Berita NTT

Kelor NTT Berbasis Kualitas Siap Diekspor

Dekranasda NTT dan Moringa Organik Indonesia (MOI) siap mengekspor kelor NTT pada bulan Desember mendatang

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat (Tengah), Wakil Ketua Dekranasda NTT, Maria Fransiska Djogo (kedua dari kiri), Peneliti Kelor asal Ghana, Courage (Kiri) Direktur PT MOI, Dudi Krisnadi (Kanan) 

"Mungkin Desember sudah 1 kontainer," tandasnya.

Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat dalam kesempatan tersebut mengatakan, selama Dekranasda bukan hanya mengkampanyekan kelor tetapi lebih kepada mimpi NTT menuju serba kelor.

"Jadi kami di Dekranasda itu UMKM binaan kelor itu kan banyak ada yang sabun kelor, teh kelor, nugget kelor, kopi kelor, berurusan dengan serba kelor," kata Julie.

"Dan ini yang kami Dekranasda akan kembangkan terus tetapi saya belum puas sampai di situ. Jujur saja saya waktu pertama kali menjadi Ketua Dekranasda itu saya agak awam, kami berdua (Bunda 2) masih kurang paham tentang kelor. Yang mengajari kami adalah Kang Dudi sendiri ditahun 2018 akhir setelah pelantikan, saya bersama Kang Dudi pergi ke Sulamu, salah satu tempat projectnya Kang Dudi untuk membina melahirkan para keloris," lanjutnya.

Julie mengungkapkan, pada tahun 2019 Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat juga mengirim 100 orang keloris ke Blora untuk belajar tentang kelor.

Saat ini Dekranasda memfasilitasi UMKM di seluruh kabupaten/kota yang memiliki potensi kelor karena kendala selain covid-19, masalah yang dihadapi NTT adalah stunting dan gizi buruk yang sangat tinggi.

Sebagai Ketua PKK, Julie juga lebih mensosialisasikan tentang kelor karena menurut ahli gizi, nilai gizi kelor sangat luar biasa.

"Kelor bukan hanya bisa memberantas gizi buruk tetapi juga kita di bisa cari duit dari kelor. Bagaimana caranya? Contohnya ada UMKM yang kami fasilitasi untuk membuat teh celup kelor dan bubuk kelor dan kita mau supaya keluarga - keluarga PKK itu punya program namanya Moringa untuk Keluarga supaya keluarga ini bisa minumnya teh kelor masaknya juga ada bubuk kelor atau daun kelor sehingga mereka punya turunan dan seisi rumah itu sehat," ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Julie, harus ada pelaku - pelaku UMKM untuk meningkatkan ekonomi dan Dekranasda memfasilitasi bukan hanya dari awal tetapi sampai kemasan, menjadi produk kelor yang bisa dijual.

"Kami melihat bahwa pelaku - pelaku kelor ini banyak tetapi mereka ini tidak tahu apakah ada pangsa pasar dan standarnya seperti apa," ujarnya.

Salah satu peneliti Kelor asal Ghana, Courage yang turut hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan, kandungan nutrisi kelor yang telah terstandar di MOI sangat bagus.

Alumnus IPB Jurusan Teknik Pasca Panen ini mengakui memilih belajar tentang kelor di Indonesia karena iklim dan musim yang sama dengan negara asalnya.

"Jadi saya ke sini biar saya bisa belajar sistem yang bisa saya bawa pulang ke Ghana," kata Courage.

"Pertama kali datang saya minta uji labnya karena saya seorang peneliti. Saya lihat kandungan nutrisi menurut bukti yang saya lihat atau dari uji labnya luar biasa," lanjutnya.

Courage terus bertanya tentang kelor hingga akhirnya dia mengetahui MOI memiliki sistem sendiri yakni Moringa Nutrition Lock Method, salah satu cara untuk mengunci nutrisi pada daun kelor.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved