PKB NTT Solid Dukung Gus Ami Kader Desak Muktamar Luar Biasa

PKB NTT tidak terpengaruh dengan wacana Muktamar Luar Biasa ( MLB) untuk melengserkan Muhaimin Iskandar

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto PKB NTT Solid Dukung Gus Ami Kader Desak Muktamar Luar Biasa
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Ketua PKB NTT, Aloysius Malo Ladi

POS-KUPANG.COM  | KUPANG -Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB) Provinsi NTT beserta jajaran tidak terpengaruh dengan wacana Muktamar Luar Biasa ( MLB) untuk melengserkan Muhaimin Iskandar atau Gus Ami dari posisi Ketua Umum PKB.

Ketua DPW PKB NTT, Aloysius Malo Ladi mengaku tidak mendengar informasi MLB karena sibuk mengurus warga terdampak bencana. "Kita tidak dengar itu (isu MLB). Kita lagi sibuk urus masyarakat yang terdampak bencana," kata Alo ketika dihubungi via telepon, Selasa (13/4/2021).

Menurut Alo, tidak ada alasan fundamental untuk menggelar MLB. Ia menegaskan, PKB NTT berada satu garis komando bersama DPP dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. "Kita satu garis komando dengan pusat, dengan Ketua Umum Gus Ami," ujarnya.

"Kita tidak ada perubahan (sikap), karena NTT tetap komit baik kabupaten maupun provinsi, kita lebih fokus pada kerja politik dan kemanusiaan yang sifatnya untuk melayani masyarakat pasca bencana," tandasnya saat kembali dihubungi pada Rabu (14/4/2021).

Baca juga: Waktu Terbatas Promo Ngabuburit Alfamart HariIni 15 April 2021 Kecap Bangau Rp8.000, Frestea Rp3.000

Baca juga: Bank Mandiri Regional Denpasar, Salurkan Bantuan Bagi Warga Terdampak Banjir di TTU

Wakil Ketua DPRD NTT ini menilai, dinamika yang dimainkan oleh sebagian orang saat ini hanya untuk menghambat partai berkembang.

"Tidak ada hal yang perlu ditanggapi karena dinamika yang dimainkan ini tidak ada mengental yang harus ditanggapi. Ini isu yang dibuat untuk menghambat agar partai jangan berkembang," katanya.

Ia mengatakan, DPW PKB beserta jajaran tetap fokus pada pembenahan organisasi dan karya yang memberi manfaat bagi masyarakat.

"Kita bicara politik segala macam tapi kalau tidak memberi manfaat bagi masyarakat saya pikir itu terlalu jauh dari perjuangan politik yang sesungguhnya."

Kader PKB yang saat ini menjadi anggota DPRD NTT, Ana Waha Kolin mengaku tidak tahu wacana MLB. Ia beralasan sedang sibuk memantau dan mengurus masyarakat terdampak bencana banjir.

Baca juga: 50 KK Korban Bencana di Desa Nelelamadika Adonara Siap Direlokasi

Baca juga: Gunakan Helikopter ke Lembata, Wagub Nae Soi Pantau Distribusi Logistik kepada Pengungsi,Simak Info

"Saya tidak terlalu tahu, soalnya kami lagi sibuk pantau bencana nih, apalagi Dapil saya (Flotim, Alor & Lembata) terkena dampak semua," ujar An Kolin.

"Saat ini mereka sangat membutuhkan kehadiran kami. Mereka sudah memilih kami dan sekarang saatnya kami bertanggung jawab dan berkomitmen terhadap pilihan mereka," tambahnya.

Ia menegaskan, pengurus dan kader PKB NTT solid mendukung Muhaimin Iskandar.

"Untuk NTT, kami masih aman-aman saja di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum dan Hasanudin Wahid sebagai Sekjen. Kami sangat solid mendukung beliau," tegas An Kolin.

Anggota Fraksi PKB DPRD NTT, Yohanes Rumat mengatakan, pihaknya tetap konsisten pada hasil Muktamar Bali. "Kita menghargai informasi dan isu itu, tetapi sebagai sebuah organisasi punya aturan baik AD/ART maka prinsipnya kita konsisten pada hasil Muktamar Bali," kata Yohanes.

Ketua DPC PKB Kabupaten Manggarai Timur ini mengaku belum ada pihak manapun yang berkomunikasi mengenai rencana MLB.

"Sejauh semua DPC PKB yang tersebar di 22 kabupaten/kota dana DPW konsisten. NTT masih sangat solid untuk Gus Ami," ungkap Rumat.

Terpisah, Ketua DPC PKB Kabupaten Belu, Antonius Ugahari Luan mengaku tidak terpengaruh dengan wacana MLB.

"Saya belum tahu soal itu. Tapi itu semua karena ketidakpuasan dari hasil muslab. Contohnya, orang yang bukan kader partai diangkat jadi ketua. masalahnya itu. Tapi di NTT termasuk Belu tidak ada. Semua sesuai dengan mekanisme.dan prosedur partai," katanya.

Selain rasa tidak puas, Antonius menduga wacana MLB karena banyak keinginan dari kader untuk memimpin PKB. Menurutnya, di Belu juga ada manuver seperti pemilihan pengurus DPC. Kondisi itu karena ada pengaruh dari orang luar yang bukan kader PKB.

Antonius memuji Muhaimin Iskandar. Menurutnya, Gus Ami sosok yang baik, merangkul dan tidak ada masalah dalam partai.

Ia mengingatkan pengurus DPC PKB Belu agar jangan coba-coba melakukan manuver karena DPC PKB Belu masih tegak lurus pada kepemimpinan Muhaimin Iskandar.

"Saya ingatkan memang. Pengurus DPC PKB jangan coba-coba manuver. Semua pengurus harus tegak lurus pada kepimpinna bapak Muhaimin. Yang mau manuver, dia siap tanggung sendiri nanti," tegas Antonius.

Ketua DPC PKB Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Religius Usfunan mengaku, belum mendapat informasi adanya rencana MLB.

"Memang ada informasi itu di media sosial, tapi saya menganggap hal itu sebagai informasi hoaks karena baik dari DPW maupun DPP tidak pernah menyampaikan informasi itu," kata Egi.

Ketua DPC PKB Kabupaten Ngada, Bernandinus Dhey Ngebu mengatakan, belum ada yang menghubunginya untuk mengikuti MLB.

"Berdasarkan pantauan saya juga kemarin kami melakukan rapat pembentukan kepengurusan tidak ada pengurus yang dihubungi oleh oknum itu," kata Bernadinus.

Menurutnya, DPC PKB Ngada sangat kompak mendukung kepemimpinan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

"Ngada tidak ada yang tidak puas dengan kepemimpinan Cak Min. Mungkin di daerah lain mereka ada yang tidak puas, tapi itu hanya satu dua oknum saja," ujarnya.

Ketua DPC PKB Kabupaten Sumba Barat Daya, Tobias Dowa Lelu juga belum memperoleh informasi MLB. Ia memiliki tiga grup WhastApp tetapi belum ada satupun menyampaikan MLB. "Saya justru pertama kali mendapat informasi tersebut dari wartawan," katanya.

Dua Figur Ketum

Sejumlah kader PKB di daerah memunculkan dua nama untuk menggantikan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dari kursi Ketua Umum PKB.Kedua nama itu adalah Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut dan Putri Almarhum Presiden Abdurrahman Wahid, yakni Yenny Wahid.

"Yenny Wahid atau Menteri Agama untuk mengganti Cak Imin. Pak Mahfud sudah mundur, tapi dia back up di belakang," ujar seorang eks pengurus PKB kepada Tribun Network, Rabu (14/4).

Menurutnya, saat ini sudah terdapat 200 DPC yang menyuarakan untuk mendesak diselenggarakan muktamar luar biasa PKB. Rencananya akan ada pertemuan akbar antar DPC setelah bulan ramadhan. "Syawal. Tidak enak berantemnya bulan puasa," ucapnya.

Para DPC akan meminta nasehat dari para kiai sepuh untuk menyelamatkan PKB. "Syawal itu DPC-DPC kumpul semua, meminta para kiai sepuh, PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) untuk mengambil alih PKB yang sudah ke luar dari AD/ART partai," ujarnya.

Eks Wakil Ketua DPW PKB Banten, Abdul Roji memberikan dukungan agar diselenggarakan MLB. Ia berpandangan telah terjadi pelanggaran Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) hasil Muktamar Bali 2019.

Abdul Roji menyebut telah terjadi tindakan sewenang-wenang, terurama terkait pemecatan terhadap kader. Hal ini, menurutnya yang tidak sesuai dengan AD/ART partai.

"Tidak sesuai AD/ART, karena langsung tunjuk seolah partai punya dia. DPC-DPC ingin perubahan melalui MLB," tutur Abdul kepada Tribun Network, Rabu (14/4).

Yenny Wahid, melalui juru bicara Imron Rosyadi Hamid, angkat bicara mengenai gejolak di internal PKB.Saat ini beberapa kader di tingkat DPC PKB menginginkan digelarnya MLB. Yenny Wahid, melalui Imron, mengatakan sudah mendengar perihal dinamika tersebut.

"Mbak Yenny sudah mendengar berita-berita menyangkut dinamika internal PKB pasca dilangsungkannya Muscab serentak Tahun 2021 yang menimbulkan ketidakpuasan pengurus daerah," ujar Imron saat dikonfirmasi.

Dalam pandangannya, PKB dibawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar semakin menunjukkan watak oligarkis dan nepotisme yang tidak sehat bagi pengembangan demokrasi.

"Kami mengetuk kesadaran semua pihak termasuk internal DPP bahkan para sesepuh agar mengingatkan Muhaimin Iskandar dan lingkaran elitenya untuk kembali kepada sejarah awal berdirinya partai," kata Imron.

Termasuk sejarah masa lalu Cak Imin dalam memperlakukan Gus Dur dalam konflik PKB yang masih terus diingat warga NU. Gus Dur, lanjut Imron, tidak sekedar Pendiri PKB, tetapi juga cucu Hadratus Syech Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama yang seharusnya tidak diperlakukan seperti itu.

"Kami khawatir, diamnya para sesepuh akan dianggap sebagai upaya perlindungan kepada Cak Imin yang memiliki sejarah kelam terhadap Gus Dur sehingga berdampak pada penilaian negatif kalangan akar rumput terhadap para sesepuh. Kesadaran kolektif diperlukan agar proses demokrasi di PKB kembali bisa berjalan normal," ucap Imron. (hh/jen/din/rob/mm/pet/tribun network/denis)

Berita-berita PKB

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved