Unik Warga Nanga Rawa Kabupaten Manggarai Timur Lakukan Ritual Kebu untuk Tangkap Ikan
Sang Khalik lukiskan untuk umat manusia. Pantai Nanga Rawa terkenal dengan memiliki pasir pantai yang sangat putih
Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
Unik Warga Nanga Rawa Kabupaten Manggarai Timur Lakukan Ritual Kebu Untuk Tangkap Ikan
POS-KUPANG.COM | BORONG--Wilayah Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyimpan banyak destinasi wisata baik wisata religi, budaya, alam dan wisata bahari.
Pantai Nanga Rawa yang terletak di Dusun Nanga Rawa, Desa Bamo, Kecamatan Kota Komba, ini menyimpan banyak view sangat indah yang Sang Khalik lukiskan untuk umat manusia. Pantai Nanga Rawa terkenal dengan memiliki pasir pantai yang sangat putih.
Air laut di sekitaran pantai ini juga cukup jernih dengan warna biru yang indah. Ombak pada pantai ini juga tinggi dan berlapis-lapis sehingga cocok untuk bermain selancar atau sky.
Selain itu dari pantai ini juga Anda bisa menikmati sinar sunset dan juga Padang Savana yang indah membaluti lereng dan bukit. Anda juga bisa menikmati keindahan para nelayan setempat yang sedang menangkap ikan di lokasi pantai itu sambil berteduh di bawa rindangan pohon waru yang tumbuh menghiasi bibir pantai itu.
Baca juga: TRIBUN WIKI: Pantai dan Padang Savana Mausui Manggarai Timur Tawarkan Wisata Berkuda
Bukan hanya keindahan pantai dan padang Savana, namun di pantai ini juga Anda bisa mendengar atau menyaksikan bagaimana masyarakat setempat menangkap ikan secara tradisional. Upacara penangkapan ikan tradisional ini disebut kebu/kremo.

Lokasi ritual ini di muara sungai Nanga Rawa. Untuk Anda bisa menyaksikan ritual ini harus datang berwisata sekitar tanggal ritual karena ritual ini dilakukan 5 tahun sekali, meskipun demikian anda juga bisa memperoleh penjelasan dari masyarakat setempat terkait ritual Kebu itu.
Baca juga: Dukung Kabupaten Ternak Berbasis Budaya, Undana-Pemkab Manggarai Timur Teken MoU
Para peserta Familiarization Trip yang tergabung dari HPI, ASITA Manggarai Raya, Travel Agent dan wartawan yang dipimpin langsung oleh Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Dinas Parbud Kabupaten Manggarai Timur Erlin Making beserta staf selaku panitia juga saat berkunjung ke pantai wisata ini, Kamis 3 Juni 2021 juga memperoleh penjelasan dari Damasus Jama (48) warga setempat tentang ritual penangkapan ikan itu.

Damasus Jama kepada peserta Fam Trip menjelaskan, ritual Kebu/kremo ini merupakan acara untuk penangkapan ikan di muara sungai itu. Upacara itu dilakukan selama 5 tahun sekali dimana upacara terakhir pada tahun 2017 lalu dan sekitar tahun 2022 akan kembali dilakukan ritual pengakapan ikan lagi.
Baca juga: Dukung Kabupaten Ternak Berbasis Budaya, Undana-Pemkab Manggarai Timur Teken MoU
Usai upacara adat Kebu, masyarakat bisa menangkap ikan di muara itu bisa dengan tangan saja tanpa membutuhkan jala/pukat.
"Tapi bisa juga kalau pakai pukat. Sebelum tangkap ikan, tua adat membuang batu di muara sungai ini, lalu dilakukan penangkapan. Banyak ikan yang ada di muara ini, dari berbagai jenis ikan dan hasil tangkapannya juga cukup lumayan," jelas Jama.
Jama juga menjelaskan, sebelum tua adat membuang batu ke muara tanda dimulai penangkapan ikan, sebelumnya juga diberikan sesajian kepada roh-roh dan arwah leluhur nenek moyang berupa ayam, tuak/sopi dan biji jagung.
"Disini pemberian sesajian tanpa menggunakan nasi karena di sekitar lokasi ini haram untuk tanam padi, ini memang sudah turun temurun. Jadi kalau ada yang tanam berarti akan ditegur oleh nenek moyang berupa panas berkepanjangan tanpa hujan,"kata Jama.
Untuk sampai di lokasi ini tentu Anda melewati jalur jalan Nasional Borong-Waelengga arah timur Kota Borong. Jalan ini cukup mulus dengan jarak tempuh sekitar 5 Km.
Setelah tiba di Kampung Kisol, Kelurahan Tana Rata anda belok kanan mengikuti jalan raya menuju Nanga Rawa dengan jarak tempuh sekitar 10 Km. Di ruas jalan ini memang sebagian aspal masih bagus, namun sebagian sudah rusak berat.