Opini Pos Kupang
Polii dan Apriyani vs Wajah Pejabat Musiman
Indonesia bangga dengan gold medal yang telah diraih oleh Greysia Polii dan Apriyani Rahayu untuk tim Ganda Putri Indonesia
Bukan seperti para pejabat yang mulai pajang foto barengan tanpa izin dan rasa malu. Kalau menjadi pejabat itu harus berani tepuk dada bahwa saya bisa sukseskan program mensejahterakan rakyat kecil yang menderita dan menangis pada musim-musim panjang yang tak menentu.
Buat apa kalau hanya menjadi bayangan semu yang terselubung di balik sukses orang kecil? Hallla, pemimpin negeri. Betapa sialnya dapat pejabat musiman yang berkarakter seperti ini. Mungkin rakyat Indonesia salah pilih pemimpinnya.
Lantas bagaimana dengan mereka yang kalah dan di ajang Olympic games? Pejabat cuci tangan dan tidak berani pajang foto besar-besar. Malu dan takut gengsi jatuh. Sebagai pejabat yang merangkul mestinya foto bersama mereka yang kalah.
Mengapa demikian? Karena ini adalah cara untuk memotivasi pemain untuk tetap semangat dalam bertarung pada musim-musim mendatang. Namun sialnya para pejabat kita hanya mencari muka dengan yang berprestasi saja. Inikah yang namanya merangkul rakyat?
Pemimpin musiman adalah dia yang pandai membaca tanda-tanda zaman demi ketenarannya walaupun enggan muncul di tengah gelap malam-malam realitas hidup nyata. Polii dan Apriyani hadir sebagai cahaya untuk mereka. Dan mereka berkeliaran memanfaatkan momen ini untuk tunjuk dada bahwa mereka masih ada.
Mereka masih hidup. Menghidupkan diri di balik cahaya orang lain di tengah mewabahnya covid-19.
Beginilah para pejabat musiman muncul secara rame-rame. Semoga saja mereka akan eksis dan bercahaya seperti Polii dan Apriyan. Memberikan emas murni untuk Indonesia.
Harap para pejabat musiman tidak hanya pintar bersilat lidah untuk mencari emas bagi kelompok dan kru-krunya saja pada musim tertentu tetapi mesti bersinar dan berikan emas untuk Indonesia sebagaimana yang telah dilakonkan oleh Polii dan Apriyani.
Profisiat untuk Polii dan Apriyani untuk prestasi luar biasa ini. Para pejabat musiman harus malu dan berbuat sesuatu untuk negeri Indonesia agar tidak hanya bayang-bayang semu di balik sukses orang-orang kecil. Sampai kapankah wajah musiman bisa bahagiakan Indonesia? (*)
Baca Opini Pos Kupang Lainnya