Anies Baswedan Tebar Pesona Dari Kandang PDIP Lalu Ke Demokrat, Gepeng Kecewa Lalu Singgung SBY
Beberapa waktu terakhir, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan rajin safari politik ke kadang PDIP dan Basis Demokrat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
POS-KUPANG.COM - Beberapa waktu terakhir, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan rajin melakukan safari politiknya ke kadang PDIP dan Basis Demokrat baik di Jawa Tengah pun Jawa Timur.
Dua daerah yang dikunjungi Anies Baswedan, yakni Madiun dan Ngawi juga di Jawa Tengah.
Dalam suasana beginilah, para pihak menyebutkan bahwa kunjungan itu tanpa diketahui Megawati Soekarnoputri dan SBY.
Ironisnya, dalam kunjungan tersebut, Anies Baswedan senantiasa mendapat dukungan dari Kader PDIP yang merupakan pendukung setia Presiden Jokowi.
Selain itu, Anies Baswedan juga mendapat tempat istimewa di kalangan kader Partai Demokrat.
Safari politik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di basis Partai Demokrat di Jawa Timur, disebut memiliki sinyal politik yang mendalam.
Sebab Anies ditemani dua kepala daerah besutan Partai Demokrat, Wali Kota Madiun Maidi, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono hingga Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko.
Lantas apa makna dari safari politik Anies Baswedan baik di kandang PDIP di Sragen, Jawa Tengah dan di basis Partai Demokrat di Jawa Timur?
Juru bicara Gardem 98 Gepeng Mirdjaja menilai bahwa dipersilakannya Anies Baswedan 'tebar pesona' di basis Partai Demokrat, merupakan bukti bahwa SBY tidak percaya dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Ini indikasi bahwa SBY tidak percaya dengan AHY, sehingga harus menjadikan Anies Baswedan sebagai bonekanya di 2024 nanti,” ujar Gepeng Mirdjaja, kepada wartawan, Rabu 28 April 2021.
Menurutnya, SBY seolah menjawab kegelisahan di basis-basis Partai Demokrat yang mempertanyakan mantan mayor tersebut yang belum matang secara politik di dalam memimpin.
Karena AHY sebelumnya melakukan safari politik, kata dia, namun hasilnya tidak banyak melakukan perubahan di basis-basis Partai Demokrat.
"Makanya, SBY membutuhkan sosok Anies untuk menutup-nutupi lemahnya kepemimpinan AHY di kader bawah Partai Demokrat," kata dia.
Gepeng lantas menyinggung survei yang dilakukan SMRC pada 28 Februari-8 Maret 2021. Survey itu menunjukkan bahwa popularitas AHY hanya 0,2 persen lebih banyak dibandingkan SBY.
Dalam survey tersebut, 10 tokoh teratas adalah: 1. Jokowi 15,2%, 2. Prabowo 13,4%, 3. Ganjar Pranowo 6,1%, 4. Anies Baswedan 5,4%, 5. Sandiaga Uno 3,1%, 6. Ridwan Kamil 2,2%, 7. Basuki T Purnama 2,0%, 8. Hary Tanoe 1,2%, 9. Agus Harimurti Yudhoyono 0,9%, dan 10. Susilo Bambang Yudhoyono 0,7%.
Sedangkan dari survey Partai Politik yang dilakukan Charta Politika 20-24 Maret 2021, Partai Demokrat hanya berada di urutan ketujuh dengan 4,2 persen.
Dengan melihat situasi seperti ini, Gepeng mengatakan SBY berhitung bahwa AHY tidak bisa diandalkan untuk mendongkrak suara Partai Demokrat.
Bahkan, minimnya pengalaman AHY berpotensi membuat suara Partai Demokrat semakin anjlok dan hilang dari peredaran.
Baca juga: Anies Baswedan Sambangi Pulau Seribu Pertama Kali Sejak Pandemi, Gubernur DKI Lakukan Ini
Baca juga: Jawaban Menohok Gibran Saat Disebut Bakal Lawan Anies Baswedan di Pilpres 2024 Biikin Syok, Apa?

Langkah SBY menjadikan Anies Baswedan sebagai boneka, berkeliling basis Partai Demokrat memiliki tujuan untuk meningkatkan suara Partai Demokrat yang semakin anjlok di tangah AHY.
Tapi apakah nanti Anies akan berhasil mendongkrak suara Partai Demokrat?
“Ya nggak juga sih, lihat saja kepuasan masyarakat Jakarta terhadap kinerja Anies, hanya 38 persen. Foke (eks Gubernur Jakarta) tahun 2010 masih jauh lebih baik dari itu,” katanya.
Gepeng merujuk pada survei yang dilakukan Jakarta Research Center (JRC) pada 1-10 April 2021, menunjukkan bahwa kepuasan warga Jakarta terhadap Anies hanya 38,9 persen, yang tidak puas mencapai 53 persen, sisanya tidak tahu.
Sedangkan, survey kepuasan publik kepada Gubernur DKI Jakata 2007-2012 Fauzi Bowo, pada tahun 2010 mencapai 43 persen, pada survey yang dilakukan SMRC saat itu.
PSI Sebut Anies Baswedan Berlaga Presiden
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat sorotan dari politikus Partai Solidaritas Indonesia ( PSI) William Aditya Sarana.
Diketahui beberapa waktu terakhir, Anies Baswedan roadshow ke Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Anies Baswedan juga menemui Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Seperti diketahui, nama Anies Baswedan muncul di berbagai survei elektabilitas tokoh menuju Pilpres 2024.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah di Jawa Timur, salah satunya perihal kerjasama ketahanan pangan.
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI William Aditya Sarana berharap Anies Baswedan lebih fokus menuntaskan janji kampanyenya.
Ini perlu dilakukan mengingat masa jabatan gubernur DKI tinggal satu tahun lagi.
"Lebih baik pak Anies fokus bekerja di DKI Jakarta, mengingat jabatan beliau habis tahun depan namun belum ada satupun janji beliau yang tuntas," kata William kepada wartawan, Selasa 27 April 2021.
Ia mengingatkan bahwa pencapaian kinerja yang baik bisa menjadi modal bagi Anies Baswedan menuju pencalonan presiden.
Sehingga menurutnya tidak tepat bila di tengah tugasnya sebagai gubernur, Anies Baswedan justru mondar - mandir bak sudah berstatus capres.
Namun William menilai, janji - janji kampanye Anies di Pilgub DKI 2017 silam sudah terlambat untuk dituntaskan.
Sisa waktu masa jabatan yang cuma satu tahun disebut mustahil bagi Anies menuntaskan janji politiknya.
Alhasil politikus PSI ini mengatakan Anies Baswedan sulit terpilih jadi presiden lantaran gagal menahkodai pemerintahan DKI.
"Masa jabatan beliau habis tahun depan, mustahil bisa menuntaskan janji kampanye.
Melihat kondisi seperti itu, sulit untuk terpilih menjadi Presiden RI karena beliau gagal di DKI Jakarta," ujar William.

PDIP Ikut Menyorot
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak menilai Gubernur Anies Baswedan lengah hingga tak mengambil langkah antisipasi terjadinya euforia yang dilakukan suporter Persija Jakarta.
Anies Baswedan dianggap terlalu sibuk mondar-mandir layaknya sosialisasi sebelum pemilihan presiden tahun 2024, hingga melupakan pencegahan potensi kerumunan euforia Jakmania di kawasan DKI.
"Seharusnya Pemprov sejak awal sudah mengimbau agar kerumunan ini tidak terjadi. Bukan malah sibuk kesana kemari seperti sosialisasi pra nyapres," kata Gilbert saat dikonfirmasi, Senin 26 April 2021.
Gilbert pun menyarankan agar pihak terkait segera melakukan pelacakan dan pemeriksaan kesehatan terhadap mereka yang diketahui ikut berkerumun pada Minggu (25/4/2021) malam hingga Senin 26 April 2021 dini hari.
ujuannya supaya pencegahan bisa dilakukan sejak dini tanpa perlu menunggu laporan kasus dari masyarakat.
Sehingga potensi klaster baru dapat dicegah sejak awal.
"Agar mereka mendata kelompok tersebut untuk pencegahan Covid menular dan lebih antisipatif bila ada potensi kerumunan," kata pria yang juga seorang epidemiolog ini.
Baca juga: Anies Baswedan Serbu Sarang PDIP, Didukung Pengusaha PDIP Andalan Jokowi, Begini Pertimbangannya
Baca juga: Anies Baswedan Minta Ini kepada Warga, Netizen: Negeri Ini Sudah dalam Kondisi Carut-marut
Didukung Pengusaha Beras
Billy Haryanto yang merupakan pengusaha beras.
Di Sragen, Jawa Tengah, Billy Haryanto terkenal sebagai bos beras yang kini mendukung Anies Baswedan.
Ada yang menarik dari Billy Haryanto yang tercatat sebagai Wakil Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Jakarta itu.
Lantaran dahulu merupakan barisan pendukung Gibran Rakabuming Raka sebagai Walikota Solo.
Bahkan dalam dua kali pemilihan presiden (Pilpres), Billy menjadi pendukung ayahanda Gibran, Joko Widodo ( Jokowi) yang berpasangan dengan Jusuf Kalla dan terakhir Jokowi-Ma’ruf Amin.
Namun, saat ini Billy Haryanto memilih mendukung Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta untuk maju dalam Pilpres 2024 mendatang.
Soal dukungan ini diberikannya saat Anies Baswedan mengunjungi beberapa pabrik beras di Sragen dan Karanganyar pada Sabtu 24 April 2021.
Kunjungan orang nomor satu Jakarta itu disambut oleh para petani dan pengusaha penggilingan padi di kedua daerah itu.
Dengan berpakaian olahraga badminton, Billy menyambut Anies Baswedan yang datang pada siang hari ke gudang miliknya di Sragen.
Billy mengatakan kunjungan tersebut dalam rangka menjaga pasokan beras di Ibu Kota menghadapi lebaran nanti.
"Pak Gubernur pesan beras untuk menghadapi lebaran," kata Billy dalam keterangan tertulisnya, Minggu (25/4/2021).
Di luar agenda kunjungan itu, Billy mengatakan dulu ia mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla dan Jokowi-Maruf Amin pada Pilpres 2014 dan 2019.
"Di tempat inilah para relawan Jokowi kumpul waktu itu.
Karena Jokowi sudah enggak bisa nyalon lagi maka saya pilih Anies.
Saya yakin Anies peluangnya besar sekali untuk menang," kata Billy.
Spanduk berukuran 3x2 meter bertulisan Joglo Kemenangan Anies Capres 2024, Muda-mudi Solo Raya Siap Dukung Anies membentang di Joglo yang terletak di komplek gudang milik Billy.
"Di Joglo ini sejarahnya semua calon yang saya dukung dimulai.
Dan semuanya jadi," ujar Billy.

Meski begitu, ia berharap Anies Baswedan berfokus terhadap pekerjaannya di Ibu Kota sebelum mencalonkan diri sebagai capres 2024.
Termasuk penanganan Covid-19 di Ibu Kota.
"Sejauh ini saya melihat Anies cukup berhasil dalam penangan Covid-19," jelasnya dikutip TribunSolo.
Sebagaimana diketahui, dukungan demi dukungan menghampiri Anies Baswedan untuk jadi Calon Presiden 2024 mendatang.
Nama Anies Baswedan acapkali muncul di lembaga survei, menempatkannya sebagai tokoh yang potensial bersama nama-nama lain.
Sebut saja Ganjar Pranowo, Susi Pudjiastuti, Ridwan Kamil, hingga Prabowo Subianto.
Berita Terkait Lainnya Ada Di Sini
(*)