Dokter India Sudah Menjerit Tak Sanggup Lagi Berjalan di IGD, Tsunami Covid-19 India Belum Puncak
Bahkan kini para dokter hingga petugas pemakaman dan keramsi pun sudah menyerah menhjadapi menangani pasien Covid-19 atau terinfeksi virus corona baik
POS KUPANG.COM -- Pemerintah dan rakyat India kini sedang kellipungan menghadapi tsunami Covid-19 yang sudah sebulan lebih menghantam negara itu
Bahkan kini para dokter hingga petugas pemakaman dan keramsi pun sudah menyerah menhjadapi menangani pasien Covid-19 atau terinfeksi virus corona baik yang sedang dalam perawatan maupun yang sudah meninggal dunia
Kini para dokter pun sudah kelelhan hingga tak sanggup lagi berjalan di UGD dalam menangani para pasien
Lebih mencengangkan adalah para ahli menyebutkan kondisi mengerikan itu belum menjadi puncak pendemi hebat di negara itu
Dalam kondisi sudah babak belur dan tak terkendali, tsunami Covid-19 di India justru akan segera memasuki fase terburuknya.
Dugaaan tentang segera datangnya puncak jumlah kasus Covid-19 di India terungkap lewat sebuah model matematika
Baca juga: Terungkap Penyebab Tsunami Covid 19 di India Sulit Diatasi, Ternyata Karena Hal Ini, Bikin Syok
Baca juga: Indonesia Potensi Alami Tsunami Covid-19 Seperti India , Kerumunan Pasang Tanah Abang jadi Pencetus
Baca juga: Indonesia Kembali Terancam,Varian Baru Corona dari Inggris, India dan Afrika Selatan Masuk Tanah air
Baca juga: Nasih Sudah Jadi Bubur, India Hancur Dihantam Covid-19,Pakar Ungkap Kesalahan Fatal Pemerintah
Baca juga: Indonesia Terkepung Virus Corona, Malaysia,Nepal, Singapura,Thailand catat lonjakan infeksi Covid-19

Seperti diketahui India telah menetapkan rekor harian untuk tes virus korona positif mencapai lebih dari 400.000 orang pada hari Rabu (5/5/2021) saja.
Di New Delhi , Rumah Sakit Holy Family sudah dipastikan merawat pasien dengan jumlah yang jauh melebihi kapasitasnya, yaitu 140%.
"Hampir tidak mungkin berjalan di [ruang gawat darurat]," kata Dr. Sumit Ray, kepala UGD di rumah sakit tersebut, Kamis (6/5/2021), seperti dikutip dari npr.org.
"Kadang-kadang kami harus menahan pasien di UGD selama berjam-jam, selama satu atau dua hari, karena kami tidak memiliki tempat tidur di bangsal atau di ICU."
Ray juga memaparkan bagaimana bahwa ada sekitar 30 pasien yang ditangani di luar ruang perawatan hingga harus membawa monitor dan tabung oksigen ke sana.
"Rumah sakit secara mandiri mencoba melakukan yang terbaik yang mereka bisa. Tetapi sebagai sistem di berbagai bagian negara, kami telah runtuh," katanya.
Ironisnya, kala rumah sakit masih berjibaku dengan lonjakan jumlah pasien yang jauh melebihi kapasitasnya, tsunami Covid-19 justru sedang menuju fase terburuk.
Sebuah model matematika terbaru telah melihat kapan puncak kasus Covid-19 di India akan tiba.
Disebut model matematika terbaru, sebab sebelumnya penasehat Perdana Menteri Narendra Modi telah menunjukkan sebuah hasil dari model matematika.
Pemandangan mengerikan kremasi 'antre' di New Delhi, India, awal April. ledakan kasus Covid-19 varian baru di India disebut bisa menyerang ke seluruh dunia jika dunia abai akan kondisi India saat iniCNN
Pemandangan mengerikan kremasi 'antre' di New Delhi, India, awal April. ledakan kasus Covid-19 varian baru di India disebut bisa menyerang ke seluruh dunia jika dunia abai akan kondisi India saat ini
Model lama tersebut menunjukkan bahwa kapan puncak tsunami covid-19 akan tiba, namun sayangnya proyeksi tersebut meleset.
Hingga akhirnya menunjukkan sebuah perkiraan terbaru yang diklaim telah menggunakan faktor-faktor terpenting dan terkini.
Dalam perkiraan model matematika terbaru tersebut, puncak tsunami Covid-19 India bahkan terungkap dengan gamblang.
Sebelumnya, dengan jumlah infeksi baru memecahkan rekor yaitu mencapai 412.262 kasus dengan 3.980 kematian pada Kamis (6/5/2021), perhitungan tentang kapan puncak tsunami Covid-19 menjadi sangat rumit.
Apalagi saat itu hampir semua pihak, tak hanya petugas kesehatan dan pemerintah, disibukkan dengan proses pembakaran jasad korban.
Dalam prediksi terbaru, disebutkan bahwa tsunami covid-19 India akan segera datang minggu depan, tepatnya pada pertengahan Mei 2021.
Pemandangan pilu di India seorang pria beristirahat saat mencari lokasi kremasi untuk jenazah istrinya yang ia letakkan di dekat sepedanya di pinggir jalan. India alami lonjakan kasus dengan catatan 117 korban meninggal Covid-19 per jam nya
Pemandangan pilu di India seorang pria beristirahat saat mencari lokasi kremasi untuk jenazah istrinya yang ia letakkan di dekat sepedanya di pinggir jalan. India alami lonjakan kasus dengan catatan 117 korban meninggal Covid-19 per jam nya
"Prediksi kami adalah bahwa puncaknya akan datang dalam beberapa hari," kata Mathukumalli Vidyasagar, profesor di Institut Teknologi India di Hyderabad, melalui email Kamis, seperti dikutip dari indiatimes.com.
“Sesuai proyeksi saat ini, kami akan mencapai 20.000 kasus per hari pada akhir Juni. Kami akan merevisi ini sesuai kebutuhan. "
Prediksi ini, pada akhirnya, tak hanya akan membuat India harus segera bersiap menangani korban, tapi juga membuat dunia harus bersiap kehilangan vaksinnya.
Kondisi India yang babak belur di negaranya sendiri akan membuat dunia bertanya-tanya tentang pasokan vaksin dari negara tersebut.
Dapatkah India dianggap sebagai pemasok vaksin yang dapat diandalkan selama pandemi berikutnya?
Reputasi negara tersebut sebagai "apotek dunia berkembang" terpukul berkat pencurian vaksin dan kapasitas regulasi yang reot.
Siapa yang akan mempercayai negara yang memblokir ekspor vaksin berbayar di tengah pandemi?
Mungkinkah ada kejatuhan yang lebih buruk dari negara yang perdana menterinya sesumbar beberapa bulan lalu menyelamatkan negara berkembang lainnya?
Semoga segera pulih India. Vaksinmu dibutuhkan dunia.
Sebagian artikel ini sudah tayang di Intisari.Grid.ID dengan judul: Dokter Sudah Menjerit Tak Sanggup Lagi Berjalan di IGD, Puncak Covid-19 India Malah Diprediksi akan Tiba pada Tanggal Ini, Dunia Harus Bersiap Kehilangan Ini