Rumah Untuk Korban Bencana di Waesesa - Lembata Mulai Dikerjakan, Target 4 Bulan Tuntas
Tim survei dari PT Adhikarya sudah mulai melakukan pengukuran lahan di kawasan Waesesa, Kecamatan Ile Ape, salah satu bidang tanah relokasi bagi wa
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM-LEWOLEBA-Tim survei dari PT Adhikarya sudah mulai melakukan pengukuran lahan di kawasan Waesesa, Kecamatan Ile Ape, salah satu bidang tanah relokasi bagi warga desa Tanjung Batu yang terdampak banjir dan longsor. Acara seremonial adat dilakukan di tanah relokasi oleh keluarga Suku Lamataro yang menghibahkan tanah seluas 3,5 hektar tersebut, Kamis (22/4/2021) pagi.
Surveyor PT Adhikarya, Feri Irawan, menjelaskan sebanyak 700 unit rumah bagi korban bencana akan didirikan di lahan Waesesa. Dua unit rumah contoh (mockup) sudah dipatok untuk dibangun terlebih dahulu.
Feri Irawan memaparkan pemerintah pusat memberi target 4 bulan pengerjaan perumahan hingga tuntas sampai bisa ditempati warga korban bencana.
Menurutnya, rumah bagi korban bencana itu merupakan model Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dari Kementerian PUPR dengan tipe 36.
"Bagus rumahnya," ujar Feri ditemui di lahan relokasi Waesesa.
Kata dia, material perumahan dari Kupang, Makassar dan Bali kemungkinan sudah tiba dalam pekan ini di Lembata.
Kata dia, selain lahan yang sudah dihibahkan keluarga Lamataro, kemungkinan masih ada penambahan bidang tanah lain lagi di sekitar lokasi tersebut.
"Kemungkinan ada penambahan lagi," katanya.
Sebagai informasi, seremonial adat di lahan relokasi dipimpin langsung oleh Beni Payong dari keluarga Lamataro dan tetua adat lainnya.
Hadir langsung dalam seremonial tersebut Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur, Kapolres Lembata AKBP Yoce Marthen dan Dandim 1624 Flotim-Lembata Letkol Czi Imanda Setyawan. Sebelum seremonial adat dilakukan, tim surveyor dari PT Adhikarya dan Pemda Lembata melakukan patok-patok batas pemukiman, bundaran dan lokasi fasilitas umum dan fasilitas sosial.
