Dokter India Sudah Menjerit Tak Sanggup Lagi Berjalan di IGD, Tsunami Covid-19 India Belum Puncak
Bahkan kini para dokter hingga petugas pemakaman dan keramsi pun sudah menyerah menhjadapi menangani pasien Covid-19 atau terinfeksi virus corona baik
Pemandangan mengerikan kremasi 'antre' di New Delhi, India, awal April. ledakan kasus Covid-19 varian baru di India disebut bisa menyerang ke seluruh dunia jika dunia abai akan kondisi India saat iniCNN
Pemandangan mengerikan kremasi 'antre' di New Delhi, India, awal April. ledakan kasus Covid-19 varian baru di India disebut bisa menyerang ke seluruh dunia jika dunia abai akan kondisi India saat ini
Model lama tersebut menunjukkan bahwa kapan puncak tsunami covid-19 akan tiba, namun sayangnya proyeksi tersebut meleset.
Hingga akhirnya menunjukkan sebuah perkiraan terbaru yang diklaim telah menggunakan faktor-faktor terpenting dan terkini.
Dalam perkiraan model matematika terbaru tersebut, puncak tsunami Covid-19 India bahkan terungkap dengan gamblang.
Sebelumnya, dengan jumlah infeksi baru memecahkan rekor yaitu mencapai 412.262 kasus dengan 3.980 kematian pada Kamis (6/5/2021), perhitungan tentang kapan puncak tsunami Covid-19 menjadi sangat rumit.
Apalagi saat itu hampir semua pihak, tak hanya petugas kesehatan dan pemerintah, disibukkan dengan proses pembakaran jasad korban.
Dalam prediksi terbaru, disebutkan bahwa tsunami covid-19 India akan segera datang minggu depan, tepatnya pada pertengahan Mei 2021.
Pemandangan pilu di India seorang pria beristirahat saat mencari lokasi kremasi untuk jenazah istrinya yang ia letakkan di dekat sepedanya di pinggir jalan. India alami lonjakan kasus dengan catatan 117 korban meninggal Covid-19 per jam nya
Pemandangan pilu di India seorang pria beristirahat saat mencari lokasi kremasi untuk jenazah istrinya yang ia letakkan di dekat sepedanya di pinggir jalan. India alami lonjakan kasus dengan catatan 117 korban meninggal Covid-19 per jam nya
"Prediksi kami adalah bahwa puncaknya akan datang dalam beberapa hari," kata Mathukumalli Vidyasagar, profesor di Institut Teknologi India di Hyderabad, melalui email Kamis, seperti dikutip dari indiatimes.com.
“Sesuai proyeksi saat ini, kami akan mencapai 20.000 kasus per hari pada akhir Juni. Kami akan merevisi ini sesuai kebutuhan. "
Prediksi ini, pada akhirnya, tak hanya akan membuat India harus segera bersiap menangani korban, tapi juga membuat dunia harus bersiap kehilangan vaksinnya.
Kondisi India yang babak belur di negaranya sendiri akan membuat dunia bertanya-tanya tentang pasokan vaksin dari negara tersebut.
Dapatkah India dianggap sebagai pemasok vaksin yang dapat diandalkan selama pandemi berikutnya?