Paskah 2021

Tata Perayaan dan Makna Tri Hari Suci: Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci dan Paskah 2021

Umat kristiani seluruh dunia sedang berada dalam rangkaian perayaan pekan suci Paskah 2021.

Editor: Agustinus Sape
AFP/VATICAN MEDIA/HO
Paus Fransiskus ketika mencium kaki salah satu tahanan dalam ritual pembasuhan kaki, masa sebelum Paskah di Penjara Regina Coeli di Roma, Italia 29 Maret 2018. 

*Pemindahan Sakramen Mahakudus dan Tuguran

Misa Kamis Putih tidak diakhiri ritus penutup atau berkat dari Imam melainkan langsung dilanjutkan dengan pemindahan Sakramen MahaKudus. Sakramen MahaKudus yang ditempatkan dalam sibori ini akan diarak ke tempat yang telah disiapkan.

Prosesi pemindahan Sakramen MahaKudus ini diiringi dengan lagu Pange Lingua. Tuguran artinya berjaga-jaga. Pada malam Kamis Putih ini kita berjaga-jaga bersama-sama Yesus yang saat itu sedang berdoa di Taman Getsemani.

JUMAT AGUNG

Suasana yang sunyi, nyanyian tanpa musik, altar yang kosong, tabernakel terbuka lebar, lampu merah yang menandakan kehadiran Tuhan dipadamkan, lampu Gereja yang mati.

Baca juga: Hari Kamis Putih, Perjamuan Malam Terakhir, Pembasuhan Kaki dan Maknanya  bagi Umat Kristiani

Jumat Agung adalah hari kita memperingati wafat Kristus. Pada hari itu, seluruh umat Katolik diharapkan melakukan tindakan pantang atau puasa (bagi yang mampu).

Satu hal penting yang perlu kita ketahui adalah seluruh perayaan yang kita lakukan pada Jumat Agung adalah ibadat, bukan Perayaan Ekaristi.

Pada hari Jumat Agung, tidak ada peristiwa konsekrasi atau doa syukur agung yang biasa dilakukan Imam.

Komuni yang dibagikan pada ibadat Jumat Agung adalah Hosti yang telah dikonsekrasikan pada malam sebelumnya (Kamis Putih).

 Dan sakramen yang boleh diberikan pada hari Jumat Agung hanyalah Sakramen Tobat dan Sakramen Perminyakan.

Bagian-bagian Ibadat Jumat Agung

Ibadat Jumat Agung sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang jam 3 dan Ibadat Jumat Agung terdiri dari 3 bagian yaitu:

A. Ibadat Sabda

Ibadat Sabda diawali dengan perarakan Imam dan para Putra-Putri Altar. Perarakan ini dilakukan tanpa suara dan tanpa lagu sedikit pun.

Pada saat berada di depan altar yang kosong, imam dan petugas misa akan menelungkup di depan Altar selama beberapa saat atau kurang lebih 5 menit sambil mengucapkan doa dalam hati.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved