Selama Lebaran, Penarikan Uang Tunai di NTT Meningkat Lima Persen
total penarikan uang tunai di Nusa Tenggara Timur selama periode Ramadan dan Idul Fitri 2021 meningkat lima persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Penulis: F Mariana Nuka | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Total penarikan uang tunai di Nusa Tenggara Timur selama periode Ramadan dan Idul Fitri 2021 meningkat lima persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Bank Indonesia (BI) mencatat, selama periode tersebut, total penarikan uang tunai di NTT mencapai Rp1,096 miliar, meningkat lima persen terhadap tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,041 miliar.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur, Daniel Agus Prasetyo mengatakan, peningkatan penarikan uang tunai tersebut disebabkan adanya percepatan penyaluran dana desa yang bertepatan juga dengan momen Lebaran kemarin.
"Selain itu, beberapa hal yang mendorong peningkatan tersebut adalah peningkatan konsumsi masyarakat dan realisasi/pencairan BOS, serta bantuan Covid-19 oleh pemerintah," kata Daniel kepada POS-KUPANG.COM, Senin (17/5).
Sebelumnya, BI memproyeksikan kebutuhan uang tunai selama momen Ramadan-Idul Fitri 2021 sebesar Rp998 miliar. Dengan kenaikan realisasi tersebut, Daniel mengatakan bahwa ada upaya baik untuk mendorong pemulihan ekonomi di NTT.
Namun demikian, jika dibandingkan dengan masa normal sebelum pandemi Covid-19, realisasi tahun 2021 sangat rendah. Adapun realisasi lebaran tahun 2016 sebesar Rp1,130 miliar; tahun 2017 sebesar Rp1,551 miliar; tahun 2018 sebesar Rp 1,846 miliar; dan tahun 2019 sebesar Rp 1,370 miliar.
Meski penggunaan uang tunai meningkat, Daniel menyampaikan bahwa transaksi non tunai masih terus didorong oleh BI melalui Semarak QRIS yang masih berlangsung hingga Juni mendatang. Selain itu juga ada pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di lingkup pemprov, pemkot, dan pemkab.
"Bank Indonesia tetap berkomitmen untuk menyediakan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup, pecahan yang sesuai, dan kualitas yang baik. Kami melihat adanya optimisme dalam pemulihan ekonomi dengan adanya peningkatan kebutuhan uang di NTT. Selain itu, untuk melengkapi protokol kesehatan, kami juga tetap mengimbau masyarakat dapat melakukan transaksi nontunai melalui QRIS," tutup Daniel. (cr1)
