Wujudkan Pariwisata Labuan Bajo Berkelanjutan dan Mandiri, Ini yang Dilakukan BPOLBF
Wujudkan Pariwisata Labuan Bajo Berkelanjutan dan Mandiri, Ini yang Dilakukan BPOLBF
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Upaya membangun Pariwisata Labuan Bajo menuju pariwista berkelanjutan dan mandiri perlu melibatkan semua pihak terkait.
Tanggung jawab ini tidak hanya diemban oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores ( BPOLBF), yang diberi tugas oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Kemenparekraf) untuk membantu memfasilitasi serta mengakselerasi kebutuhan Pariwisata Labuan Bajo.
Hal ini disampikan oleh Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina saat mengikuti Forum Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Berkelanjutan di Flores, Lembata, Alor dan Bima (Floratama) bersama stakeholder terkait yang bertempat di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Senin (29/3/2021)
Baca juga: Update Covid-19 Manggarai Barat : Lagi, 1 Pasien Positif Covid Meninggal Dunia
"Tentunya kami di sini sebagai Badan Otorita bertugas untuk memfasilitasi dan mengakselerasi sehingga terjadi kolaborasi yang lebih strategis dan juga lebih cepat dalam mencapai target-target kita menjadi pariwisata berkelanjutan yang mandiri," kata Shana Fatina dalam rilis yang diterima POS-KUPANG.COM, Kamis (1/4/2021).
Direktur BPOLBF, Shana Fatina dalam kesempatan itu menyampaikan pernyataannya melalui aplikasi Zoom Meeting secara online.
Dukungan dari pemerintah pusat bagi keberlangsungan pariwisata Labuan Bajo tentu tidak akan berlangsung seterusnya, untuk itu dalam masa percepatan ini, Shana mengajak pemerintah daerah melalui dinas-dinas terkait, pemerintah desa, para pelaku pariwisata, pelaku kuliner dan ekonomi kreatif, tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk bekerjasama, berkolaborasi serta membangun sinergitas guna mencapai target-target bersama dalam menjadikan pariwisata Manggarai Barat yang berkelanjutan dan mandiri.
Baca juga: Akunitas Manggarai Barat Dapat Bantuan Alat Kerja UMKM dari PT Telkom Tbk, Ini Tujuannya
"Seperti yang kita ketahui, pemerintah pusat tentu tidak akan mensupport Labuan Bajo selamanya, maka kita di sini sebagai sektor riil harus sadar dan siap untuk mandiri sehingga, ketika nanti setelah selesai masa percepatan ini, kita sudah punya ekosistem pariwisata berkelanjutan yang sehat dan kompak, dan tentunya bisa mewujudkan pariwisata kelas dunia. Untuk itu mari kita bergandengan tangan, bersama-sama bekerja dengan berkolaborasi karena tentunya membangunan pariwisata bukan untuk siapa-siapa tetapi untuk masyarakat Manggarai Barat," ujarnya.
Menuju Pariwisata Manggarai Barat yang berkelanjutan dan mandiri tentu membutuhkan perhatian dari semua pihak.
Kolaborasi serta kerjasama yang dimaksud bertujuan mengatasi berbagai kendala yang muncul di berbagai sektor.
Dalam diskusi ini, beberapa kendala seperti keterbatasan Sumber Daya Manusia, sulitnya akses menuju desa potensi wisata, kurangnya pelatihan dan pendampingan bagi pokdarwis di setiap desa serta keterbatasan jaringan internet dibahas bersama.
Perwakilan Politeknik El Bajo Commodus, Andi Iwan Iswanto berharap, pemerintah mampu mendorong serta mendukung generasi muda dalam mengembangkan minat mempelajari dunia kepariwisataan dengan baik.
"Bekerjasama dengan Swiss Contact, kami sudah menyusun indikator bagaimana desa ini sudah siap untuk dikembangkan menjadi Desa Wisata. Sayangnya ada permasalahan akses serta atraksi yang belum dikembangkan ataupun belum diakui sebagai potensi. Selain itu SDM di desa wisata menurut saya belum siap menerima tamu, menjamu tamu, memandu tamu, hingga saran kami, kami berkomitmen secara pendidikan formal melalui ilmu, hanya minat anak-anak muda untuk memilih pariwista sebagai jalan hidup belum terlalu tinggi. Diharapkan ada stimulus minat untuk terus kuliah di bidang pariwisata. Hingga bidang ini bukan bidang yang tabu atau dianggap tidak menghasilkan," kata Andi Iwan Iswanto yang juga Wakil Direktur Politeknik El Bajo Commodus ini.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Golo Cucu, Desa Kempo, Kecamatan Mbeliling, Arkadius Yacob dalam diskusi mengungkapkan kendala buruknya akses menuju hampir semua desa wisata yang ada di wilayah Manggarai Barat.
"Kami sudah membentuk wadah pokdarwis secara swadaya dari masyarakat. Saat ini, kami sedang membuat perencanaan-perencanaan dari basis masyarakat. Dari sisi pokdarwis kami merasa perlu pendampingan mulai dari instansi terkait khususnya pemerintah. Karena terus terang, pokdarwis ini masih sangat minim dari berbagai aspek. Terutama dari aspek transportasi menuju desa, aspek sumber daya dan aspek permodalan," jelas Arkadius.
Sementara Itu, Koordinator Rencana Pengembangan Gereja Tua Rekas, Pater Yanuaris, SVD mengapresiasi terpilihya Gereja Tua Rekas sebagai destinasi wisata religi di Manggarai Barat.