Hanya Berpapasan 5 Detik Saja Sesorang Bisa Langsung Terpapar Covid-19 Varian Delta, Begini Kisahnya
Saat ini penularan virus corona varian baru terjadi demikian cepat. Hanya 5 detik saja, seseorang sudah bisa terpapar virus mematikan tersebut.
POS-KUPANG.COM - Saat ini penularan virus corona varian baru terjadi demikian cepat. Hanya 5 detik saja, seseorang sudah bisa terpapar virus mematikan tersebut,
Ini merupakan fakta yang baru saja terungkap dari sebuah rekaman CCTV di Autralia.
CCTV itu menampilkan dua orang yang sedang berbelanja di Westfield Bondi Junction.
Aktivitas kedua orang itu menjadi petunjuk akan adanya penularan Covid-19 yang paling berbahaya tersebut.'
Baca juga: Nasib Pilu Pasien Covid-19 di Kemayoran, Meninggal Dunia setelah Ditolak 11 Rumah Sakit
Sampai saat ini, covid-19 masih menyebar luas. Virus ini menyerang siapa saja dan cenderung meningkat dalam beberapa wakktu terakhir.
Dari fakta terbaru yang terungkap melalui CCTV itu terlihat kalau pemantauan perkembangan penyakit tersebut dilakukan semakin intensif oleh para pakar.
Bahkan rekaman CCTV yang secara teratur itu cenderung digunakan dalam investigasi yang dilakukan oleh otoritas Australia.
Pemerintah setempat terus melacak perjalanan kasus dan mengidentifikasi setiap momen penularan yang mungkin terjadi.
Baca juga: Jutaan Orang Indonesia Sudah Divaksin ini,Tapi Covid-19 Naik Terus,Pemuat Vaksin Sinovac UngkapFakta
Pertemuan sekilas antara dua orang dalam rekaman CCTV itu membuat otoritas kesehatan khawatir, karena penularan dicurigai hanya terjadi dengan berpapasan.
Kepala Petugas Kesehatan Queensland, Dr Jeannette Young mengatakan, varian Delta diindikasi dapat menular melalui kontak singkat. Bahkan, durasi yang diperlukan hanya sekitar 5-10 detik.
Dengan risiko itu, apakah protokol kesehatan 3M masih cukup untuk mencegah penularan Covid-19?
Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) saja tidak cukup.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Kapolres Malaka Ajak Warga Jangan Takut Vaksin
Untuk melindungi dari infeksi Covid-19 jenis varian apa pun, protokol kesehatan harus ditambah 5M, dua lainnya adalah menghindari kerumunan dan menghindari mobilitas.
"Apa pun variannya, 5M itu efektif kalau diterapkan dengan sungguh-sungguh dan konsisten, secara kualitas dan kuantitas," kata Dicky kepada Kompas.com, Sabtu 26 Juni 2021.
Adapun 5M yang dimaksudkan yakni: Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi.
Menurutnya, mekanisme penularan udara Covid-19 baik varian Delta maupun varian lain, tidak ada perubahan.
Baca juga: Cerita Sopir Ambulance Pembawa Jenazah Pasien Covid-19, Sehari 4 Kali Angkut Jenazah
Hanya saja, varian Delta lebih efektif karena memiliki viral load lebih tinggi, sehingga memudahkan penularan meski hanya berpapasan dalam durasi singkat.
Kendati demikian, Dicky menggarisbawahi bahwa potensi itu akan muncul ketika dua orang berpapasan tanpa menggunakan masker.
"Ini membuktikan bahwa masker berperan, baik melindungi dirinya maupun orang lain," jelas dia.
Terlepas dari itu, Dicky menyebut adanya potensi ledakan besar kasus Covid-19 dalam waktu dekat.
Baca juga: Stok Peti Habis, Jenazah Covid-19 Dimakamkan dengan Kantong Plastik, Fakta Terjadi di Kota Ini
Hal itu didasari atas data pemetaan genome yang menunjukkan bahwa varian Delta akan menjadi dominan di Indonesia.
Jika tidak direspons secara serius, kekacauan akan terjadi di mana-mana.
Untuk itu, ia berharap agar penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro dilakukan secara serius.
"Kalau tidak bisa lockdown ya penerapan PPKM diseriuskan, implementasinya bener-bener dilakukan, tanpa modifikasi lagi setiap sektor," kata dia.
Baca juga: Kapolda NTT Serentak Beri Ribuan Bantuan Bagi Warga Terdampak Covid-19

"Misalnya WFH, semua terapkan dan bener-bener yang 25 persen bekerja di kantor ini adalah tidak punya risiko, baik komorbid maupun usia yang membuatnya rentan. Karena kalau 25 persen dan semuanya berisiko ya salah besar," sambungnya.
Sayangnya, sejauh ini Dicky belum melihat monitoring PPKM yang maksimal, seperti pemantauan terkait WFH.
Selain itu, upaya 3T (tracing, tracking, treatment) sejauh ini juga belum ada peningkatan secara signifikan.
"Kalau kasus 10.000, harusnya testing-nya jadi 200.000, karena ada yang dilancak. Ini harus dilakukan dalam situasi varian Delta menyebar sekarang. Kalau tidak, kita akan menemukan banyak korban pesakitan dan kematian," tutur dia.
"Terakhir adalah vaksinasi, walaupun jadi primadona pemerintah, tapi belum memadai dan ideal, jauh di bawah 50 persen yang diharapkan," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Varian Delta Dapat Menular Hanya Berpapasan 5-10 Detik, Apakah 3M Masih Cukup?"