Berita Nasional
Ada Apa Fadli Zon Pamer Foto Dirinya di Suku Baduy Saat Jokowi Kenakan Pakaian Suku Baduy di MPR?
Anggota DPR RI dari Partai Gerindra Fadli Zon memposting dua foto dirinya sedang berada di lingkungan Suku Baduy dengan menengakan pakaian adat mereka
Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
Ada Apa Fadli Zon Pamer Foto Dirinya 27 Tahun Lalu di Suku Baduy Saat Jokowi Kenakan Pakaian Adat Baduy di Pidato Kenegaraan di MPR/DPR?
POS-KUPANG.COM - Sebagaimana diketahui, pada pidato kenegaraan di MPR/DPR RI, Senin 16 Agustus 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan pakaian adat Suku Baduy di Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
Presiden Jokowi tampil mengenakan Telekung, Baju Kutung dan tas selempang khas Suku Baduy.
Penampilan Jokowi tersebut mendapat apresiasi luas sebagai wujud penghargaan terhadap Suku Baduy yang selama ini cenderung dipandang rendah.
Namun pada saat Presiden Jokowi mengenakan pakaian tersebut di Sidang MPR/DPR, Anggota DPR RI dari Partai Gerindra Fadli Zon memposting dua foto dirinya sedang berada di lingkungan Suku Baduy dengan menengakan pakaian adat mereka.
Entah apa maksud dari Fadli Zon menampilkan foto-foto tersebut di akun instagramnya.
Foto pertama, Fadli Zon mengenakan pakaian adat Suku Baduy sambil berdiri dengan latar belakang dinding rumah yang terbuat dari serba kayu.
Di foto tersebut, Fadli Zon menulis keterangan, "Menginap selama 4 hari di Kampung Badui, Banten, 27 tahun lalu (1994), tak terasa 27 tahun lalu."
Baca juga: Tanggapi Kritik Fadli Zon Soal Perizinan TKA China, Netizen Bandingkan dengan PM Thailand Shinawatra
Sedangkan di foto kedua, tampak Fadli Zon mengenakan pakaian Suku Baduy sambil duduk lesehan di pendopo rumah warga Baduy yang terbuat dari bahan-bahan serba kayu.
"Badui (1994), saya ngobrol dengan Jaro Pulung berhari-hari, tinggal di rumah Jaro dan merasakan kehidupan Suku Badui yang menyatu dengan alam," tulis Fadli Zon.
Netizen memuji Fadli Zon atas pengamalannya tersebut. Ada yang bilang pencitraan, tapi masih lebih keren Jokowi.
supodo2: FADLIZON TIDAK BUTUH PENCITRAAN. KARENA SEJAK MAHASISWA HINGgA KINI CITRANYA TIDAK LUNTUR DAN TETAP bAIK BAIK SAJA..MUDAH2AN ISTIQIMAH Aaminnnn
topan_irfan_fauzan: Terbaik emang anggota DPR satu ini.
gaga_633: Dari dulu sampai sekarang ga berubah semoga tetap jd pejuang rakyat
ahahmad8689: pencitraan
rangga_pramadita_: Ini yg beneran
sajitusajitu: Pamer ya bang. Krna pak jokowi pkai baju itu jg
teo_1944: Cius gw harus bilang wow gitu.
mazwahyoe: 1994 belum ada gorong2
muntoha03.toha: Hari ini pak Jokowi pake baju adat Badui....keren
lupianidewi: Masih keren pak Jokowi
dewikindi: Ha ha abang kasihan deh ...segitu nya
dwirahnoto70: Tetap aja muka lu nyebelin zonkkk !!!
vintage_bandung: Tadi liat di berita pak presiden Jokowi juga pake baju baduy.
akhta3106: Masih muda mah muda yaa
Penghormatan dan Penghargaan
Kantor Staf Presiden (KSP) melalui akun Twitternya mengungkapkan Presiden Jokowi memakai baju adat suku Baduy sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan pada keluhuran nilai-nilai adat dan budaya Suku Baduy.
"Presiden @jokowi memilih menggunakan pakaian adat suku Baduy sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan pada keluhuran nilai2 adat dan budaya suku Baduy," tulis KSP melalui akun Twitter @KSPgoid, Senin 16 Agustus 2021.
Baca juga: Kenakan Pakaian Adat Baduy Saat Pidato di Sidang MPR/DPR, Presiden Jokowi Dapat Apresiasi Luas
Presiden Jokowi mengatakan ia senang mengenakan pakaian adat Suku Baduy ini karena sederhana, simpel dan nyaman.
"Busana yang saya pakai ini adalah pakaian adat suku Baduy. Saya suka karena desainnya yang sederhana, simpel dan nyaman dipakai," kata Jokowi di Sidang Tahunan MPR 2021 seperti disiarkan secara virtual, Senin 16 Agustus 2021.
Sementara itu, Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Pembangunan Manusia, Abetnego Tarigan, mengatakan, mengenakan pakaian adat Suku Baduy dalam menghadiri sidang tahunan MPR 2021, Presiden Joko Widodo tidak hanya mengapresiasi keluhuran nilai-nilai adat dan budaya suku Baduy, namun juga menangkal stigma negatif terhadap Suku Baduy.
“Presiden mengangkat ke tingkat paling tinggi di salah satu acara kenegaraan. Hal ini dapat dimaknai sebagai cara presiden untuk menghentikan stigma dan makna negatif dari penyebutan suku Baduy,” kata Abetnego Tarigan melalui siaran pers Kantor Staf Presiden, Senin 18 Agustus 2021.
Pihak KSP pun menganggap bahwa langka Presiden untuk menggunakan pakaian adat dan mengangkat kebudayaan suku Baduy dalam acara kenegaraan ini merupakan suatu inisiatif yang baik dalam menekankan kebhinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Presiden Jokowi dalam menyampaikan pidato kepresidenan saat sidang tahunan MPR 2021 pada Senin (16/8) tampak mengenakan pakaian adat Suku Baduy berwarna hitam dengan lencana merah putih. Ia juga mengenakan udeng kepala berwarna biru, alas kaki sandal berwarna hitam lengkap dengan tas rajut berwarna coklat.
Baca juga: Jokowi Pidato di DPR RI: Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2022 Sebesar 5,5 Persen
Pakaian adat ini disiapkan secara pribadi oleh Tetua Adat Masyarakat Baduy sekaligus Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija. Presiden Jokowi pun mengatakan bahwa desain pakaian adat Baduy sangat sederhana dan sangat nyaman untuk dikenakan.
Sebutan "Baduy" sendiri merupakan sebutan yang disematkan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat adat sub-Sunda yang tinggal di wilayah Lebak, Banten.
Namun penyebutan Suku Baduy cenderung mengarah pada makna peyorasi karena kaitan sejarahnya sebagai produk era kolonial Belanda. Para kolonial secara gegabah mengidentifikasi suku Baduy layaknya suku Badawi di tanah Arab yang hidup secara nomaden dan dianggap liar.
Walaupun kelompok masyarakat ini menyebut dirinya sebagai Urang Kanekes, namun dalam perkembangannya, istilah Baduy kini tidak lagi bersifat peyoratif karena penyebutannya oleh banyak orang tanpa ada niatan untuk merendahkan.
“Istilah Baduy dilekatkan pada mereka oleh orang luar dan terus berlanjut sampai sekarang. Tapi saya pun kadang pakai istilah 'Baduy' karena sangat sering digunakan dan tidak dengan maksud merendahkan,” Ungkap Hilman Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). (*)