Inggris vs Kroasia: Peluang Balas Dendam

TIGA tahun lalu, Harry Kane membawa Inggris ke peringkat empat Piala Dunia di Rusia dengan enam gol

Editor: Kanis Jehola
Twitter @premierleague
Harry Kane 

POS-KUPANG.COM - TIGA tahun lalu, Harry Kane membawa Inggris ke peringkat empat Piala Dunia di Rusia dengan enam gol. Meskipun parade golnya melibatkan penalti, dan dan sejumlah keberuntungan, itu sudah cukup menjadikannya pemain Inggris pertama yang meraih Sepatu Emas Piala Dunia sejak Gary Lineker pada 1986.

Musim panas ini, Kane menuju Euro dengan segar setelah mencetak 23 gol dalam 35 laga untuk meraih Sepatu Emas Liga Premier ketiga-kalinya. Sepatu emas sepertinya sudah menjadi kewajiban bagi Kane. Dan ketika striker Tottenham Hotspur ini dalam penampilan terbaik, hanya sedikit yang bisa menghentikannya.

Saat Inggris menjamu Kroasia dalam laga pembuka grup D Euro 2020 di Stadion Wembley, London, Minggu (13/6) malam ini, Kane masih dihantui memori buruk di semifinal Piala Dunia 2018.

Baca juga: Polres Sikka Operasi Premanisme di Maumere

Baca juga: Alfamart Hari Ini 13 Juni 2021 Masker Nexcare Beli2 Gratis1, Sleek Baby Beli1 Gratis1

Ketika itu, sang bomber melewatkan peluang besar untuk mengubah skor menjadi 2-0 di mana ia seharusnya mengumpan bola untuk Raheem Sterling. Hal itu tak dilakukannya. Dan, semua tahu, Kroasia memukul balik saat itu hingga menang 2-1.

Kane kemudian memang melakukan sedikit penghapusan dosa, dengan mencetak gol kemenangan Inggris 2-1 atas Kroasia untuk memastikan posisi Three Lions di final UEFA Nations League perdana 2018 lalu.

Pemain depan Inggris, Harry Kane, meluapkan kegembiraannya setelah mencetak gol dari titik penalti pada pertandingan Piala Dunia G Piala Dunia 2018, antara Inggris dan Panama di Nizhny Novgorod Stadium, di Nizhny Novgorod (24 Juni 2018).
Pemain depan Inggris, Harry Kane, meluapkan kegembiraannya setelah mencetak gol dari titik penalti pada pertandingan Piala Dunia G Piala Dunia 2018, antara Inggris dan Panama di Nizhny Novgorod Stadium, di Nizhny Novgorod (24 Juni 2018). ((AFP/Martin Bernetti))

Namun, sepertinya hal itu belum sepenuhnya memuaskan. Ajang paling tepat untuk membalas kekalahan di turnamen mayor (Piala Dunia 2018), adalah dengan mengalahkannya pula di turnamen mayor, di Euro 2020 ini.

Dan skuat asuhan Gareth Southgate boleh percaya diri menatap laga pembuka. Mereka dilengkapi para pemain muda bertalenta yang tersebar merata di semua lini.

Tim "Tiga Singa" menyapu bersih enam laga terakhir di berbagai ajang, dengan hanya kebobolan satu gol. Inggris juga lolos ke Euro ini dengan meyakinkan, meraup satu kemenangan, dan hanya sekali kalah untuk jadi penguasa di grup A.

Sementara Kane adalah peraih sepatu emas, lawannya di kubu Kroasia, Luka Modric adalah peraih bola emas sebagai pemain terbaik di Piala Dunia 2018.

Baca juga: Siswa SMPK Frater Maumere Raih Prestasi di Olimpiade Sains Indonesia

Baca juga: Dua Pasien di Kabupaten TTU Terkonfirmasi Positif Covid-19

Gelandang veteran ini berperan penting membawa Kroasia ke babak final, mengatur permainan, dan mendikte tempo pertandingan dengan kemudahan dan ketenangan yang tak tertandingi. Inggris seperti lumpuh dalam sihir Modric di semi final waktu itu.

Tapi situasinya sedikit berbeda kali ini. Para pemain muda Inggris semakin matang ditempa pengalaman, dan ketatnya kompetisi di liga domestik.

Di pihak lain, Kroasia masih mengandalkan para pemain seniornya yang semakin berumur. Modric telah berusia 35 tahun, demikian partnernya Ivan Perisic sudah berusia 32 tahun.

Secara keseluruhan, performa Kroasia juga tak terlalu meyakinkan. Sembilan laga terakhir, skuat asuhan Zlatko Dalic ini hanya dua kali menang, dan dua kali seri. Sisanya kalah.

Dua laga terakhir, tim berjuluk "vatreni" alias "api berkobar" ini ditahan Armenia 1-1, dan ditekuk Belgia 0-1. "Kami membutuhkan lebih banyak umpan vertikal, tendangan ke arah gawang, dan pemain yang berlari ke area penalti," kata Dalic meratapi kekalahan dari Belgia seperti dikutip dari Squawka.

Jika umpan-umpan ajaib yang diinginkan Dalic, maka dia perlu memastikan Modric menguasai bola sebanyak mungkin. Tiga tahun lalu di Rusia, Modric menyelesaikan lebih banyak operan ke sepertiga akhir (134) dan umpan terobosan (2) dari pemain Kroasia lainnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved