Berita Internasional

Hasil Penelitian Terbaru Mengungkap Bagaimana Covid-19 Bisa Merusak Otak, Tapi

Bukan rahasia lagi bahwa infeksi Covid-19 dapat berdampak pada sistem saraf.

Editor: Agustinus Sape
Istimewa
Ilustrasi virus corona, bisa merusak otak para penderita. 

Hasil Penelitian Terbaru Mengungkap Bagaimana Covid-19 Bisa Merusak Otak, Tapi

POS-KUPANG.COM - Bukan rahasia lagi bahwa infeksi Covid-19 dapat berdampak pada sistem saraf.

Sejak hari-hari awal pandemi, laporan tentang kabut otak, masalah memori, dan kebingungan menunjukkan bahwa virus berdampak lebih dari paru-paru.

Tapi apa yang sebenarnya kita ketahui tentang bagaimana Covid-19 dapat merusak otak?

Penelitian yang dipresentasikan pada Konferensi Internasional Asosiasi Alzheimer pada 29 Juli menyoroti bagaimana Covid-19 berdampak pada fungsi otak.

Para peneliti telah menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 dapat menyebabkan kerusakan sel otak selama fase akut penyakit, terutama pada pasien yang cukup sakit untuk dirawat di ICU.

Namun menurut penelitian baru, sel-sel otak ini tampaknya pulih setelah tiga hingga enam bulan.

Nelly Kanberg, seorang peneliti di Institute of Biomedicine di University of Gothenburg di Swedia, mengukur biomarker di otak yang menunjukkan ketika sel-sel otak pada beberapa pasien menjadi rusak selama Covid-19 yang parah, biomarker ini kembali ke tingkat "normal" beberapa bulan setelah infeksi.

Ini menunjukkan bahwa otak dapat pulih dan sembuh, meskipun beberapa pasien masih akan menderita masalah kognitif jangka panjang.

Satu misteri yang terus-menerus, kata Kanberg, adalah bahwa kita belum tahu persis bagaimana Covid merusak otak.

Ini "mungkin akibat kombinasi faktor," katanya, termasuk respons peradangan, cedera pada pembuluh darah, dan masalah pembekuan.

Orang Dewasa Memiliki Masalah Neurologis

Studi lain yang dilakukan di Argentina menemukan bahwa orang dewasa di atas usia 60 tahun cenderung memiliki masalah dengan fungsi kognitif, seperti kehilangan ingatan dan kebingungan, setelah infeksi Covid-19.

Gabriel A. de Erausquin, peneliti neurologi di University of Texas Health Science Center di San Antonio, mengatakan penelitiannya menunjukkan bahwa di antara orang berusia 60 tahun ke atas, hampir 60% dari mereka yang terpapar Covid-19 memiliki masalah dengan memori dan kognisi.

Ini mewakili peningkatan hampir sepuluh kali lipat dalam masalah neurologis pada populasi ini, katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved