memiliki alergi akan bahan lensa kontak, atau matanya tidak cocok untuk memakai lensa kontak.
Berdasarkan hal itu, penggunaan kacamata adalah alat bantu penglihatan yang seharusnya paling aman.
Pencegahan Rabun Jauh
Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk melindungi mata serta mengurangi terkenanya rabun jauh, seperti:
Mengenali gejala rabun jauh;
Menerapkan pola hidup sehat;
Mengontrol penyakit yang diidap khususnya diabetes dan hipertensi;
Memeriksa mata dengan rutin; dan
Melindungi mata dari paparan sinar matahari.(*)