KKB Papua

Tembagapura Papua Genting, TNI Polri Selidiki Bunyi Letusan yang Diduga dari KKB Papua

Sejak Rabu 25 Agustus 2021 malam, aparat TNI dan Polri di Tembagapura, Kabupaten Mimika Papua siaga.

Editor: Agustinus Sape
KOMPAS.com/Shutterstock
Ilustrasi ledakan 

Tembagapura Papua Genting, TNI Polri Selidiki Bunyi Letusan yang Diduga dari KKB Papua

POS-KUPANG.COM, TIMIKA - Sejak Rabu 25 Agustus 2021 malam, aparat TNI dan Polri di Tembagapura, Kabupaten Mimika Papua siaga.

Hal ini disebabkan munculnya bunyi letusan yang datang dari daerah Tembagapura.

Munculnya bunyi letusan seperti itu mengingatkan letusan bom atau tembakan senjata.

Siapa yang menembak atau siapakah yang melakukan pemboman? Itu menjadi tanda tanya dan harus segera dicari tahu TNI dan Polri di sana.

Namun, di tengah situasi meningkatnya gangguan dari Kelompok Kriminal Bersenjata di berbagai distrik di wilayah Papua akhir-akhir, pikiran langsung terarah kepada KKB Papua.

Tapi ini sesuatu yang tidak biasa karena dalam selang waktu cukup lama kawasan Tembagapura cukup aman dari gangguan KKB Papua.

Selama tahun 2021 nyaris tidak ada gangguan dari KKB Papua di wilayah Tembagapura dan sekitarnya.

Gangguan terakhir dari KKB Papua di wilayah itu justru terjadi pada tahun 2020. Apakah kini dia muncul kembali?

Ini menjadi pertanyaan dan tugas dari TNI dan Polri untuk menghadapinya.

Kapolres Mimika, AKBP Era Adhinata kepada media di Timika, Kamis 26 Agustus mengakui adanya bunyi letusan tersebut.

Menurut dia, suara letusan itu terjadi di sekitar mil 64 Tembagapura

"Masih kami analisis, apakah itu ada kaitannya dengan gangguan KKB atau karena sebab-sebab lain. Hal-hal itu yang sedang kami selidiki," kata Era Adhinata.

Aparat TNI Polri tentu mengantisipasi adanya kaitan dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang mengganggu keamanan di area PT Freeport Indonesia.

Sehubungan dengan kejadian itu, Polres Mimika kini terus berkoordinasi dengan satgas gabungan TNI dan Polri yang mengamankan area objek vital nasional PT Freeport Indonesia.

Sebelumnya, Kapolres AKBP Era Adhinata menilai letusan yang terdengar di sekitar mil 64 Tembagapura bukan berasal dari tembakan senjata api.

Polisi sudah mendatangi TKP dan sedang memeriksa sumber suara.

"Kami sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), di lokasi tidak ditemukan bekas tembakan maupun ada selongsongan peluru," ujarnya.

Dia mengakui, suara letusan yang terdengar sebanyak empat kali pada Rabu 25 Agustus 2021 malam itu memang seperti bunyi tembakan. Karena itu aparat keamanan masih menganalisis sumber suaranya.

Sebelumnya diberitakan, anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua ternyata bukan orang biasa. Di antara mereka malah ada yang sangat terlatih dan mantan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Paling tidak hal itu sudah terbaca oleh Satgas Nemangkawi dalam kasus kekerasan oleh KKB Papua di Kabupaten Yahukimo.

Dari gerak-gerik dan tembakan yang mereka lancarkan terlihat bahwa mereka sangat terlatih.

Hal itu pulalah yang menyebabkan bukan hanya warga sipil yang menjadi korban dari aksi mereka, melainkan aparat kepolisian dan anggota TNI.

Mereka menerapkan strategi gerilya dan dalam kondisi tertentu mereka sangat berani berhadap-hadapan dengan aparat keamanan.

Senjata-senjata mereka pun tergolong canggih, tidak kalah dari senjata yang dipegang oleh aparat keamanan.

Mereka mahir pula mengoperasikan dan membidik sasaran dengan sangat tepat.

Jadi anggota KKB Papua ini tidak sekadar orang-orang kampung yang cari gara-gara atau sekadar ingin mencuri sesuatu dengan mengandalkan senjata tajam dan berjiwa nekat.

Mereka memang orang terlatih, mahir menggunakan senjata modern dan punya niat untuk merdeka dan lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Karena itu, aparat keamanan dari Indonesia pun waspada dan lebih berhati-hati menghadapi mereka kalau tidak mau menjadi korban keganasan KKB Papua

Diketahui, di dalam KKB Yahukimo ada mantan anggota TNI desersi yang bergabung di dalamnya.

Dalam beberapa waktu terakhir, KKB terus menebar teror di Distrik Dekai yang merupakan ibu kota Kabupaten Yahukimo.

Selama Agustus 2021, KKB telah menewaskan tiga orang warga dan melakukan sejumlah aksi pembakaran.

Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penegakan Hukum (Gakum) Nemangkawi, Kombes Faisal Ramadhani mengaku sudah memiliki data jumlah anggota kelompok tersebut.

Menurut dia, KKB di Yahukimo sudah bercampur, baik dari masyarakat setempat maupun mereka yang datang dari Kabupaten Nduga.

"Kalau hitungan saya di sini kira-kira sekitar 30 orang. Mereka sudah bercampur," ujar Faisal, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu 25 Agustus 2021.

Selain itu, dari kontak senjata yang terjadi pada Senin 23 Agustus 2021, Faisal menilai para penembak dari KKB sudah terlatih.

Dari enam pucuk senjata api yang dipegang KKB Yahukimo, dua di antaranya adalah senjata jenis SS2 hasil rampasan anggota TNI pada 18 Mei 2021.

"Kemarin (saat Satgas Nemangkawi) ditembaki itu kan tembakannya ngumpul, cuma karena kami pakai mobil armor jadi tidak tembus. Tembakannya ngumpul artinya senjata terbidik semua dan yang gunakan sangat terlatih," kata dia.

Faisal memastikan, saat ini KKB Yahukimo belum memiliki pemimpin dan hanya terdiri dari beberapa tokoh.

Salah satu tokohnya adalah, Senat Soll, mantan anggota TNI yang melakukan desersi.

Senat Soll adalah sosok yang dianggap aparat keamanan bertanggung jawab atas pembunuhan di Dekai pada 11, 20, dan 26 Agustus 2020.

Salah satu korbannya adalah, Hendry Jovinski yang merupakan Staf KPUD Yahukimo.

"Mereka memiliki tokoh-tokoh saja, tidak ada pimpinan, di situ ada Tenius Gwijangge, Temianus Magayang dan Senat Soll. Dalam 1-2 tahun ini mereka bergabung," kata dia.

Artikel ini telah tayang di papua.inews.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved