Duka Hingga ke Timur Indonesia, Sholat Ghaib PWNU NTT Doakan Awak Kapal KRI Nanggala 402
suadah-suadah, para pejuang bangsa yang meninggal dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Duka Hingga ke Timur Indonesia, Sholat Ghaib PWNU NTT Doakan Awak Kapal KRI Nanggala 402
POS-KUPANG.COM | KUPANG --Tenggelamnya KRI Nanggala 402 beberapa hari lalu menyisahkan duka yang mendalam. Pasalnya, kapal yang berawakan 53 pengabdi bangsa itu ikut gugur dalam tragedi pilu ini bagi bangsa ini. Begitu juga dengan Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) NTT yang menggelar sholat Ghaib mendoakan para awak kapal tersebut.
Ketua PWNU NTT, Jamaludin Ahmad, dalam keterangannya mengatakan, para crew kapal yang ikut gugur dalam tragedi tenggelamnya kapal KRI Nanggala 402 di laut Bali, merupakan para pejuang bangsa.
"Mereka adalah para suadah-suadah, para pejuang bangsa yang meninggal dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apa lagi ini terjadi di bulan suci ramdhan," ujarnya, Rabu 28 April 2021 di kantor PWNU NTT.
Baca juga: Menhan Prabowo Disindir Sosok Ini, Posisinya Tersudut Gegara Keluhan Komandan KRI Nanggala 402, Apa?
Untuk itu, kata Jamal, kegiatan yang diselenggarakan oleh PWNU, selain untuk bersilahturahmi, pihaknya juga menyempatkan untuk melaksanakan sholat ghaib mendoakan para awak kapal yang gugur itu.

Menurutnya, rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam latihan, tanpa disadari para pejuang itu harus menerima kenyataan yang merupakan bagian dari takdir Tuhan yang maha kuasa.
"Mereka adalah shuadah dan mereka harus di ukir sebagai pahlawan bangsa," jelasnya.
Baca juga: Tuan Guru Bajang Pasang Foto Bendera Setengah Tiang, Panjatkan Doa untuk Kru KRI Nanggala 402
KRI Nanggala 402 merupakan kapal selam milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang digunakan untuk latihan di laut Bali, pada Rabu 21 April 2021 lalu. Dalam latihan tersebut, kapal tersebut dinyatakan tenggelam dan 53 awak dinyatakan gugur.

Kabar tenggelamnya kapal yang diluncurkan pada tahun 1980 ini sontak menggemparkan seisi nusantara, termaksud para keluarga yang tak menduga adanya peristiwa pahit ini. (Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi)