Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Sabtu 15 Mei 2021: TINGGAL DALAM KASIHNYA
Selama ini kita mengamini bahwa "memberi" merupakan tindakan yang mulia. Sedangkan "meminta" hampir selalu dimaknai sebagai tindakan hina.
Renungan Harian Katolik, Sabtu 15 Mei 2021: TINGGAL DALAM KASIHNYA (Yohanes 16:23b-28)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Selama ini kita mengamini bahwa "memberi" merupakan tindakan yang mulia. Sedangkan "meminta" hampir selalu dimaknai sebagai tindakan hina. Padahal kalau kita sempat menggalinya lebih jauh, tindakan "meminta" pun memiliki makna yang mendalam.
Dalam tindakan meminta, terdapat di dalamnya perbuatan "menyambut", juga "membagi". Dalam terminologi meminta, berkaitan pula pemaknaan "hadiah", "anugerah", "pahala", dan yang sejenisnya yang dibutuhkan dalam hidup sehari-hari.
Hidup ini menampilkan diri sebagai rangkaian berupa anugerah. Mula-mula kita menyadari hidup ini bukan berasal dari diri kita sendiri. Hidup kita tak pernah berasal dari diri kita. Hidup ini adalah anugerah. Hidup berasal dari Tuhan, sang Pencipta. Dan, atas kasih kedua orang tua, hidup tidak lain pertama-tama adalah sebuah pemberian.
Selanjutnya, ketika kita tumbuh, pertumbuhan itu menjadi mungkin karena banyak hadiah dari orang lain. Kita nyaris tak bisa sendirian untuk menumbuhkan diri.
Pengetahuan, kepandaian, dan keterampilan pun merupakan rangkaian pendidikan dan ajaran yang adalah pemberian dari orang lain.
Ketika kita sakit, orang lain merawat dan membantu kita sembuh. Kehadiran orang lain bukan sebuah keniscayaan, melainkan kemurahan hati, kebaikan hati, dan cinta.
Namun semua pemberian itu akan bermakna bagi pertumbuhan diri kita, bila tak hanya ada keterbukaan hati untuk menerima, melainkan juga ada kerendahan dan ketulusan hati untuk meminta. Puncak pemaknaan dari meminta ialah saat eksistensi kita melebur ke dalam diri orang lain; saat kesombongan, kepongahan, merasa diri lebih digerus oleh kepercayaan akan pribadi orang lain yang bisa menyalurkan anugerah.
Yesus berkata, "Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu" (Yoh 16:23b.24).
Perkataan Yesus ini dapat dibaca sebagai suruhan bahkan perintah supaya kita harus meminta. Sangat boleh jadi, karena kita jarang meminta, karena merasa diri bisa, merasa sudah memiliki, atau pun merasa diri terhina kalau meminta.
Tapi, tunggu dulu! Ada hal yang jauh lebih penting. Yesus bicara tentang meminta dalam nama-Nya. Jadi, bukan meminta asal meminta.
Kata Yesus, "Sampai sekarang kamu belum meminta dalam nama-Ku". Itu jelas menunjukkan bahwa kita memang sudah sering meminta. Bukankah tak ada doa yang lebih sering diucapkan daripada doa permintaan? Namun yang jadi persoalan, dalam kacamata Yesus, permintaan yang kita sampaikan belum dalam nama-Nya. Apa maksudnya?
Aksentuasi Yesus pada "meminta dalam nama-Nya". Itu bermakna bahwa kita mesti sungguh percaya kepada-Nya, telah menyatu dengan diri-Nya, tinggal dalam kasih-Nya. Kalau itu terjadi, kasih Bapa tidak mengalami rintangan apa pun untuk memberi. Bapa pasti mencurahkan rahmat apa pun dalam nama Yesus. Sebab Yesus senantiasa bermukim di hati kita.
Dengan begitu, kasih dan kepercayaan pada Yesus harus ada dan tumbuh dalam hati kita dulu. Kalau itu terjadi, segala sesuatu yang kita minta kepada Bapa, akan diberikan dalam nama Yesus. Kalau kita sungguh mengasihi Yesus, kita tidak akan pernah meminta sesuatu yang tak mungkin disetujui oleh Yesus. *
Simak juga video renungan harian katolik berikut:
Baca artikel-artikel renungan harian katolik lainnya DI SINI