Ahli Geolog Undana Kupang Minta Warga di Bantaran Kali Liliba Agar Terus Waspada

Ahli Geolog Undana Kupang Minta Warga di Bantaran Kali Liliba Agar Terus Waspada

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Irfan Hoi
Dosen Geologi Universtias Nusa Cendana (Undana) Kupang, Dr. Herry Kotta 

Ahli Geolog Undana Kupang Minta Warga di Bantaran Kali Liliba Agar Terus Waspada

POS-KUPANG.COM | KUPANG- Warga kelurahan Oebufu, Kota Kupang yang tinggal di Bantaran Kali Liliba di minta agar terus memwaspadai lokasi seputaran bahaya longsor, pasca longsor besar terjadi di wilayah tersebut.

Hal ini dikatakan Dosen Geologi Universtias Nusa Cendana ( Undana) Kupang, Dr. Herry Kotta, Jumat 16 April 2021 siang di wilayah kelurahan Oebufu.

Ia menjelaskan, kondisi tanah disekitar lokasi sangat rentan akibat gerusan air sehingga sewaktu-waktu terjadinya longsor yang bisa membahayakan warga sekitar.

Baca juga: Bakohumas Pemprov NTT Gandeng Bappelitbangda dan BPS Sosialisasi Si Mandataris

Baca juga: Dekan Agustina: Rawatlah Pasien Seperti Anda Merawat Orang Yang Anda Cintai

Meski demikian, kata Herry, keputusan pemerintah untuk merelokasi warga mesti dipikirkan kembali. Pasalnya, tidak semua warga ingin di relokasi dari tempat tersebut.

"Tidak semua tempat terdampak, hanya spot-spot tertentu yang membahayakan, sehingga butuh juga penelitian terkait hal ini, yang akurat," tegas ketua pengda Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) NTT ini.

Di menjelaskan, permasalahan utama di bantaran kali adalah masalah air. Baginya, masalah air merupakan pemicu paling besar atas bencana ini.

Ia pun meminta agar terkait masalah air agar bisa diatur secara teknis agar tidak menimbulkan kerentanan terhadap kondisi tanah disekitar bantaran.

Baca juga: Bank NTT Minta Dukungan BPJamsostek Pertimbangkan Kelonggaran

Baca juga: OMK Paroki Betun Sigap 1x24 Jam Distribusi Bantuan ke Korban Bencana di Malaka

"Secara geologi daerah bantaran sungai ini, gamping berada di atas lempung sehingga ditunjang dengan kemiringan yang agak curam dan ketika sudah jenuh air, lempung ini bisa berfungsi sebagai bidang gelincir," jelasnya.

Ia kembali menegaskan, tidak semua daerah dianggap sama dalam kerentanannya terhadap suatu bencana.

Selain itu, ia juga menyebut, aktifitas penambangan selama ini juga menjadi pemicu atas berbagai kerusakan infrastruktur saat bencana beberapa waktu lalu.

Menurutnya, aktifitas penambangan yang sangat dekat dengan fasilitas umum dan rumah warga, akan tergerus oleh air.

"Dalam aturan itu penambangan radiusnya 1 KM tidak bisa dekat dengan rumah atau jembatan," tandasnya.

Pantauan POS KUPANG.COM di kelurahan Oebufu RT 17 dan RT 14, puluhan rumah saat ini dalam kondisi rusak parah. Bahkan, Jalan menuju ke rumah warga di RT tersebut, kondisinya juga ikut rusak.

Daniel, salah seorang warga di RT 17 mengaku rumahnya saat ini dalam keadaan terbelah akibat tanah di sekitar rumah bergerak. Tembok rumah, menurutnya saat ini retak dan nyaris sebagian telah roboh. (Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi)

Kumpulan Berita Undana Kupang

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved