Mantan Mata-mata Jerman Dituduh Membelot Jadi Mata-mata China

Klaus L, seorang pensiunan ilmuwan politik dan pernah menjadi mata-mata Jerman di luar negeri, diduga telah membelot dan menjadi mata-mata bagi China

Editor: Agustinus Sape
abc.net.au/Nathan Dumlao
Ilustrasi. Seorang ilmuwan politik Jerman dituduh telah bekerja sebagai mata-mata bagi China selama 10 tahun. 

Mantan Mata-mata Jerman Dituduh Membelot Jadi Mata-mata China 

POS-KUPANG.COM - Klaus L, seorang pensiunan ilmuwan politik dan pernah menjadi mata-mata Jerman di luar negeri, diduga telah membelot dan menjadi mata-mata bagi China selama 10 tahun.

Hal itu diketahui dari tuduhan yang diajukan jaksa Federal Jerman pada hari Rabu 6 Juli 2021.

Jaringan televisi milik pemerintah Jerman, ARD, mengatakan Klaus L juga pernah menjadi mata-mata bagi dinas intelijen luar negeri Jerman, yakni BND, selama 50 tahun sebelum dia kemudian pensiun.

Mengutip sumber yang tidak disebut namanya, ARD melaporkan Klaus L pada awalnya mengatakan kepada BND mengenai kontak dengan pihak China, namun tidak memberikan informasi tambahan sesudah itu.

ARD juga melaporkan Klaus L pernah bekerja dengan Yayasan Hanns-Seidel yang berbasis di Munich, organisasi yang memiliki kaitan dengan Partai Christian Social Union (CSU), partai yang menjadi mitra bagi partai CDU.

CDU adalah partai Kanselir Jerman Angela Merkel berasal.

Yayasan tersebut mengatakan mereka sudah bekerja sama dengan pihak berwenang sejak bulan Juni tahun lalu.

Baca juga: Melihat China sebagai Teman, Taliban Berjanji Tidak Akan Menampung Muslim Uyghur dari Xinjiang 

"Kemungkinan adanya pelanggaran lewat kegiatan intelijen adalah hal yang tidak bisa kami terima," kata juru bicara Yayasan Hanns-Seidel.

Ia menambahkan Klaus L sudah pensiun lebih dari 10 tahun lalu dan tidak pernah lagi mengadakan kontak dengan mereka.

Pihak penuntut mengatakan hakim di kota Munich membuat keputusan agar pria tersebut dibebaskan, sementara kasusnya terus dilanjutkan.

Pihak penuntut mengatakan, Klaus L diduga telah menggunakan kontak politik yang dimilikinya saat menjalankan sebuah lembaga.

'Klaus L', direkrut untuk menjadi mata-mata ketika memberikan kuliah di Shanghai di tahun 2010, setelah dia selama lebih dari 10 tahun memiliki sebuah lembaga 'think thank' yang tidak disebut namanya.

Ilmuwan tersebut dituduh secara berkala memberikan informasi kepada staf intelijen China menjelang kunjungan kenegaraan atau konferensi internasional sampai tahun 2019.

Baca juga: Sejumlah Vlogger Asing Diduga Jadi Alat Propaganda untuk Membela China

Menurut pihak jaksa penuntut, berbagai informasi datang dari "sumber-sumber politik tingkat tinggi" yang dikenalnya.

Pihak penuntut mengatakan perjalanannya untuk bertemu dengan pihak intelijen China ditanggung oleh China dan dia juga menerima bayaran atas informasi yang diberikannya.

Jaksa sudah memasukkan berkas perkara ke pengadilan di kota Munich pada bulan Mei.

Sumber: abc.net.au

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved