Alumni Universitas Australia Kota Kupang Gelar Workshop Intensive Bagi Petani di Naioni Kota Kupang
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Kupang Tahun Anggaran 2020 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
Dia menyampaikan, fokus awal kegiatan ini di Kelurahan Naioni, dan merupakan pilot project sehingga dibutuhkan dukungan dan kerja sama yang baik antara Pemerintah Daerah dan Masyarakat.
Harapannya, agar mereplikasi kegiatan yang sama dalam bentuk program dan kegiatan bagi Masyarakat Petani Sayur Lokal di Kecamatan lainnya dalam wilayah Kota Kupang.
Setelah Irma dan pihaknya berhasil mendapatkan Hibah (Grant), maka bersama dengan Team Members, Kegiatan Intensive Workshop ini langsung dieksekusi dengan melibatkan 3 Aparatur Sipil Negara (ASN) dari BPP Naioni, Alak, Kota Kupang.
Baca juga: Ini Pemicu Terlambat Kucuran Dana Komisi Penanggulangan AIDS, Ini Kata Kadis Kesehatan Kota Kupang
Ketiganya yakni, Jerobeam E. S. Wabang, S.Pt (Koordinator BPP Naioni, Alak), Mariani Feranti Tameno, SP dan Heribertus Resi (Tenaga Penyuluh), serta 3 orang sukarelawan (Volunteer), Rammy Inkenny Immanuel Ndaparoka, SE, Dana Christin, dan Vera Nenobais.
Irma berharap agar peserta atau para petani yang mengikuti kegiatan intensive workshop ini dapat menangkap dan mempelajari semua ilmu pengetahuan yang diberikan, serta mampu memanfaatkan teknologi mesin pencacah rumput yang tersedia.
Dia juga menegaskan bahwa program ini akan tetap berlanjut sampai dengan tahapan monitoring dan evaluasi (monev) sampai para petani sayur dapat mandiri dengan memanfaatkan modal kelompok untuk mengolah dan menjual hasil olahan sampah organik (pupuk organik)
Dengan demikian, lanjutnya, dapat membantu para petani sayur dalam meningkatan pendapatan hidup.
Baca juga: Deteksi Virus Varian Baru di Kota Kupang, Dinkes Kirim Sampel ke Jakarta, Ini Penjelasan Kadis
Melalui kegiatan intensive workshop ini, Irma beserta team members menghibahkan 2 (dua) Unit Mesin Cacah Organik
Alat ini, katanya dapat digunakan oleh Kelompok Tani Tanaman Hortikultura di bawah naungan BPP Naioni, Kecamatan Alak, mengelola sampah organik sehingga
Dampak positif yang diharapkan, katanya, adanya peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui pengurangan timbulan sampah organik.
Irmasari menjelaskan, sekian lama para alumni universitas Australia ingin berkontribusi, namun memiliki keterbatasan dalam hal anggaran, sehingga dengan adanya peluang dari Pemerintah Australia melalui Skema Hibah Alumni, ini menjadi peluang emas untuk menjembatani keterbatasan-keterbatasan yang ada.
Baca juga: Deteksi Virus Varian Baru di Kota Kupang, Dinkes Kirim Sampel ke Jakarta, Ini Penjelasan Kadis
"Jadi, melalui AGS (Alumni Grant Scheme atau Skema Hibah Alumni), kami mendapat peluang untuk membantu masyarakat dalam kegiatan pengabdian, dengan mengajukan proposal, yang memiliki inovasi (dampak sosial) bagi komunitas/masyarakat luas, maka kami layak untuk memperoleh skema hibah ini," ungkap dia.
"Dana hibah ini akan dikelola sepenuhnya untuk masyarakat petani sayur lokal di Kota Kupang, secara khusus masyarakat petani sayur lokal di wilayah Kecamatan Alak, karena projectnya berjalan di Kota Kupang," tegas dia.
Selanjutnya, keberhasilan kegiatan percontohan (pilot project) dengan target 30 Petani Sayur Lokal di Kelurahan Naioni ini, akan menjadi rekomendasi kepada Kepala Daerah (Pemerintah Kota Kupang) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Kupang, berupa kertas kebijakan (policy brief) demi keberlanjutan program ini bagi masyarakat luas di wilayah Kota Kupang.(*)