Sosok Komandan Perang Hamas? Dijuluki Kucing 9 Nyawa, Mohammad Deif Bikin Gemetar Israel

Sosok Komandan Perang Hamas? Dijuluki Kucing 9 Nyawa, Mohammad Deif Bikin Gemetar Israel

Editor: Hasyim Ashari
inews
Sosok Komandan Perang Hamas? Dijuluki Kucing 9 Nyawa, Mohammad Deif Bikin Gemetar Israel 

Sosok Komandan Perang Hamas? Dijuluki Kucing 9 Nyawa, Mohammad Deif Bikin Gemetar Israel

POS-KUPANG.COM - Ketegangan Israel dan Palestina yang belakangan meningkat kembali mencuatkan tanda tanya siapa sebenarnya sosok komandan perang Hamas.

Apalagi setelah sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, menembakkan tujuh rudal ke Yerussalem.

Serangan itu menjadi balasan atas kekejian Israel di Masjid  Al Aqsa.

Brigade Al Qassam merupakan pasukan tempur yang selama ini berada di garis depan dalam peperangan melawan Israel.

Baca juga: Beda dengan Israel, Ini Alasan Palestina Tidak Punya Tentara, Bagaimana dengan Kehebatan Hamas?

 

Mereka terutama beroperasi di Jalur Gaza, gagah berani menentang pendudukan zionis atas wilayah itu.

Kendati dicap sebagai kelompok teroris oleh sejumlah negara dan lembaga barat, Brigade Al Qassam tak dimungkiri bagian dari para pejuang Palestina.

Mereka orang-orang terlatih yang siap jadi martir untuk mempertahankan Tanah Air dari penindasan Yahudi.

“Brigade Al Qassam melancarkan serangan rudal ke musuh di Yerusalem sebagai respons atas agresi terhadap kota suci, juga  penganiayaan terhadap orang-orang kami di Sheikh Jarrah dan Masjid Al Aqsa," kata Juru Bicara Brigade Al Qassam, Abu Ubaida, dikutip dari laman web Brigade Al Qassam, Jumat 14 Mei 2021.

Brigade Al Qassam atau lengkapnya Izzudin Al Qasam didirikan pada 1991.

Mula-mula dibentuk oleh Izz Ad Din (Izzudin) Al Qassam, seorang pendakwah di Palestina.

Pada 1930 dia mengorganisasi dan mendirikan Al Kaff Al Aswad (Black Hand), organisasi militan yang menentang zionisme dan pemerintaah Inggris-Prancis di Levant.

Baca juga: Ustad Abdul Somad Menangis Saat Ungkap Rahasia Besar Tentang Laknatnya Israel ke Palestina Simak Ini

Brigade Al Qassam kini dipimpin Mohammad Deif. Siapa dia?

Profil Mohammad Deif Terlahir dengan nama Mohammed Diab Ibrahim al-Masri, Deif menjadi orang paling dicari Israel selama 26 tahun terakhir sejak 1995.

Dia diburu karena keterlibatannya dalam bom bunuh diri, pembunuhan dan penculikan terhadap tentara Israel: musuh nomor satu rakyat Palestina

Laporan yang ditulis Global Research menyebut Deif sebagai ‘personifikasi Palestina’.

Saat remaja, dia bergabung dengan Ikhwanul Muslimin dan aktif dalam politik mahasiswa di Universitas Islam Gaza.

Saat meletusnya intifada pertama, Deif bergabung dengan barisan milisi Hamas. Dia ditangkap oleh Israel pada Mei 1989, dan dijatuhi hukuman 16 bulan penjara.

Bebas pada 1991, Deif langsung pergi ke Brigade Al Qassam.

Di situ dia bertemu Yahya Ayyash yang kelak menjadi mentornya.

Yahya Ayyash dijuluki sebagai Sang Insinyur atas kemahirannya membuat bom dan taktik militer.

Baca juga: Kondisi Gaza Makin Parah, Rumah Warga Hancur Dibombardir Israel, 10.000 Warga Palestina Mengungsi

Peran Deif perlahan terus meningkat dalam struktur komando Hamas.

Israel menuding Deif pada 1994 sebagai aktor pembunuhan tiga tentara mereka: Nachshon Wachsman, Aryeh Frankenthal dan Shahar Simani.

Ketika Israel membunuh Ayyash menggunakan ponsel peledak, Deif membalas dendam dengan mendalangi serangkaian serangan bom mematikan terhadap warga Israel pada Februari dan Maret 1996. 

“Mohammad Deif kemudian pergi ke bawah tanah. Foto-fotonya sejak itu sangat langka dan tidak ada yang terlihat dalam dekade terakhir,” bunyi ulasan Global Research, dikutip Rabu 12 Mei 2021

Video Suasana Isra Mikraj di Palestina, Satu Tewas Ditembak Israel Lolos 5 Kali Pembunuhan Israel Tentu saja, Israel mencoba membunuhnya.

Setidaknya lima kali serangan ditujukan untuk menghabisi Deif. Namun semua serangan itu gagal, menjadikan dia semakin melegenda.

Kantor Berita AFP dikutip South China Morning Post menyebut reputasi itu menjadikan Deif dijuluki Kucing 9 Nyawa (the cat with nine lives).

Baca juga: Bertubi-tubi Diserang Israel, 10.000 Warga Palestina Tinggalkan Rumah di Gaza, Begini Kondisinya

Upaya pembunuhan itu terjadi dalam beberapa rentang tahun.

Pada 22 Agustus 2001, Deif dan wakilnya, Adnan Al Awal, lolos dari upaya pembunuhan yang ditargetkan.

Pada 26 September 2002, sebuah helikopter IDF Apache menembakkan dua rudal Hellfire ke mobil Deif saat dia pulang dari kunjungan belasungkawa di distrik Sheikh Rawan di Gaza.

Lagi-lagi Deif selamat.

IDF mencoba lagi pada Agustus 2003, mengebom lantai atas sebuah gedung apartemen tempat para pemimpin militer Hamas, termasuk Al Awal, Haniyeh, Deif dan pemimpin spiritual gerakan, Ahmad Yassin bertemu.

Orang-orang itu berada di lantai bawah gedung dan lolos dengan luka ringan.

Pada dini hari 12 Juli 2006, pesawat F16 Israel mengebom sebuah rumah tempat para pemimpin tingkat tinggi Hamas bertemu.

Deif selamat dari ledakan tersebut, tetapi tulang punggungnya terluka parah. Setelah peristiwa ini, Ahmed Jabari menjadi penjabat komandan Brigade Al Qassam.

Baca juga: Innalillahi, Satu Keluarga di Palestina Tewas Setelah Roket Israel Hantam Pemukiman Gaza Utara

Pada 19 Agustus 2014, Angkatan Udara Israel melakukan serangan udara di sebuah rumah di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza.

Serangan ini menewaskan istri Deif yang berusia 27 tahun. Selain itu putranya, Ali, yang berusia 7 bulan serta Sara, 3, meninggal.

Tiga warga sipil juga menjadi korban.

Pada April 2015, media Israel mengutip sumber-sumber intelijen, menyebut Deif selamat dari upaya pembunuhan tersebut.

Menurut berbagai laporan, Deif juga dikenal sebagai ahli menyamar.

Saat bepergian dia dikawal ketat oleh pasukan keamanan secara terpisah berisikan orang-orang yang sangat dipercayainya.

Keberadaan dua pasukan keamanan ini ditengarai untuk mengelabui musuh.

Mereka menjadi tidak tahu di mana sesungguhnya keberadaan Deif.

Menurut Global Research, hanya dua tokoh penting Hamas yang tahu di mana dia berada dan hanya satu orang yang bisa kontak langsung dengannnya.

Baca juga: Ketua Partai Golkar, Airlangga Hartato Kecam Keras Serangan Israel ke Palestina

Pria terakhir yang dimaksud yakni Ismail Haniyeh, Petinggi Hamas yang juga PM Palestina.

* Kekuatan Sniper Hamas Bikin Israel Ketakutan, Akurat hingga Jarak 1,5 KM

Peran seorang sniper atau penembak jitu dalam perang tak bisa diragukan lagi.

Sniper menjadi ujung tombak pihak yang ingin menjatuhkan lawan dengan cara sembunyi-sembunyi.

Kehadiran para sniper itu tentu saja mengejutkan dan membuat ketakutan lawannya, karena situasi pertempuran dengan cepat bisa berubah.

Seperti yang terjadi pada konflik Jalur Gaza yang hingga kini masih belum terselesaikan.

Pada Sabtu (21/7/2018) seorang tentara Israel tewas akibat tembakan sniper Hamas.

Kejadian tersebut membuat konflik di Jalur Gaza sempat mereda, karena terjadi gencatan senjata antara pasukan Israel dan warga Palestina.

Baca juga: Berkali-Kali Bujuk Indonesia Soal Israel, Tapi Begini Respon Presiden Sejak Dulu: Hormati Palestina

Namun, kini kembali memanas.

Pasukan Israel yang selama ini menjadi superior di Jalur Gaza rupanya menjadi ketakutan.

Mereka bisa kapan saja menjadi sasaran tembakan sniper Hamas yang dilakukan secara senyap.

Hebatnya lagi, sniper Hamas yang sengaja membunuh satu orang tentara Israel di Jalur Gaza dalam melakukan aksinya layaknya seorang prajurit sniper sejati.

Karena, para pejuang Haman sendiri tidak tahu siapa pelaku sesungguhnya.

Tentu saja aksi para sniper Hamas itu menciptakan kekacauan dan ketakutan di kalangan pasukan Israel.

Akibat kejadian itu, Angkatan Udara Israel kemudian melancarkan serangan udara secara membabi buta di Jalur Gaza.

Baca juga: Anies Baswedan dan Keluarga Kenakan Syal Palestina Saat Idul Fitri, Didoakan Jadi Presiden Indonesia

Serangan yang dilakukan sniper itu merupakan serangan pertama kali oleh Hamas yang telah menggempur Israel sejak tahun 2014.

Hamas memang memiliki pasukan sniper yang sangat terlatih, namun mereka merasa tidak bertanggung jawab atas terbunuhnya prajurit Israel oleh tembakan sniper.

Diketahui bahwa persenjataan para sniper Hamas bukan senjata sembarangan.

Senjata para sniper Hamas itu berasal dari Austria dan Iran yang sudah terbukti dalam pertempuran.

Untuk senjata sniper buatan Austria, Hamas memakai senapan Styer HS 50 yang bisa menembak sasaran secara akurat pada jarak 1,5 km.

Sementara, di Indonesia senjata Styer ini juga menjadi pegangan sniper pasukan Brimbob Polri.

Sedangkan untuk senjata sniper buatan Iran yang dimiliki Hamas dikenal merupakan senjata yang sangat ‘mengerikan’, yakni Sayad- 2.

Sayad-2, sebagai senjata sniper, merupakan senapan penembus material yang biasa digunakan untuk melumpuhkan sniper musuh (countersniper) pada jarak 2 km.

Misalnya target yang diincar sedang berlindung di balik tembok.

Baca juga: 7 Warga Israel Tewas, Balasan Pasukan Bintang Daud Tewaskan 100 Pejuang dan Warga Palestina

Senapan Sayad-2 yang pelurunya bisa menembus tembok ini menjadikan target bisa dilumpuhkan sniper secara akurat dan luka akibat tembakan pun sangat mengerikan.

Luka yang diakibatkan oleh hantaman peluru kaliber 50 BMG dari senapan Sayad-2 itu bisa langsung menembus tubuh dengan luka besar menganga.

Jika peluru Sayad-2 menembus rompi antipeluru, bisa sampai menghantam kepala targetnya, maka kepala korban bisa hilang separuh atau hilang sama sekali.

Masuk akal jika pasukan Israel menjadi sangat ketakutan terhadap sniper Hamas, karena luka yang sangat mengerikan dan korbannya nyaris sulit ditolong itu.

Siapakah Hamas

Dikutip dari wikipedia, Hamas (bahasa Arab: حماس‎ Ḥamās, akronim dari Harakat al-Muqawwamatul Islamiyyah حركة المقاومة الاسلامية Ḥarakat al-Muqāwamah al-ʾIslāmiyyah.

Secara harfiah "Gerakan Pertahanan Islam" dan kata Arab untuk 'ketekunan'), adalah organisasi Islam Palestina[1], dengan sayap militer terkait, Izz ad-Din al-Qassam, di wilayah Palestina.

Sejak tahu 2007, Hamas telah memerintah Jalur Gaza, setelah memenangkan mayoritas kursi di parlemen Palestina pada pemilihan parlemen Palestina tahun 2006 dan mengalahkan organisasi politik Fatah dalam serangkaian bentrokan.

Israel, Amerika Serikat, Kanada,Uni Eropa,

Baca juga: Beda dengan Israel, Ini Alasan Palestina Tidak Punya Tentara, Bagaimana dengan Kehebatan Hamas?

Yordania,Mesir dan Jepang mengklasifikasikan Hamas sebagai organisasi teroris,sementara Iran, Rusia, Turki, Cina dan banyak negara di seluruh dunia Arab tidak mengambil sikap atas Hamas.

Berdasarkan prinsip-prinsip fundamentalisme Islam yang memperoleh momentum di seluruh dunia Arab pada 1980-an, Hamas didirikan pada tahun 1987 selama Intifadhah Pertama) sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin Mesir.

Sheik Ahmed Yassin sebagai pendiri menyatakan pada tahun 1987, dan Piagam Hamas menegaskan pada tahun 1988, bahwa Hamas didirikan untuk membebaskan Palestina dari pendudukan Israel dan mendirikan negara Islam di wilayah yang sekarang menjadi Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.

Namun, pada bulan Juli 2009, Khaled Meshal, kepala biro politik Hamas, mengatakan organisasi itu bersedia bekerja sama dengan "resolusi konflik Arab-Israel yang termasuk negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967", asalkan pengungsi Palestina memegang hak untuk kembali ke Israel dan Yerusalem Timur menjadi ibu kota negara baru.

Namun, Mousa Abu Marzook Mohammed, wakil ketua biro politik Hamas, mengatakan pada tahun 2014 bahwa "Hamas tidak akan mengakui Israel", dan menambahkan "ini adalah garis merah yang tidak bisa dilewati".

Izzuddin al-Qassam, sayap militer yang berafiliasi dengan Hamas, telah meluncurkan serangan terhadap Israel, terhadap penduduk sipil dan sasaran target militer.

Serangan terhadap sasaran sipil telah menyertakan serangan roket dan dari tahun 1993 hingga 2006, bom bunuh diri.

Baca juga: Kondisi Gaza Makin Parah, Rumah Warga Hancur Dibombardir Israel, 10.000 Warga Palestina Mengungsi

Serangan terhadap sasaran militer menyertakan tembakan senjata ringan, roket dan serangan mortir.

Pada bulan Juni 2008, sebagai bagian dari gencatan senjata yang ditengahi Mesir, Hamas menghentikan serangan roket ke Israel dan melakukan beberapa upaya untuk mencegah serangan oleh organisasi lain.

Setelah masa tenang selama empat bulan, konflik meningkat ketika Israel melakukan aksi militer dengan tujuan untuk mencegah penculikan yang direncanakan oleh Hamas, menggunakan terowongan yang digali di bawah pagar keamanan perbatasan, dan menewaskan tujuh operator Hamas.

Sebagai pembalasan, Hamas menyerang Israel dengan rentetan roket.Pada akhir Desember 2008, saat Israel menyerang Gaza dan menarik pasukannya dari wilayah pada pertengahan Januari 2009.Setelah Perang Gaza, Hamas terus memerintah Jalur Gaza dan Israel mempertahankan blokade ekonomi.

Pada tanggal 4 Mei 2011, Hamas dan Fatah mengumumkan perjanjian rekonsiliasi yang menyediakan untuk "pembentukan pemerintah Palestina sementara secara bersama" sebelum pemilihan nasional yang dijadwalkan pada 2012.

Baca juga: Bertubi-tubi Diserang Israel, 10.000 Warga Palestina Tinggalkan Rumah di Gaza, Begini Kondisinya

Menurut laporan berita Israel yang mengutip pemimpin Fatah Mahmud Abbas, sebagai syarat bergabung dengan PLO, Khalid Mishaal setuju untuk menghentikan "perjuangan bersenjata" melawan Israel dan menerima Negara Palestina dalam perbatasan tahun 1967, di samping Israel

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Kekuatan Sniper Hamas Bikin Israel Ketakutan, Akurat hingga Jarak 1,5 KM

Sebagian artikel ini juga telah tayang di SINI

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved