Presiden Jokowi Tak Merespon Sapaan Bung dari Bu Mega, Benarkan Ada Kerenggangan? Simak Fakta Ini

Semenjak Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menyapa Presiden Jokowi dengan sebutan Bung Jokowi sejak itu pula langsung menjadi bahan pergunjingan

Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA
Presiden Jokowi kala bersama Megawati Soekarnoputri 

POS-KUPANG.COM – Semenjak Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menyapa Presiden Jokowi dengan sebutan Bung Jokowi, sejak itu pula langsung menjadi bahan pergunjingan publik. 

Hanya saja sampai saat ini Presiden Jokowi sama sekali belum merespon secara langsung sapaan barunya tersebut.

Padahal, sapaan Megawati itu merupakan moment dimana putri Bung Karno itu mengenal masa-masa sang Ayah, Soekarno memimpin negeri ini.

Semasa Soekarno memimpin Indonesia, kala itu Soekarno lebih disapa sebagai Bung Karno. Padahal Soekarno adalah Presiden Indonesia.

Baca juga: Siapa Pengganti Jokowi? Ganjar Pranowo Ungguli Prabowo dan Anies Baswedan di Survei Capres 2024

Sapaan Presiden Soekarno memang dipakai tapi lebih sering disapa sebagai Bung Karno

Atas fakta itulah, Megawati pun menyapa Presiden Jokowi sebagai Bung Jokowi. Apakah ini salah?

Hingga kini belum diketahui hal yang tersirat dibalik maksud sapaan Bung Jokowi tersebut.

Namun Pengamat Politik Henri Satrio mengungkapkan fakta yang mengejutkan.

Bahwa dalam beberapa waktu terakhir, sesungguhnya telah ada jarak antara Presiden Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri.

Kerenggangan hubungan itu mulai terlihat semenjak Juliari Batubara yang diangkat Presiden Jokowi sebagai Menteri Sosial, ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Baca juga: Sapaan Bung Belum Direspon Presiden Jokowi, Kini Megawati Singgung Lagi Soal Blusukan, Ada Apa?

Terbetik kabar bahwa saat ini Presiden Jokowi juga lebih dekat dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menko Kemaritiman dan Investasi,  Luhut Panjaitan.

"Sejak itu mulai ada jarak antara Jokowi dengan Megawati," ungkap Henri Satrio. 

Sebelumnya diberitakan, Megawati dalam sebuah pernyataan politik menyapa Presiden Jokowi dengan sebutan Bung.

Kata Bung yang dilontarkan Megawati Soekarnoputri itu mengulangi sapaan terhadap ayahnya Soekarno yang saat itu menjadi Presiden Pertama Indonesia.

Megawati mengungkapkan bahwa semasa Soekarno menjadi presiden, para tokoh di negeri ini memanggilnya dengan sapaan Bung Karno.

Baca juga: Sosok Ini Sesumbar di Unggahan Jokowi, Sebut Ganjar Pranowo Bakal Jadi Presiden 2024, Siapa Dia?

Publik tak menyapa Soekarno sebagai presiden, padahal saat itu ayahnya merupakan orang nomor satu di negeri ini.

Sama seperti sang ayah, Megawati pun menanyakan apakah salah bila ia menyapa presiden saat ini dengan sebutan Bung Jokowi?

Hanya saja, sampai sekarang, Presiden Jokowi belum merespon sapaan baru yang dilabelkan Ketua Umum PDIP itu pada dirinya.

Sikap diam Jokowi itu kini menjadi bahan pergunjingan publik. Apalagi Megawati juga semakin gencar melancarkan kritik terhadap gaya kepemimpinan Jokowi belakangan ini.

Megawati meminta Presiden Jokowi terjun langsung ke lapangan untuk mengendalikan tugas pemerintahan.

Baca juga: Presiden Jokowi Pakai & Puj Sepatu Buatan Greysia Polii, Buatan Indonesia Kualitas Internasional

Terhadap kritikan Megawati Soekarnoputri itu, Pengamat Politik Hendri Satrio pun angkat bicara.

Hendri Satrio mengatakan, kritikan-kritikan yang dilontarkan Presiden ke-5 RI tersebut merupakan hal wajar.

Pasalnya, Megawati merupakan ketua partai, sementara Jokowi merupakan petugas partai.

Namun, berdasarkan kritikan tersebut, Hendri pun menyinggung soal renggangnya hubungan Presiden dengan PDIP.

"Kritikan-kritikan itu wajar ya, apalagi Megawati Ketua Partai Politik yang petugas partainya Jokowi."

"Jadi menurut saya wajar, tapi yang perlu digarisbawahi hubungan Jokowi dengan PDIP itu memang sedang renggang," kata Hendri, dikutip dari tayangan Youtube tvOne, Jumat 13 Agustus 2021..

Baca juga: Bukan Saja Rebut Medali Emas Olimpiade, Greysia Polii Juga Pebisnis, Produknya Diendorse Jokowi

Menurut Hendri, melihat situasi saat ini, Jokowi justru lebih nyaman bersama para menterinya.

Diantaranya seperti Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

"Pak Jokowi kelihatannya lebih nyaman dengan pembantu-pembantunya yang kebetulan bukan berasal dari PDIP."

"Beliau lebih nyaman dengan Airlangga Hartarto dan Luhut Binsar Pandjaitan yang awalnya berasal dari Partai Golkar," ujar Hendri.

Menurutnya, satu di antara alasan kerenggangan hubungan Jokowi dan PDIP karena kasus korupsi bansos Covid-19 yang menjerat mantan Menteri Sosial Juliari Batubara.

Baca juga: Sosok Ini Nekat Gugat Jokowi ke PTUN Jakarta & Minta Luhut Turun Jabatan Gegera PPKM, Siapa Dia?

Hendri meyakini kasus korupsi bansos Covid-19 sangat mencoreng pemerintahannya.

"Bukan salah Pak Jokowi juga, karena begitu diberikan tempat strategis, kemudian korupsi."

"Korupsi bansos Covid-19 itu mencoreng betul pemerintahan Pak Jokowi," tegasnya.

Di sisi lain, PDIP juga merasa dikaitkan dengan kebijakan-kebijakan dari pemerintah Jokowi yang kurang tepat.

"PDIP tidak ingin ada kebijakan yang tidak pro rakyat atau kurang tepat, karena itu juga berimbas pada elektabilitas PDIP di 2024," jelasnya.

Baca juga: Panggilan Baru Megawati untuk Jokowi Bikin Heboh, Bukan Pak Jokowi Lagi Tapi Begini, Apa?

Begini Kritikan Megawati

Sebelumnya, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri kembali mengkritik pemerintah Jokowi.

Dalam sebuah webinar, Megawati mengungkapkan pentingnya seorang pemimpin untuk turun langsung ke lapangan (blusukan) melihat masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Megawati dalam webinar Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan bertemakan "Bung Hatta Inspirasi Kemandirian Bangsa", Kamis 12 Agustus 2021.

"Dengan negara sebesar ini. Ya harus menjadi pemimpin lapangan. Makanya saya bilang ke Pak Jokowi, blusukanPak, blusukan."

Baca juga: Aliansi Keberatan dengan Penghargaan Bintang Jasa Utama untuk Eurico Guterres, Minta Jokowi Batalkan

"Saya tuh dulu blusukan. Bukan mau menyombongkan diri, tidak. Itu sebuah pengalaman hidup. Luar biasa Indonesia ini," kata Megawati, dikutip dari Presiden ke-5 RI itu mengatakan, seorang pemimpin tidak bisa hanya menggunakan teori untuk menjalankan tugasnya.

Namun, dibutuhkan pula praktik di lapangan dengan cara bertemu langsung rakyatnya.

Mega menggunakan istilah "blusukan" untuk bertemu langsung kepada rakyat, saat dirinya menjadi presiden.

Ia tak memungkiri, Presiden Jokowi juga turut serta didorongnya untuk menjalankan blusukan seperti yang pernah dilakukannya.

"Pemimpin itu harus memimpin rakyat banget. Artinya bertemu dengan rakyat. Istilahnya supaya rakyat itu tahu, hidungmu lho," ujarnya.

Baca juga: Eurico Guterres Dapat Penghargaan dari Presiden Jokowi, Warga: Salut Perjuangan Abang

Selain kepada Presiden Jokowi, Megawati mengaku juga mengajarkan hal tersebut kepada anak-anaknya, termasuk Ketua DPR Puan Maharani.

"Saya ajarkan juga kepada anak-anak saya, kepada Mbak Puan, kamu harus salaman."

"Ini tangan saya, mungkin salaman sama orang lepra, mungkin salaman sama orang gatelan.

"Tapi itulah tangan rakyat, saya bilang," tambah dia.

Kendati mengajarkan kepemimpinan blusukan, Megawati mengaku enggan berniat untuk menyalonkan kembali menjadi presiden.

Baca juga: FAKTA Bocah Ini Telepon Cewek Cantik Pakai Ponsel Sandiaga Uno, Yang Ditelp Orang Dekat Jokowi, Lho?

Sebab, ia menyadari usianya yang sudah tidak muda dan mendukung untuk menjadi presiden.

Namun, hal tersebut menurutnya tak menghalangi untuk berhenti mengajarkan soal kepemimpinan.

"Karena sudah tua, enggak ada niat saya mau jadi presiden lagi. Saya cuma mau bilang, pemimpin Republik Indonesia adalah harus pemimpin rakyat yang mengerti, yang mengerti yang namanya kehidupan rakyat sebenarnya seperti apa," tegas dia. (Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya)

Berita Lain Terkait Presiden Joko Widodo

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved