Tips Sehat
5 Gejala Penyakit Narkolepsi, dari Halusinasi hingga Gangguan Ingatan
Bila Anda diserang rasa kantuk terus menerus. Jangan abaikan, bisa saja Anda diserang gangguan tidur kronis. Mengapa demikian?
Penyebab hilangnya sel-sel penghasil hypocretin di otak tidak diketahui, tetapi diduga hal ini disebabkan oleh reaksi autoimun. Genetik dapat berperan dalam perkembangan narkolepsi.
Namun, risiko orangtua yang mewariskan gangguan ini pada seorang anak rendah, yaitu sekitar 1 persen.
Di Eropa, penelitian menunjukkan adanya hubungan yang mungkin antara paparan virus flu babi (H1N1) dengan bentuk tertentu dari vaksin H1N1 yang saat ini dikelola.
Proses normal tertidur dimulai dengan fase yang disebut tidur non-rapid eye movement (NREM).
Selama fase ini, gelombang otak melambat, dan setelah satu jam tidur, aktivitas otak akan berubah, dan tidur REM dimulai. Kebanyakan mimpi terjadi saat tidur REM.
Baca juga: Sesak Napas Tanpa Sebab, Benarkah Gejala Penyakit Emfisema? Segera Cek
Namun, pada narkolepsi, pengidap tiba-tiba masuk ke dalam tidur REM tanpa mengalami tidur NREM, baik pada malam hari atau siang hari.
Dilansir dari Alodokter.com, Gejala narkolepsi dapat muncul dalam beberapa minggu atau berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun.
Berikut ini adalah gejala narkolepsi yang umumnya terjadi:
Rasa kantuk yang berlebihan pada siang hari
Penderita narkolepsi selalu mengantuk pada siang hari, sulit untuk tetap terjaga, dan sulit berkonsentrasi.
Serangan tidur
Serangan tidur yang menyebabkan penderita narkolepsi tertidur di mana saja dan kapan saja secara tiba-tiba. Jika narkolepsi tidak terkendali, serangan tidur bisa berlangsung selama beberapa kali dalam sehari.
Baca juga: Waspada Kanker Tiroid, Kenali Gejala Penyakit Kanker Tiroid Sejak Dini Sebelum Terlambat
Katapleksi
Katapleksi atau melemahnya otot secara tiba-tiba ditandai dengan tungkai terasa lemas, penglihatan ganda, kepala lunglai dan rahang turun, serta bicara cadel. Kondisi ini dapat terjadi selama beberapa detik hingga beberapa menit dan biasanya dipicu oleh emosi tertentu, seperti terkejut, marah, senang, atau tertawa. Penderita biasanya mengalami serangan katapleksi 1–2 kali dalam setahun.
Ketindihan atau sleep paralysis
Kondisi ini terjadi ketika penderita tidak mampu bergerak atau berbicara saat hendak terbangun atau mulai tertidur.
Halusinasi
Penderita narkolepsi kadang dapat melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata, terutama saat akan tidur atau bangun tidur.
Selain gejala umum tersebut, narkolepsi juga dapat disertai gejala lainnya, seperti:
Gangguan ingatan