Tidak Ada Listrik, Pelajar di Desa Watu Rambung - Manggarai Barat Gunakan Pelita Untuk Belajar
Tidak Ada Listrik, Pelajar di Desa Watu Rambung - Manggarai Barat Gunakan Pelita Untuk Belajar
Penulis: Gecio Viana | Editor: Ferry Ndoen

Tidak Ada Listrik, Pelajar di Desa Watu Rambung - Manggarai Barat Gunakan Pelita Untuk Belajar
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Sejumlah pelajar di Desa Watu Rambung, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), menggunakan pelita untuk belajar setiap malam, Minggu 30 Mei 2021.
Hal tersebut dilakukan lantaran desa tersebut belum mendapatkan layanan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Warga Desa Watu Rambung, Maksimilianus Kolbe Jaban (32) mengatakan, aktivitas pelajar tersebut telah berlangsung sejak dulu.
"Sudah 75 tahun bangsa Indonesia merdeka, tapi kami belum merasakan kemerdekaan akan penerangan listrik milik negara. Belum diterangi listrik PLN, anak-anak sekolah selalu mengerjakan tugas menggunakan lampu pelita," katanya.
Sebagai orang tua, pihaknya pun merasa khawatir dampak kesehatan saat anak-anak menggunakan pelita sebagai sarana penerangan.
"Kadangkala hidung anak-anak menghitam akibat asap lampu yang terbuat dari botol dan juga rambut mereka terbakar karena terlalu dekat sama lampu," tuturnya.
Diakuinya, tidak semua masyarakat menggunakan pelita sebagai alat penerangan, sebagian warga lainnya menggunakan lampu sehen tenaga surya.
"Sebagian warga lain bahkan rela membeli genset sebagai penerangan, dengan resiko biaya tinggi. Tapi mau bagaimana lagi, itu menjadi realitas kami di desa. Berharap pemerintah segera memasang jaringan listrik di desa kami," katanya.
Dijelaskannya, adanya listrik tentu akan membantu masyarakat untuk mengakses informasi dan hiburan serta meningkatkan ekonomi masyarakat melalui usaha yang menggunakan tenaga listrik.
"Kami juga keluhkan jaringan internet, kalaupun ada hanya ditempat tertentu saja. Kami harus jauh dari kampung untuk mendapatkan jaringan internet. Di sisi lain sekolah menuntut untuk belajar secara online, sehingga situasi ini menjadi miris dengan realita yang ada," katanya.
Ketiadaan layanan listrik juga dikeluhkan Kepala Desa Watu Rambung, Konstantinus Selamat.
Jumlah warga Desa Watu Rambung yang belum mendapatkan layanan listrik, lanjut dia, sebanyak 576 kepala keluarga dan tersebar di 4 dusun.
"Empat dusun itu, Dusun Amba, Dusun Sadang, Dusun Bempo dan Dusun Tangga ada juga sekolah yakni SMPN 4 Lembor Selatan, SDI Amba, SMAN 1 Lembor Selatan," jelasnya saat dihubungi per telepon pada Minggu malam.
Baca juga: Pengurus INTI Hadir di Sabu Raijua, Serahkan Bantuan Rp 25 Juta
Konstantinus menjelaskan, desa tetangga, desa Wae Mose telah mendapatkan layanan listrik.
Bahkan, jarak dari kampung yang telah mendapatkan layanan listrik hanya 400 meter.
Pada tahun 2020 sebelum pandemi Covid-19, pihak pemerintah desa telah mendapatkan pemberitahuan dari PLN bahwa akan dibangun jaringan dalam waktu dekat.
Baca juga: Pantai Mananga Aba, Favorit Pilihan Wisata Warga Sumba Barat Daya, Ini Keunikannnya
Sehingga, pihaknya berharap agar hal tersebut segera diimplementasikan.
"Kami setengah mati apalagi anak-anak, yang kami pikirkan bahwa desa kategori maju kalau sudah ada aspal, air dan listrik. Sehingga, saat ini kerinduan kami adalah listrik," katanya. *)
