Laut China Selatan

Saling Tuduh, China Sebut Amerika Otak Perselisihan Beijing & Malaysia, Reaksi AS?

Saling Tuduh, China Sebut Amerika Otak Perselisihan Beijing & Malaysia, Reaksi AS?

Editor: maria anitoda
via sosok.grid.id
Saling Tuduh, China Sebut Amerika Otak Perselisihan Beijing & Malaysia, Reaksi AS? 

China menilai, hubungan China-Malaysia selalu dalam keadaan yang relatif baik dan stabil.

Misalnya, pada 21 Mei, Perdana Menteri China Li Keqiang mengadakan konferensi video dengan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin.

Selama konferensi, mereka bertukar pandangan mendalam tentang hubungan dan kerja sama Tiongkok-Malaysia, serta kerja sama internasional dalam perang melawan COVID-19.

"Tidak ada "intimidasi" antara China dan Malaysia. Kami percaya insiden ini pada akhirnya akan diselesaikan secara damai melalui cara-cara diplomatik."

Baca juga: Resmi, Duterte Larang Pejabat Filipina Lakukan Ini di Laut China Selatan: Ini Perintah Saya

Baca juga: Resmi, Duterte Larang Pejabat Filipina Lakukan Ini di Laut China Selatan: Ini Perintah Saya

"Namun, beberapa media dari AS dan negara-negara Barat lainnya telah menghipnotis apa yang disebut teori ancaman China mengenai insiden ini. Jelas, niat mereka yang sebenarnya adalah untuk menarik garis pemisah antara China dan Malaysia dan terus merusak perdamaian dan stabilitas regional."

AS mengklaim sebagai kekuatan penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik.

Namun tidak setiap negara regional menginginkan Washington untuk meningkatkan kehadiran militernya.

Faktanya, ujar China, AS adalah salah satu alasan mengapa ketegangan di Laut Cina Selatan terus meningkat, karena Washington mempromosikan apa yang disebut kebebasan navigasi di kawasan itu dan terus-menerus melakukan latihan militer dengan sekutunya.

AS adalah salah satu faktor yang berkontribusi terhadap ketidakstabilan kawasan Asia-Pasifik, bukan China, ujar Beijing.

"Ini bertentangan dengan apa yang digembar-gemborkan oleh beberapa opini publik Barat."

"China tidak pernah menggunakan kekuatan militernya untuk menyerang negara lain. Memang, China memperkuat militernya hanya untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas, dan negara-negara seperti AS perlu membiasakan diri dengan kekuatan militer China yang semakin besar."

China dengan tegas menyebut media Barat telah mengobarkan sentimen anti-China dan berspekulasi tentang apa yang disebut teori ancaman China.

Menurut mereka, dengan menyamarkan Washington sebagai pembela keamanan regional, media di Barat secara terang-terangan berusaha membuat negara-negara ini sepenuhnya condong ke arah Washington.

Baca juga: Perang Siap Dimulai, China Kerakan 2 Kapal Induk ke Laut China Selatan, Siap Adang AS dan Sekutu

Baca juga: Mengejutkan, Xi Jinping Siapakan Arena Perang vs Amerika, Bukan Laut China Selatan Tapi Negara Ini

"Tapi ini hanya ilusi. Hal ini bertentangan dengan realitas politik internasional saat ini."

Menuru China, mereka perlu memperkuat kerja sama dengan negara-negara kawasan, termasuk Malaysia. Ini juga perlu meningkatkan pertukaran militer dan rasa saling percaya antara Beijing dan Kuala Lumpur.

"Ini akan mencegah agitasi AS mempengaruhi hubungan bilateral antara keduanya," lapor Global Times. (*)

Berita Laut China Selatan

https://sosok.grid.id/read/412723782/china-tuding-negara-barattaburperselisihan-malaysia-dan-beijing-di-laut-china-selatan-sebut-as-dalang-dibalik-ketakutan-perang?page=all

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved