Berita Lembata
Sambil Berlinang Air Mata di Makam Bupati Lembata, Wabup Langoday : Selamat Jalan Ama Yance !
Secara pribadi saya jarang panggil dia bupati, saya selalu panggil dia, Ama. Jarang saya panggil beliau bupati, ini menunjukkan kedekatan kami
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Sambil Berlinang Air Mata di Makam Bupati Lembata, Wabup Langoday : Selamat Jalan Ama Yance!
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA-Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday melepas kepergian kerabatnya, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur dengan berlinang air mata.
Di depan makamnya di Kuma Resort, Wabup Langoday mengungkapkan isi hatinya.
"Selamat Jalan, Ama Yance," ungkapnya berlinang air mata, usai pemakaman, Minggu, 18 Juli 2021.
Wabup Langoday memberi judul sambutannya itu, 'Lembata Berduka'.
"Secara pribadi saya jarang panggil dia bupati, saya selalu panggil dia, Ama. Jarang saya panggil beliau bupati, ini menunjukkan kedekatan kami yang luar biasa," katanya.
Baca juga: Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur Orang Baik
Dia menyampaikan rasa duka mendalam atas meninggalnya kerabatnya itu di RS Siloam Kupang pada Sabtu, 17 Juli 2021 pukul 16.15 Wita.
Baginya, Lembata kehilangan putra terbaik. Dia seorang inovator, seorang yang mengubah masalah jadi kreativitas, seniman, pekerja tulen, dan tidak kenal lelah.
"Beliau mengukir Kuma jadi taman yang indah yang dulu hamparan batu karang," kata Wabup Langoday mencontohkan.
Pada masa kepemimpinannya, Bupati Lembata secara gigih membuat terobosan dan inovasi di Lembata. "Semua tahu prestasinya. Kita patut akui begitu banyak yang sudah dia buat. Namun tentu ada kekhilafan, dinamika. Untuk peristiwa kemanusiaan ini, saya mohon masyarakat Lembata mendoakan dan mohon ampun atas dosa supaya jalannya lapang," ujarnya.
Baca juga: Pemerintah dan Masyarakat NTT Sampaikan Duka Cita Atas Wafatnya Bupati Lembata
Katanya, Bupati Eliaser Yentji Sunur jadi persembahan terindah keluarga untuk Lembata.
Dia mengungkap, raganya boleh pergi tapi semangatnya tetap hidup di antara semua masyarakat.
"Sampai berjumpa di keabadian surgawi," katanya.
Perwakilan keluarga, Muktar Sarabiti, menyebutkan apabila selama hidupnya, dalam tingkah laku, sepak terjang, dan ada yang kurang berkenan di hati, mohon membuka pintu maaf agar beliau dengan tenang menghadap Sang Khalik.
Baca juga: Kisah AHP Awal Memroses Yentji Sunur Menuju Lembata 1