Ramadan 2021
Jelang Lebaran, Tidak Terjadi Kelangkaan Pangan, Permintaan Beras dan Bahan Kue Naik, Simak Data
Jelang Lebaran, Tidak Terjadi Kelangkaan Pangan, Syahbudin Sebut Permintaan Beras dan Bahan Kue Naik
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Ferry Ndoen
Jelang Lebaran, Tidak Terjadi Kelangkaan Pangan, Syahbudin Sebut Permintaan Beras dan Bahan Kue Naik
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti
POS-KUPANG.COM | ENDE - Menjelang lebaran Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional IX Ende memastikan stok pangan aman untuk empat hingga lima bulan ke depan.
"Untuk lebaran ini aman, ketahanannya untuk empat hingga lima bulan ke depan," Kepala Sub Divisi Regional (Kasubdivre) Bulog Ende, Stephanus Kurniawan, saat diwawancarai POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, Jumat (7/5/2021).
Dia menyebut, beras misalnya, mencapai 900 ton, minyak goreng 13.500 liter. "Juga komiditi lainnya relatif aman," ungkapnya.
Menurutnya, sejauh ini tidak ada kelangkaan pangan, hanya permintaan gula cukup tinggi, namun stoknya banyak, termasuk di para pedagang.
Menurutnya, mungkin pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor tidak terjadi kelangkaan. "Yah untuk lebaran kali ini, tidak ada komoditi yang langka, kemudian memancing harga tinggi, tidak ada," ungkapnya.
Stephanus menambahkan, jelang lebaran, Bulog Ende juga akan menjual bahan pangan dengan harga relatif murah.
Bulog akan mengunakan salah satu gedung kios milik Pemda Ende untuk jualan di Pasar Mbongawani, Kota Ende.
Stephanus mengatakan, pihaknya tidak menjual berpindah - pindah menggunakan mobil. Menurutnya hal itu akan memudahkan masyarakat karena terpusat di satu tempat.
Dia menerangkan, pihaknya menempati kios milik Pemda untuk sementara waktu. Namun ke depan akan dipikirkan dan dikoordinasikan dengan Pemda Ende apakah Bulog bisa menempati kios tersebut dalam jangka waktu lama.
Baca juga: Suami Istri Korban PHK Mudik dari Jateng ke Bandung - Jabar Jalan Kaki Gendong 2 Anak, Kisah Sedih
Baca juga: Simak Info Soal Ketersediaan dan Harga Bahan Pokok di NTT Menjelang Lebaran, Ini Datanya
"Ini antisipasi, agar masyarakat bisa dapatkan komiditi yang murah. Kalau kita menetap di satu tempat orang akhirnya tau dan mencarinya mudah. Cari komiditi yang murah, yah sudah di situ ," ungkapnya.
Menurutnya, penjualan dengan harga murah tersebut, juga untuk menekan adanya permainan harga oleh para pedagang.
Dia mengatakan, perbedaan harga pangan yang dijual Bulog dengan pedagang lumayan jauh. "Yang dijual, beras, gula minyak goreng, terigu, gula," sebutnya.
Dia mencontohkan, perbedaan harganya, antara lain, minyak goreng Rp. 13.500 per liter, harga pasaran Rp. 15 - 16 ribu, beras Rp. 9 ribu, harga pasaran Rp. 10 - 12 ribu.