Dongeng Untuk Anak

Dongeng untuk Menghantal Anak Tidur: Kisah Cinderella dan Sepatu Kaca, Upik Abu Jadi Permaisuri

Dialah yang harus bangun setiap pagi ketika hari masih gelap dan dingin untuk menyalakan api. Dialah yang memasak makanan. Dialah yang membuat api tet

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
Net
Ilustrasi dari poster Cinderella 2 

“Sungguh tertawa!” kata salah satu saudara tiri.

“Begitu berantakan!” Mereka menunjuk Cinderella. Mereka semua tertawa.

Cinderella berkata pada dirinya sendiri, “Ketika mereka melihatku, mungkin mereka melihat kekacauan. Tapi saya tidak seperti itu. Dan jika saya bisa, saya AKAN pergi ke bola.”

Segera tiba saatnya bagi ibu tiri dan saudara tirinya untuk pergi ke pesta besar.

Kereta mereka yang bagus datang ke pintu. Ibu tiri dan saudara tirinya melompat ke dalam. Dan mereka pergi.

"Selamat tinggal!" disebut Cinderella. "Selamat bersenang-senang!" Tapi ibu tiri dan saudara tirinya tidak berbalik untuk melihatnya.

"Ah me!" kata Cinderella sedih. Kereta melaju di jalan. Dia berkata dengan keras, "Saya berharap saya bisa pergi ke pesta juga!"

Baca juga: Gibran Rakabuming Turun Tangan Bubarkan Acara Pernikahan yang Nekat Digelar Anggota DPR RI

"Kamu menelepon?" kata peri.

"Apakah aku?" kata Cinderella. "Siapa kamu?"

“Kenapa, Ibu Perimu, tentu saja! Aku tahu keinginanmu. Dan aku datang untuk mengabulkannya.”

“Tapi…” kata Cinderella, “keinginanku tidak mungkin.”

"Permisi!" kata Ibu Peri dengan gusar. “Bukankah aku muncul begitu saja?”

"Ya, kamu melakukannya," kata Cinderella.

"Kalau begitu biarkan aku yang mengatakan apa yang mungkin atau tidak!"

"Yah, kupikir kau tahu aku ingin pergi ke pesta juga." Dia menatap pakaiannya yang kotor.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved