Tips Sehat

Wajib Tahu Gejala Penyakit Disentri Pada Anak dan Orang Dewasa, Bukan Cuma Nyeri Perut Loh

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan mayoritas bakteri Shigella dikenal sebagai disentri basiler dan merupakan penyebab tersering disentri.

Editor: maria anitoda
Tribunnews
Gejala Penyakit Disentri pada anak dan orang dewasa 

Wajib Tahu Gejala Penyakit Disentri Pada Anak dan Orang Dewasa, Bukan Cuma Nyeri Perut Loh

POS-KUPANG.COM - Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu gangguan dan enteron ( usus ), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah.

Dikutpi dari Wikipedia, diagnosis klinis dapat ditegakkan semata-mata dengan menemukan tinja bercampur darah.

Diagnosis etiologi biasanya sukar ditegakkan.

Penegakan diagnosis etiologi melalui gambaran klinis semata sukar.

Baca juga: Gejala Penyakit Batu Ginjal, Jangan Sepelekan Sering Kencing, Urine Keruh atau Berbau Hingga Meriang

Sedangkan pemeriksaan biakan tinja untuk mengetahui agen penyebab seringkali tidak perlu dilakukan.

Kenapa? Karena hal ini memakan waktu lama ( minimal 2 hari ) dan umumnya gejala membaik dengan terapi antibiotika empiris.

Disentri adalah kumpulan gejala penyakit seperti diare berdarah, lendir dalam tinja, dan nyeri saat mengeluarkan tinja.

Praktisnya, diare berdarah dapat digunakan sebagai petanda kecurigaan terhadap disentri.

Baca juga: Gejala Terinfeksi Virus Covid-19 Varian Delta Termasuk pada Anak, Demam hingga Diare

Penyebab disentri adalah infeksi bakteri atau amuba.

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan mayoritas bakteri Shigella dikenal sebagai disentri basiler dan merupakan penyebab tersering disentri pada anak.

Sedangkan infeksi yang disebabkan oleh amuba dikenal sebagai disentri amuba.

Dirangkum dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gejala disentri pada anak biasanya adalah

diare berdarah, demam, nyeri perut terutama menjelang buang air besar.

Baca juga: Gejala Penyakit Kanker Mulut Kenali Sebelum Terlambat, Sariawan Tak Kunjung Sembuh dan Sulit Menelan

Selain itu, pada pemeriksaan tinja rutin juga ditemukan jumlah leukosit dan eritrosit yang meningkat, dan pada pemeriksaan biakan tinja dapat dijumpai kuman penyebab.

Namun, nyeri perut saat buang air besar seringkali tidak terlihat pada anak yang usianya lebih muda karena mereka umumnya belum dapat menggambarkan keluhan tersebut.

Penyebaran dan pencegahan disentri

Infeksi menyebar tangan, makanan maupun air yang terkontaminasi, dan biasanya terjadi pada daerah dengan kebersihan perorangan yang buruk.

Baca juga: Gejala Penyakit Kelenjar Tiroid, Muncul Benjolan di Leher, Mudah Lelah, Berat Badan Turun Drastis

Jumlah Shigella yang diperlukan untuk menyebabkan penyakit sangat kecil. Sekitar 15 persen dari seluruh kejadian diare pada anak di bawah usia 5 tahun adalah disentri.

Pencegahan disentri dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, melalui kebersihan diri dan lingkungan.

Kebersihan diri dimulai dengan mencuci tangan anak, pengasuh, dan orangtua menggunakan sabun untuk membunuh kuman.

Pengobatan disentri pada anak

Baca juga: Gejala Penyakit Kelenjar Tiroid, Muncul Benjolan di Leher, Mudah Lelah, Berat Badan Turun Drastis

Anak dengan disentri bisa mengalami dehidrasi, terlebih bila tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup.

Dehidrasi terjadi karena banyaknya cairan yang keluar melalui diare.

Anak dengan disentri sebaiknya diberi minum yang cukup, terutama bila mereka mengalami demam.

Infus diberikan bila anak mengalami dehidrasi berat atau sulit mendapat asupan makan karena hilang nafsu makan.

Baca juga: Apa Itu Sinusitis? Gejala Penyakit Sinusitis Lendir Hidung Berwarna Hijau Kekuningan Sakit Kepala

Selama anak masih mau minum dan makan dalam jumlah cukup, infus tidak perlu diberikan.
Makanan yang diberikan hendaknya dalam porsi sedikit namun sering.

Pilih makanan kaya energi dan zat gizi yang disukai anak.

Berikan pula satu kali makanan tambahan setiap hari dengan menu yang sama setidaknya selama 1 minggu setelah diare berhenti.

Pemberian ASI sangat dianjurkan pada bayi yang mengalami disentri.

Baca juga: Waspada, Ini Gejala Penyakit Ginjal yang Sering Diabaikan, Akibatnya Bisa Fatal

Disentri biasanya juga diobati dengan pemberian antibiotik.

Selain itu, anak harus dipantau setelah 2 hari, untuk melihat tanda penyembuhan, antara lain tidak

ada demam, frekuensi buang air besar dan volume tinja berkurang dengan jumlah darah minimal

atau menghilang, dan meningkatnya selera makan.

Baca juga: Waspada, Ini Gejala Penyakit Ginjal yang Sering Diabaikan, Akibatnya Bisa Fatal

Apabila tidak ada perbaikan dalam 3 hari, dipikirkan keadaan lain, pertimbangan penggantian antibiotik.

Bila kondisi mengkhawatirkan anak harus dirawat dan jika memungkinkan dilakukan pemeriksaan

terhadap amuba pada tinja.

Disentri yang lebih berat dilaporkan pada bayi yang tidak mendapat ASI dan pada anak dengan gizi kurang. 

Berita Kesehatan lainnya

Artikel ini telah tayang di Kontan. Id dengan judul Mengenal disentri pada anak, gejala, pencegahan, dan pengobatannya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved