Breaking News

Atas Dampingan LPMM, Orangtua PAUD Pilanuku Amarasi Sukses Kembangkan Sapi Potong

Atas dampingan LPMM, orangtua PAUD Pilanuku Amarasi sukses kembangkan sapi potong

Penulis: Paul Burin | Editor: Kanis Jehola
POS KUPANG.Com/ABDUL RAHMAN
TERNAP SAPI- Kelompok Usaha Sapi Paron milik PAUD Pilanuku Desa Oenoni 2, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang. 

Atas dampingan LPMM, orangtua PAUD Pilanuku Amarasi sukses kembangkan sapi potong

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pengelola PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Pilanuku, Desa Oenoni 2, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT) bersama orangtua dan warga desa setempat telah mengembangkan jenis usaha penggemukan sapi potong senilai Rp 44.550.000.

Tahap pertama ini sudah berjalan bagus. Hasilnya menggembirakan. Kelompok telah menjual empat ekor sapi dengan nilai jual Rp 36 juta. Dana itu kemudian disimpan dalam rekening kelompok.

Awalnya, kelompok membeli per ekor Rp 6,5 juta dipiara atau dikandangkan selama delapan bulan kemudian dijual Rp 9 juta per ekor. Tahap berikutnya, sebagaimana dikatakan pengelola PAUD, Mathen Agalakari, ketika ditemui di desa itu, Senin (19/4/2021), saat ini kelompok telah membeli lagi tujuh ekor sapi.

Baca juga: LPMM Dorong Wirausaha Sosial untuk PAUD dengan Mendesain Proposal Mendapatkan Dana Hibah

Baca juga: ISIS Beraksi di Maladewa, Mantan Presiden Terkena Ledakan Bom

Sesungguhnya kata Marthen, pengelola ingin membeli sapi di desa itu, namun harganya sangat mahal. Warga di desa itu berpikir bahwa PAUD memiliki dana yang banyak sehingga mereka menaikkan harga jual sapi.

Karena itu atas kesepakatan dengan anggota kelompok, kata Marthen, sapi-sapi itu didatangkan dari Desa Oemofa.

Marthen mengatakan, ia bersama anggota kelompok tetap dan akan terus berupaya menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh yayasan ini. "Kami malu kalau hasil tak ada atau gagal," katanya.

Terkait share atau pembagian laba atau keuntungan, Marthen mengatakan, awalnya disepakati 50:50 persen. 50 persen untuk PAUD dan 50 persen bagi anggota kelompok.

Baca juga: Kronologi Bupati Mabar Laporkan Oknum Mahasiswa yang Diduga Lakukan Penghinaan Via Medsos

Baca juga: Puluhan Warga di Kelurahan Wae Ruu Kabupaten Mabar Terkonfirmasi Positif Covid-19

Namun, atas berbagai pertimbangan, pembagian laba itu dinaikkan menjadi 60 persen bagi anggota kelompok dan 40 persen bagi PAUD.

Dengan demikian, anggota semakin rajin bekerja.

Wakil Ketua Komite PAUD Pilanuku, Nikodemus Reinnati, mengatakan, wirausaha yang dilakukan semata untuk mendorong anggota kelompok agar rajin bekerja. Buktinya, hasil dari usaha itu berjalan dengan baik.

Pilanuku yang dalam bahasa Alor artinya, sehati, satu hati telah menyatukan anggota kelompok itu.

Sesuatu yang memberi harapan bagi kelanjutan usaha ini.

Ia mengatakan, tujuh ekor sapi piaraan pada putaran kedua ini
mudah-mudahan memberi hasil yang baik agar anggota kelompok dan PAUD dapat menikmatinya.
Juga agar dapat mengembangkan PAUD.

Ketua Kelompok Ternak Sapi, Zet Nenobais, mengatakan, tak ada kesulitan dalam memelihara ternak sapi ini. Pada musim hujan, pakan dan air selalu tersedia.

Tinggal bagaimana melihat kesehatan sapi. Kalau sapi sudah malas makan, maka segera disuntik atau beri vitamin.

Zet mengatakan, pasokan pakan dan air bagi ternak itu dilakukan oleh semua anggota kelompok dengan sistim shift, yakni pagi dan sore.

Ternak itu dikasih makan pada pagi dan sore hari. Karena itu pakan disiapkan pada dua sesi waktu ini agar selalu segar.
Termasuk menyediakan air minum untuk ternak.

Sedangkan Timotius Namah, anggota kelompok dan tokoh masyarakat desa itu mengatakan, pada musim kemarau peternak mengalami kesulitan air. Satu diriken lima liter dijual dengan harga Rp 10 ribu untuk satu ekor sapi.

Karena itu, kata dia, sebaiknya peternak memanfaatkan musim hujan untuk memelihara ternak karena tak sulit memasok pakan dan air.

Beberapa anggota kelompok itu juga menyampaikan terima kasih kepada Lembaga Pengembangan Masyarakat Madani (LPMM) Kupang, Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) Solo dan BarnFonden yang didukung oleh Uni Eropa dan SIDA melaluli Forum Civ, melalui proyek Penguatan Masyarakat Sipil dan Akuntabilitas Sosial untuk Mendukung Kualitas Layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang Inklusif di NTT telah membantu masyarakat di desa ini.

Pantauan Pos Kupang.com, tujuh ekor sapi itu dikandangkan di tepi desa itu, sekitar dua kilometer dari pusat kampung. Ternak sapi itu terlihat gemuk. Usianya baru sepekan setelah didatangkan dari Desa Oemofa.

Beberapa anggota kelompok tampak membersihkan kandang dan memberi pakan. Beberapa anggota lain mengambil air untuk memberi minum ternak itu. (pol)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved