Kebun Undana Hadirkan Konsep Agro-Eko-Edu-Wisata
Universitas Nusa Cendana Kupang ( Undana Kupang), memiliki lahan seluas 4.2 hektar yang dijadikan kebun di Oenitu, Desa Mata Air
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Kanis Jehola
"Nanti kalau kita sudah launching sebagai objek wisata, kita tidak akan memasukkan kendaraan kedalam lokasi kita untuk parkir dan sebagainya. Parkir semua di luar, nanti kita kerjasama dengan masyarakat sekitar dan pemerintah desa jadi yang dibagian luar dari lokasi kita yang masih kosong itu bisa mereka tata untuk menjadi tempat parkir dan pendapatan itu untuk mereka," ujarnya.
"Harganya mereka yang tentukan mobil berapa motor berapa," tambahnya.
Dengan demikian, kehadiran kegiatan ini akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak sehingga akan terjalin hubungan baik.
"Kita jangan hanya memikirkan diri kita sendiri," tukasnya.
Konsep tersebut, selain untuk aspek pendidikan dan bisnis, juga untuk mendukung program Gubernur NTT dibidang pariwisata.
"Aspek bisnisnya, ini menjadi pendapatan Undana disatu sisi aspek bisnis untuk meningkatkan pendapatan masyarakat," ungkapnya.
Dodi menjelaskan, masa pandemi ini pihak Undana memakai waktu ini untuk melakukan persiapan berupa pembangunan - pembangunan.
"Tapi area produksinya tetap kita lakukan, sayur dan buah - buahan," tukasnya.
Lanjut Dodi, targetnya, pertengahan tahun ini sudah bisa kembali new normal dan kebun Undana sudah siap menerima pengunjung.
Kepala Divisi Agribisnis BPU Undana, Halena Meldy Asa mengatakan, sejak mulai dikembangkan tahun 2018 lalu, kebun Undana dipakai oleh mahasiswa Fakultas Pertanian yang sedang dalam masa Praktek Kerja Lapangan (PKL).
"Awalnya cuma tanam sayur - sayuran. Mereka pakai praktek PKL, kemudian ada beberapa SMK Jurusan Pertanian, Peternakan di situ. Anak - anak KKN juga gabung di situ. Ada schedulenya juga untuk PKL, Praktek untuk SMK sama KKN," jelas Meldy.
"Jadi, kita selalu libatkan mahasiswa, mereka praktek mulai dari awal pemilihan benih, persemaian sampai panen. Karena kalau mereka hanya dua tiga bulan berarti cuma sayur karena sebulan juga bisa panen," lanjutnya.
Selain itu, ada juga buah yang sudah ditanam untuk dipelajari seperti semangka dan anggur.
Kebun anggur sendiri, ungkap Meldy, merupakan kebun pengabdian Rektor Undana, Prof. Fredrik L. Benu, Ph.D. Hingga saat ini, sudah ada 100 pohon anggur di kebun Undana.
Untuk pengairan, jelas Meldy, digunakan sumur bor.
"Untuk tanaman sendiri ada satu sumur bor tapi karena kita ada mau pengembangan pembuatan kolam renang, kolam ikan, flying fox, kemudian untuk taman kita mau buat pendopo, lopo dan aula supaya ada yang mau datang bisa pakai jadi kita sudah tambahkan sumur bor," jelasnya.