Teror Nekamese
Mencekam, Teror Orang Tak Dikenal di Kupang NTT, Rumah Dibakar, Diancam Dibunuh Warga Lari Ke Hutan
Mencekam, Teror Orang Tak Dikenal di Kupang NTT, Rumah Dibakar, Diancam Dibunuh Hingga Lari Ke Hutan
Ironisnya, kata dia, rumah yang dibakar pada tanggal 28 Maret 2021 adalah rumah yang lokasinya di luar lahan sengketa.
Sementara itu, Pendeta Gereja Gibeon Bone, Erna Rau Eda Fanggidae, S.Th mengaku ia diancam untuk dibunuh oleh sekelompok massa tak dikenal tersebut.
"Waktu itu saya sedang pimpin sidang majelis. Salah satu majelis saya datang dan menyampaikan bahwa Gereja akan diserang. Maka lonceng gereja terus dibunyikan," ujar Pdt. Erna Fanggidae.
Dia mengaku melihat mobil truk berwarna kuning yang melaju menuju arah Gereja Gibeon Bone, dengan memuat massa yang lengkap dengan busur dan anak panah.
Di antara puluhan massa, kata dia, ada satu warga desa setempat yang turut bersama kelompok perusuh itu.
"Saya suruh suami dan anak saya untuk segera lari. Kemudian saya tenangkan jemaat di Gereja dan saya kunci pintu. Saya lihat di antara massa itu ada warga jemaat saya," ucapnya.
Pdt. Erna kemudian mengajak jemaat untuk berdoa, namun dalam ketakutan karena mendengar bunyian dan teriakan massa. Usai berdoa, dia memberanikan diri keluar menggunakan toga dan berjalan menuju ke pertigaan.
Saat itu, ada dua orang yang memegang kelewang dan anak panah. Mereka melihatnya, namun Pdt. Erna tetap menguatkan diri.
Sesaat kemudian, massa pembakar rumah yang menggunakan mobil truk kuning menghampiri dan mengancamnya.
"Mereka bilang begini, ini dia juga. Bakar dia sudah. Bunuh dia. Saya kuatkan diri dan jawab, saya sekarang lagi pakai toga, mari dan bunuh saya," ungkapnya.
"Mungkin karena saya pakai toga makanya saya tertolong. Kalau tidak mungkin saya sudah dibunuh," sambungnya.
Sementara itu, Guster Tafoki yang merupakan salah satu korban menyatakan rumah, kios, dan bengkelnya ikut dibakar.
"Uang saya sebanyak Rp40 Juta di dalam rumah dan tiga celengan juga hangus terbakar saat rumah saya dibakar," ungkapnya.
Ia menuturkan saat kejadian siang itu, ia sedang mengikuti sidang majelis di gereja. Tiba-tiba sekelompok massa menggunakan truk datang dan langsung membakar dan merusaki rumah warga tanpa sebab.
Sebelum membakar rumahnya, massa yang menut dia, preman bayaran itu menjarah kios miliknya. Puluhan ternak piaraan warga desa pun dibunuh.