Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Kamis 20 Mei 2021: Bersaudara dalam Perbedaan
Doa Yesus bagi murid-murid-Nya bernilai universal. Sebuah ungkapan pemberian diri Yesus yang sempurna.
Renungan Harian Katolik, Kamis 20 Mei 2021: Bersaudara dalam Perbedaan (Yoh 17:20-26)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Doa Yesus bagi murid-murid-Nya bernilai universal. Sebuah ungkapan pemberian diri Yesus yang sempurna. Persatuan Yesus dengan Bapa-Nya, persatuan Yesus dengan murid-murid-Nya dan persatuan Yesus dengan orang-orang yang percaya pada kesaksian para murid-Nya.
Betapa menakjubkan persatuan yang berpusat pada Bapa di Surga. Ia menggerakkan Yesus, Anak-Nya untuk menyatukan seluruh semesta. Persatuan itu membuat semua manusia hidup bersaudara dalam perbedaan.
Keindahan persaudaraan dalam Yesus ini begitu memesona nurani tokoh besar India, Mahatma Gandhi sehingga mengatakan bahwa seandainya semua orang di atas dunia mencontohi sedikit saja hidup Yesus Kristus, maka dunia ini akan menjadi tempat hidup bersama yang damai bagi segala makhluk. Dunia akan menjadi sebuah keluarga persaudaraan.
Tanda konkret bahwa kita semua murid Yesus adalah ketika hidup kita tidak lagi berpusat pada diri semata. Diri kita adalah bagian dari orang lain. Apa yang kita miliki menjadi milik orang lain. Tuhan hanya butuh ketulusan kita agar mengulurkan tangan membagikan rahmat Tuhan yang kita miliki demi membahagiakan orang lain.
Inilah tanda bahwa kita bersatu dengan Tuhan. Artinya, Tuhan tinggal di dalam diri kita. Segala pikiran, perkatan dan perbuatan adalah manifestasi nyata dari Tuhan yang sesungguhnya tidak tampak dalam mata manusiawi. Tapi “bermain” sangat kuat dan nyata di balik layar kehidupan kita.
Doa Yesus agar kita bersatu dengan Dia dan Bapa-Nya merupakan ajakan bagi kita untuk tetap berjuang hidup dalam persatuan dengan Yesus dan Bapa-Nya di tengah dunia yang penuh tantangan ini.
Doa Yesus “Supaya mereka menjadi satu” (Yoh 17:22) adalah inti doa kasih Yesus bagi murid-murid-Nya dan bagi kita sekalian yang diyakinkan oleh ajaran para rasul itu. Kita semua menjadi milik Tuhan ketika hidup kita menyatu dengan semua orang.
Ungkapan “semua orang” ini tidak sebatas orang-orang yang seiman dengan kita, yang percaya kepada Kristus yang bangkit dari alam maut, tapi juga orang-orang yang menjadi musuh, membenci bahkan membunuh kita.
Yesus telah memberikan teladan yang menakjubkan kemanusiaan: ukuran bahwa kita adalah orang-orang yang mengikuti Dia adalah ketika kita hidup bersaudara dengan semua orang tanpa label moralistik duniawi.
Bahkan Yesus menunjukkan teladan bergaul akrab dengan semua orang yang dianggap kotor dan sampah masyarakat. Sebuah kasih yang melampaui sekat-sekat duniawi yang diciptakan manusia terbatas.
Teladan Yesus ini mesti menjadi kekuatan spiritual yang meruntuhkan tembok-tembok pemisah antarmanusia. Kita semua hidup dalam kasih utuh.
Doa kasih Yesus agar kita menjadi satu adalah ajakan agar kita menajadi saksi-Nya di tengah dunia ini. Ajakan menjadi saksi ini menjadi perjuangan berat ketika dunia kita membuka banyak celah dan ruang untuk berpisah satu sama lain.
Tuhan mengingatkan kita, justru dalam dunia yang penuh tantangan inilah, kualitas iman kita akan dimurnikan. Seperti emas dimurnikan dalam tanur api, demikian pun iman kita yang menuntut persatuan akan dimurnikan.
Yesus mengingatkan kita agar tidak takut karena “Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh 16:33).*
Simak juga video renungan harian katolik berikut:
Baca artikel-artikel renungan harian katolik lainnya DI SINI