Pengakuan Korban Tenggelamnya Perahu di Pulau Ende,: Istri Belum Tau Kalau Azim Meninggal Dunia

Kisah Sedih dari Ende, Pengakuan Wawan, Tragedi Tenggelamnya Perahu di Pulau Ende, 'Bahagia di Surga Azim'

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Gordy Donofan
Dokumentasi Polsek Pulau Ende.
Pencarian penumpang perahu motor Empat Bersaudara yang tenggelam di Pulau Ende, Sabtu 3 April 2021. 

Kisah Sedih dari Ende, Pengakuan Wawan, Tragedi Tenggelamnya Perahu di Pulau Ende, 'Bahagia di Surga Azim'

POS-KUPANG.COM | ENDE - Tenggelamnya sebuah perahu motor Empat Bersaudara di Kecamatan Pulau Ende, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) Sabtu 3 April 2021, membekas di hati Wawan dan Aisyah.

Kecelakaan maut tersebut menyisahkan duka mendalam. Pasangan suami istri ini harus kehilangan buah hati mereka, Azim, yang masih berusia satu tahun.

Baca juga: Di Ende, Perahu Tenggelam Aisyah Berenang Sambil Bawa Balita, Sedih! Tidak Tertolong

Setidaknya, Aisyah sudah berjuang, menyelamatkan Azim, dengan bantuan sebuah papan.

 Adalah Abdul Hamid yang bertahan selama kurang lebih tiga jam di laut, mendekap Azim, ketika semua penumpang terpisah diterpa gelombang deras.

Wawan, kepada POS-KUPANG.COM, melalui sambungan telepon, mengaku tidak pernah membayangkan, bakal kehilangan Azim dengan cara yang tragis.

Sebenarnya Wawan dan Aisyah sudah diingatkan oleh sanak keluarga, untuk tidak berangkat ke Numba.

Namun, keduanya memutuskan berangkat. Kata Wawan, sebelum berangkat ia melihat laut tenang.

Baca juga: Rokok Salah satu Faktor Jumlah Penduduk Miskin di Ende Naik ? Simak Berita Ende TERBARU

Wawan dan Aisyah berangkat membawa dua anak mereka, Aburizal Alfahri dan Azim. Tercatat ada 24 penumpang dalam perahu tersebut, termasuk, keluarga kecil ini.

Rinciannya, laki - laki dewasa 4 orang, perempuan dewasa 9 orang, anak laki - laki balita 5 orang, anak perempuan balita 6 orang. Semuanya memiliki hubungan kekeluargaan.

Cerita Wawan, mereka ke Numba untuk menghadiri dan membantu acara fondasi rumah sanak keluarga mereka di Numba.

"Ada mau ikut fondasi di sana, fondasi rumah adik dari istri saya," ujar Wawan.

Perahu Empat Bersaudara, meninggalkan dermaga Pulau Ende sekitar pukul 08.00 Wita. Tidak disangka, baru lima belas menit berlayar, gelombang deras mulai menghantam perahu. Perahu motor berukuran 2,5 GT tersebut diterjang dengan gelombang setinggi 1 - hingga 2 meter.

"Saat belum ada gelombang deras saya masih bersama - sama dengan istri dan anak - anak. Tetapi ketika perahu mulai tenggelam, kami terpisah dan lompat ke laut. Waktu itu saya dengan anak saya yang lebih tua," kata Wawan.

Baca juga: Banjir Sampah dan Longsor Hiasi Wajah Kota Ende, Megy Blusukan, Perlu Gerakan Masif

Wawan menceritakan, kakinya luka akibat terkena jangkar perahu, sehingga membuatnya kesulitan berenang. Beruntung ada sebatang kayu. Kayu itu menjadi pegangan Aburizal sementara ia berenang mendorong kayu tersebut, hingga keduanya mencapai bibir dermaga.

Wawan mengaku, Aburizal sempat kelelahan. Namun Wawan berusaha meneguhkan hati putranya. "Saya bila, kita sudah hampir sampai," ungkapnya.

"Pas kami sampai dekat dermaga, orang - orang bantu. Saya sampai di dermaga, tidak bisa buat apa - apa, tidak bisa bergerak. Orang - orang pakai perahu, pergi bantu penumpang - penumpang yang lain," ungkapnya.

Lalu bagimana dengan Aisyah dan Azim? Wawan tidak mengingat apa - apa. Namun, dalam hati kecilnya, ia berdoa agar istri dan anaknya selamat.

Beberapa jam kemudian, perahu - perahu yang mencari para penumpang, kembali ke dermaga. Wawan mulai sedikit lega. Ia mengaku mendengar dari orang - orang sekitar bahwa Aisyah dan Azim ditemukan.

Namun, Wawan seketika panik ketika mendapati Azim dalam kondisi tidak bergerak dan tidak bernafas.

Wawan lantas mendekap Azim berjalan menuju Puskesmas Pulau Ende, diiringi isak tangis warga. Wawan berjalan cepat, kendati kakinya luka.

Wawan harus terima kenyataan, nyawa Azim tidak tertolong. Azim meninggal dunia. "Saya iklas, Azim bahagia di surga," kata Wawan terbata - bata.

Aisyah Belum Tau Azim Meninggal Dunia

Wawan mengaku, hingga saat ini Aisyah belum tahu bahwa Azim telah meninggal dunia. Asiyah tengah mendapat perawatan intensif di Puskesmas.

"Istri trauma, dia belum tau kalau Azim meninggal dunia," ungkapnya.

Wawan mengatakan, ia bingung bagimana nantinya menyampaikan soal Azim kepada Aisyah. Sementara Alif, kata, Wawan, kondisinya baik - baik saja.

Keterangan Kapolsek Pulau Ende

Kapolsek Pulau Ende, Ipda Kamaludin, kepada POS-KUPANG.COM, menerangkan, pihaknya sudah mengumpulkan informasi terkait peristiwa tersebut.

Ipda Abdul menyebut, perahu motor Empat Bersaudara yang tenggelam tersebut Abdul Hamid, yang juga ada di perahu saat kejadian.

Menurutnya, saat air memenuhi lambung perahu, semua penumpang lompat ke laut. Aisyah juga lompat lebih dulu ke laut, lalu Abdul Hamid menyodorkan sebuah papan untuk menempatkan Azim.

Namun situasi tersebut di luar kendali, sehingga semua penumpang terpisah akibat gelombang deras, termasuk Aisyah terpisah dari Azim.

Saat perahu perlahan mulai tenggelam, Abdul Hamid, memegang sebuah papan, sembari menggendong Azim.

Kapolsek mengatakan, Abdul Hamid berusaha mencari bantuan tetapi pandangannya terhalang karena tingginya gelombang, Abdul Hamid dan Azim pun terpisah dari penumpang lain.

Hamid bertahan di laut bersama Azim sekitar kurang lebih 3 jam sebelum di temukan oleh warga.

Warga yang membantu mencari penumpang yang tenggelam menggunakan perahu motor kurang lebih 20 perahu motor milik warga masyarakat, Pamerintahan Desa, Pamerintahan Kecamatan dan Polsek Pulau Ende.

Dalam peristiwa tersebut, ada satu korban meninggal dunia, yakni Azim. Lima penumpang masih dirawat di Puskesmas Pulau Ende termasuk Aisyah, sementara penumpang yang lain sudah kembali ke rumah masing-masing. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti).

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved