Berita Manggarai

Bulog Ruteng Antisipasi Kekeringan

ANCAMAN rawan pangan akibat kekeringan berkepanjangan telah diantisipasi Bulog dengan menyiapkan beras

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/ROBERT ROPO
Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Ruteng, I Putu Suantara. 

POS-KUPANG.COM- ANCAMAN rawan pangan akibat kekeringan berkepanjangan telah diantisipasi Bulog dengan menyiapkan beras. Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Ruteng, I Putu Suantara mengatakan, saat ini beras tersedia 500 ton dan nantinya ada tambahan 800 ton sehingga total keseluruhan stok beras 1.365 ton.

"Untuk 800 ton beras ini masih dalam perjalan dan akan tiba di Bulog Ruteng dalam waktu dekat. Jadi total keseluruhan dengan 565 ton yang sudah ada maka sebanyak 1.365 ton beras tersedia," sebut Putu di Ruteng, Kabupaten Manggarai, Selasa 21 September 2021.

Putu mengatakan, ketersediaan stok beras ini cukup stabil. "Kalau untuk beras cadangan pemerintah cuma 100 ton untuk Manggarai dan 100 ton untuk Manggarai Timur sehingga total cuma 200 ton, masih sisa 100 ton lebih," katanya.

Putu menjelaskan, stok beras 1.365 ton itu untuk Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur, sedangkan Kabupaten Manggarai Barat tersendiri. Beras yang tersedia itu merupakan beras medium.

Baca juga: Data Beras Rawan Pangan Milik Pemda Ngada 100 Ton Sudah Habis Terpakai

"Jadi stok beras stabil sehingga jika terjadi kerawangan pangan bisa diatasi. Jenis beras medium untuk , kalau beras premium ini komersialnya Bulog," ujarnya.

Terpisah, Kepala Bulog Bajawa Ibrahim Wairoy mengungkapkan beras rawan pangan untuk Kabupaten Ngada yang dialokasikan pada tahun anggaran 2021 sebanyak 100 ton sudah habis terpakai.

Beras rawan pangan tersebut dipakai untuk membantu warga yang terdampak bencana badai seroja beberapa bulan lalu.

"Kalau beras yang 100 ton itu sudah habis terpakai pada saat badai seroja kemarin. Dan juga sebelum badai seroja ada juga angin puting beliung pada bulan Februari," kata Ibrahim.

Baca juga: Pemda TTU Gelar Rapat Bersama Para Camat Bahas Kondisi Rawan Pangan, Simak Yuk!

Lantaran beras rawan pangan tersebut sudah habis terpakai maka pemerintah meminta tambahan beras dari Pemerintah Provinsi NTT. Permintaan tersebut kemudian disetujui oleh pemerintah provinsi NTT dengan jumlah bantuan beras sebanyak 25 ton.

"Untuk 25 ton ini juga sudah disalurkan untuk membantu warga yang terkena dampak penerapan PPKM, jadi semua beras sudah tersalurkan kepada warga," ungkapnya.

Untuk saat ini, jelas Ibrahim pihaknya juga belum mengetahui apakah ada permintaan lagi beras rawan pangan atau memang sudah tidak ada permintaan lagi. Sebab beras bantuan 100 ton dari Pemda Ngada dan 25 ton dari Pemprov NTT sudah habis terpakai. (rob/mm)

Baca Berita Manggarai Lainnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved