Timor Leste
Kondisi TPA Tibar Timor Leste Bikin Wisatawan Mensyukuri Hidup, Ada Apa?
TPA Tibar menggambarkan betapa buruknya kondisi kesehatan anak-anak Timor Leste. Dengan kondisi badan mereka yang terlihat kurang gizi.
Secara singkat, TPA Tibar menggambarkan betapa buruknya kondisi kesehatan anak-anak Timor Leste.
Dengan kondisi badan mereka yang terlihat kurang gizi, mereka ikut mengais sampah membantu orang tua mereka.
Padahal, di lokasi ini pula sampah-sampah berbahaya nan mematikan disebut-sebut tertumpuk menjadi satu.
Sebuah gambaran mengerikan yang dengan 'lucunya' justru masih saja terlihat setelah Timor Leste lepas dari Indonesia selama dua dekade.
Ya, TPA Tibar tidak mengalami perubahan sedikit pun sejak pertama kali mencuat ke dunia dan memicu kritik tajam bagi Indonesia.
Baca juga: Mengumpulkan Tulang: Penyembuhan Komunitas di Timor Leste
Dilaporkan Aljazeera 19 November 2017, TPA Tibar masih menjadi lokasi yang dipenuhi oleh anak-anak pengais sampah.
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa banyak anak-anak berusia 8 tahun dalam kondisi fisik kurang gizi mencari nafkah di sana.
Sampah-sampah mematikan, yang dulu menjadi salah satu isu yang 'digoreng' kelompok pro kemerdekaan, masih saja muncul.
Bahkan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 100 ton limbah berbahaya dan fasilitas-fasilitas kesehatan diproduksi di Dili.
Asap hitam pekat, yang menjadi 'daya tarik' pertama orang-orang yang mengunjunginya, terus mengepul dari TPA Tibar.
Itulah yang digambarkan oleh Chris Kaley, seorang wisatawan asal Australia yang mengunjungi Timor Leste.
“Asapnya benar-benar mengejutkan saya. Ini nyata - tumpukan membara 24/7, ”kata Chris Kaley, yang mengunjungi tempat pembuangan sampah bersama Bruce Logan, salah satu pemilik Australia dari Beachside Hotel di Dili.
Logan sendiri mengaku rutin mengajak wisatawan asing, terutama yang berasal dari Australia untuk mengunjungi TPA Tibar.
“Saya datang ke sini sekali atau dua kali seminggu untuk membuang sampah. Saya juga membawa tamu kami yang tertarik,” kata Logan.
Bahkan, Logan mengaku sudah memiliki sebutan khusus untuk tur yang diadakan diTPA terebut.
“Saya menyebutnya 'tur berhenti-mengomel' karena datang ke sini membuat orang Australia bersyukur dengan hidup mereka yang jauh lebih beruntung," katanya.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Dulu Jadi Bahan 'Gorengan' untuk Menyudutkan Indonesia, TPA Tibar di Timor Leste Kini Memprihatinkan