Salam Pos Kupang
NU NTT dan Spirit Wathoniah
Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Timur ( NU NTT) baru saja memiliki nakhoda baru. KH Drs Pua Monto Umbu Nay
POS-KUPANG.COM- Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Timur ( NU NTT) baru saja memiliki nakhoda baru.
KH Drs Pua Monto Umbu Nay terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU NTT masa khidmat 2021-2026, dalam Konferensi Wilayah NU X NTT, yang berlangsung sangat demokratis.
KH Pua Monto menggantikan Ketua Tanfidz sebelumnya, dr Jamal Ahmad.
Pergantian kepemimpinan, apalagi dalam organisasi sekelas NU, tak melulu dipandang sebagai penyegaran, kaderisasi, dan upaya mendorong gerak NU lebih dinamis.
Lebih dari itu, NU yang berkontribusi lebih konkrit menjawab kebutuhan umat Islam secara spesifik, membangun NTT secara umum, dan menjaga eksistensi NKRI sejalan dengan Muktamar 1936 Banjarmasin, tentu menjadi sebuah keniscayaan.
Rasanya, sependek pengetahuan kita, tidak ada satu pun alasan untuk menyangsikan kiprah NU selama ini.
Tidak saja dalam tataran bangsa dan negara, tapi juga dunia. Apatah lagi hanya seluas NTT.
Baca juga: KH Pua Monto Umbu Nay Pimpin PWNU NTT
Sebuah analogi kecil, namun sarat mencerminkan ke-NU-an adalah ketika dr Jamaludin Ahmad mendapat amanah Gubernur Viktor Laiskodat menjadi Ketua Umum (Ketum) Pesta Paduan Suara Nasional (Pesparani) ke-2 Tahun 2020 lalu.
Meski disorot berbagai kalangan, bahkan menjadi kontroversi di media massa, Jamaludin Ahmad menerima amanah Gubernur NTT itu dengan satu alasan: Merawat Kebhinekaan.
Sebagai warga NU, ia haqqul yaqiin hal itu bagian dari ikhtiar memperkuat pijakan moral bangsa, merajut spirit kebangsaan, dan merawat toleransi.
Sebuah implementasi urgensi entitas hablum Minannas (hubungan sesama manusia) yang dalam kaidah Islam, menjadi bagian integral dari Hablum Minallah, hubungan perenial seorang hamba dengan Tuhan-nya.
Ia mempertegas pengejewantahan Islam yang rahmatan lil alamiin, Islam yang moderat, dan Islam yang Al Sunah Wal Jamaah. Wajah Islam yang ramah, bukan Islam yang marah. Islam yang merangkul bukan Islam yang memukul.
Baca juga: Ketua PWNU NTT : Ikut Anjuran Pemerintah Shalat Id di Rumah Bagian Jihad Membela Negara
Sebuah contoh kecil nan indah, bagaimana NU punya komitmen sangat kuat memperkenalkan NTT sebagai Nusa Terindah Toleransi.
Implementasi nyata dari spirit Wathoniah atau spirit kebangsaan. Sehingga NTT menjelma rumah ideal bagi kehidupan berbangsa dan beragama.
Hidup harmonis, berdampingan, dengan meminimalisir sekat-sekat suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), yang dalam banyak kasus di Tanah Air, justru jadi pemantik api perpecahan dan sikap-sikap intoleran.
Besar harapan, Jamiah Nahdatul Ulama, khususnya di NTT terus berkiprah lebih luas, menjadi bagian tak terpisahkan dari solusi atas persoalan-persoalan yang dihadapi umat.
Baik dalam konteks kehidupan beragama, maupun dalam bingkai berbangsa dan bernegara. Semoga!
Baca Salam Pos Kupang Lainnya