Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Jumat 14 Mei 2021: DI DALAM KASIH

Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik, Jumat 14 Mei 2021: DI DALAM KASIH (Yohanes 15:9-17)

Oleh Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Yesus berbicara lagi tentang kasih pada malam perpisahan-Nya bersama para murid. "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu" (Yoh 15:9).

Sesungguhnya para murid, pun kita, telah terbiasa mengalami kasih itu. Tiap hari bahkan tiap saat. Dari pagi hingga malam. Sepanjang hari, selama hidup ini dijalani.

Kita terlahir oleh perpaduan kasih ayah dan ibu kita masing-masing; oleh perjuangan hidup dan mati ibu kita. Kalau bukan secara normal, mungkin melalui operasi caesar. Kita diberi ASI sekian waktu hingga saatnya disapih. Kita diasuh dari merangkak hingga bisa berjalan sendiri.

Kita dididik oleh guru-guru yang berdedikasi hingga bisa meraih gelar akademik untuk menggapai cita-cita. Saat sakit bahkan meninggal masih kita alami berbagai bentuk kasih yang tak berkesudahan.

Kalau begitu, mengapa Yesus masih menitipkan pesan lagi, bahkan memberi perintah untuk mengamalkan kasih? "Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain" (Yoh 15:17).

Kalau direnungkan secara cermat, rupanya aksentuasi dari pesan imperatif Yesus justru terletak pada frasa "tinggallah di dalam Kasih-Ku itu".

"Tinggal di dalam" itu sama artinya dengan berdiam, mendiami, berada di dalam". Dalam pemakaian sehari-hari, kata "tinggal" selalu menunjuk kepada suatu tempat untuk didiami, berdiam; rumah sebagai tempat tinggal. Siapa pun akan selalu merasa tenang dan nyaman punya rumah sendiri, tinggal di rumah miliknya sendiri.

Tak tenang tinggal di kontrakan atau di tempat kost. Betapa peningnya tiba saatnya harus membayar tapi tak ada uang. Tak terbayangkan betapa ribetnya berkemas karena harus berpindah.

Tidaklah heran setiap kita selalu berusaha untuk membangun rumah sendiri. Biar tak besar, yang penting milik sendiri untuk didiami dengan tenang.

Maka pesan Yesus "tinggallah dalam kasih-Ku", setidaknya bermakna kita disuruh untuk "membuat rumah kita" dalam Dia dan membiarkan Yesus membuat rumah-Nya dalam diri kita. Di situlah kita akan merasa kerasan bersama Dia dan dalam Dia.

Rumah itu adalah tempat damai satu bagi yang lain, dan tempat hadir satu bagi yang lain. Rumah itu akan menjadi tempat untuk saling tinggal dan saling bersahabat kita dengan Yesus sehingga "... sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh" (Yoh 15:11).

Rupanya Yesus sangat tahu bahwa kita belum "tinggal di dalam" kasih-Nya. Kita mungkin terbiasa dan masih suka kontrak dalam kasih-Nya. Ibarat di saat lagi mood baik kita bergairah menemani anak bermain, tapi di kala lagi ngebet dengan tugas atau kesenangan, kita seakan merasa terganggu oleh kehadirannya.

Saat terpilih untuk suatu jabatan, sepertinya tak habisnya waktu dan energi kita. Tapi seiring berjalannya waktu, pudar semangat dan gairah. Apalagi tatkala terjadi gesekan oleh rupa-rupa alasan.

Olehnya, Yesus menitipkan lagi dengan penegasan sebagai perintah, "Tinggallah di dalam kasih-Ku". Tapi Ia inginkan kali ini agar kita "tinggal di dalam" kasih di antara kita satu sama lain.*

Simak juga video renungan harian katolik berikut:

Baca artikel-artikel renungan harian katolik lainnya DI SINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved